Mohon tunggu...
Julius Manihuruk
Julius Manihuruk Mohon Tunggu... -

hesperonesia.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Atlantis [I]: DialogTimaeus

10 Agustus 2012   00:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:00 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di festival inilah Kritias mendengar kisah Solon, penyair dan reformis ekonomi Attika (Yunani), sekaligus ahli dalam bidang hukum, yang hidup 2600 tahun lalu (600 SM). Solon sebagai duta bangsa melakukan perjalanan ke Mesir untuk memperkenalkan kebudayaan negerinya. Sesampainya di Mesir Utara, ia mengunjungi kuil Neith di kota Sais di pinggir sungai Nil. Di sana ia berbicara dengan para pendeta tentang sejarah manusia yang di mulai dari kisah Phoroneus dan Niobe (Adam dan Hawa Yunani), lalu di susul dengan kisah bencana air bah yang menonjolkan kepahlawanan Deukalion dan Pyrrha (seperti Nuh dan istrinya) termasuk keturunan-keturunan mereka. Akan tetapi di tengah-tengah percakapan salah satu pendeta berkata;

..

"Wahai Solon, Solon, kamu orang Hellenes akan tetap menjadi anak-anak, karena tiada orang dewasa di antara kalian."


..

Awalnya mungkin Solon tidak mengerti sindiran itu. Lalu pendeta itu menjelaskan nenek moyang orang Yunani tidak punya tradisi ataupun ilmu yang berarti yang bisa di turunkan kepada masyarakatnya, sebaliknya Mesir yang megah selama ribuan tahun menjadi besar di karenakan ilmu-ilmu yang di turunkan secara turun menurun dan terpatri abadi di semua  kolom dan tiang termasuk lembaran-lembaran papirus yang terdapat di kuil-kuil atau pun di  pemakaman raja. Solon mungkin malu dan bingung mendengarnya lalu ia minta di ceritakan tentang sejarah yang sebenarmya. Si pendeta itu pun menyanggupinya dan mulai bercerita;

..

"Telah terjadi, dan akan terjadi lagi, pemusnahan-pemusnahan terhadap umat manusia yang timbul dari berbagai sebab, yang terbesar telah di wakili oleh unsur api dan air, dan selebihnya skalanya lebih kecil namun tak terhitung banyaknya."


..

Kemudian ia mengoreksi sejarah manusia yang telah di utarakan oleh Solon dengan menambah kisah Phaeton (api yang jatuh dari langit). Lalu ia menjelaskan apa yang telah menimpa negeri leluhur mereka dahulu, sehubungan dengan unsur-unsur yang ia sebut di atas, yaitu;

..


  • Api: bencana berupa samudra api yang menimpa Mesir dan menyebabkan orang-orang yang tinggal di pegunungan, dataran kering, dan dataran tinggi menjadi korban sementara bagi mereka yang tingal di perkotaan yang umumnya di pesisir pantai dan pinggir sungai selamat.

  • Air: bencana berupa air bah yang menimpa Yunani menyebabkan mereka yang tinggal di pesisir pantai  dan perkotaan hanyut terseret banjir menyisakan beberapa yang tinggal di pegunungan yang umumnya para gembala yang miskin pendidikan dan miskin ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, Yunani mengulang lagi peradabannya dari awal.


..

Pendeta itupun melanjutkan ceritanya dari awal peradaban manusia yang di mulai dari Yunani  9000 tahun yang lalu (kira-kira 11.600 tahun yang lalu dari sekarang) dan Mesir 8000 tahun yang lalu (10.600 tahun lalu). Plato dalam tulisannya menulis bangsa ini sebagai bangsa-mulia yang terlahir dari Hephaestus (Vulcan) dan Ge/ Gaia (bumi). Hephaestus adalah dewa api, gunung vulkanik, dan teknologi (ahli logam).

..

“Pada awalnya, terdapat kasta/ kelas dari para pendeta, yang di pisahkan dari semua orang lain; selanjutnya, ada para pandai ahli atau para penemu (pengrajin, pencipta), tanpa saling bercampur (intermix), dan terdapat juga kelas gembala dan pemburu, juga  para petani; dan kamu akan perhatikan juga bahwa serdadu di Mesir kelasnya berbeda dari yang lain, dan di tugaskan oleh hukum untuk mencurahkan diri sepenuhnya untuk pengabdian militer; terlebih lagi, senjata yang mereka bawa adalah perisai dan tombak bergaya Asia yang mana sang dewi telah ajarkan pertama kalinya kepada kami, seperti di dunia mu kalian lah yang pertama. Dewi Athena, dewi perang dan cinta memilih mu terlebih dahulu untuk tinggal di tanah yang subur itu dan membentuk masyarakat yang memujanya dan munculnya orang-orang bijak dari sana.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun