Mohon tunggu...
Hesdo Naraha
Hesdo Naraha Mohon Tunggu... Freelancer - Sharing for caring by "Louve" from deep Instuisi-Ku

God Is Good All The Time 💝

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pada Buah yang Membusuk, Ada "Benih Kehidupan" yang Siap Menumbuh

20 April 2024   09:00 Diperbarui: 21 April 2024   01:21 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seandainya saya menjadi Bodhi, mungkin mata saya akan perih karena melihat dominasi warna merah yang berarti kemarahan.

Namun hari ini, saya justru menikmati banyaknya pelangi indah di mata saya. Anak-anak yang saya dampingi merupakan korban dari kenyataan hidup yang tidak mudah, mereka adalah buah hati yang tidak dianggap oleh orangtuanya, namun kehidupan memberikan mereka kesempatan untuk dicintai oleh lebih banyak orang.

Suatu waktu, saya harus menemani seorang anak perempuan untuk belajar. Namanya ‘C’. Dia perlu mengerjakan tugasnya dengan laptop, sehingga saya perlu menemaninya selama mengerjakan tugas tersebut.

Di saat waktu sudah berjalan hampir dua jam, pekerjaannya pun selesai, dial alu meminta beberapa menit untuk membuka Google dan YouTube.

Awalnya saya berpikir dia akan membuka Youtube untuk menonton film kartun, rupanya dia menyaksikan video mengenai seorang anak Papua yang viral. 

Ada hening yang cukup lama, C begitu serius menatap layar laptopnya, dan tiba-tiba saja keheningan itu berubah; dia tersentuh dan menitihkan air matanya.

C bercerita akan rasa harunya melihat anak kecil itu sangat bahagia mendapatkan hadiah dari tentara.

Menurut C pemandangan itu membuatnya terharu, lebih-lebih bukan karena sebuah tontonan kesedihan tetapi justru karena kebahagiaan orang lain yang hidupnya menderita.

Saya kemudian mengingat momen itu sebagai suatu memori yang indah di dalam hati. Awalnya saya hampir menyerah membayangkan kehidupan anak-anak itu, mereka yang sepanjang penglihatan saya -meski tak sehebat Bodhi, rasanya sulit untuk mengubah emosi mereka yang sangat fluktuaktif ini menjadi lebih stabil.

Namun ketika melihat momen C yang menangis karena kebahagiaan orang lain membuat hatinya tersentuh, disitulah saya percaya bahwa pada buah yang nampaknya sudah busuk; sebenarnya ada benih kehidupan yang akan menumbuh.

Akhirnya saya menyadari bahwa kemarahan adalah bagian dari ekspresi emosi atau perasaan manusia, meski begitu kasih sayang dan empati akan selalu menjadi benih yang kapan saja siap untuk dirawat agar dapat tumbuh dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun