Jika demikian adanya, maka sia-sialah kita bertumbuh dan menjadi manusia. Oleh karena kita lebih memilih hal-hal yang mudah dan berumur pendek -eksistensi yang sementara, daripada menjadi yang bertahan lama dan mampu melawan badai yang dahsyat.
MENJADI ELANG
Tidak semua orang selalu menyukai ketinggian, bahkan dalam penelitian psikologis pun terdapat kondisi di mana seseorang memiliki ketakutan atau fobia terhadap ketinggian -disebut sebagai akrofobia. Jika hal ini terjadi, maka seseorang akan menolak untuk melakukan perjalanan yang menyenangkan seperti mendaki gunung, atau memilih untuk tidak menggunakan lift dan eskalator. Tentu ada sederet penjelasan psikologis dan psikiatrik yang mampu menjawab alasan di balik terbentuk akrofobia, namun hal tersebut tidak berarti kita dapat membatasi diri untuk tidak terbang yang lebih tinggi.
Seekor burung Elang betina, biasanya akan mengerami telur-telurnya selama 35 hari, lalu selepas itu anak-anaknya akan mulai diajarkan untuk terbang, kemudian dibebaskan hidup secara individual di alam liar.
Menurut Prof Rhenald Kasali, kehidupan semacam inilah yang seharusnya dimiliki oleh generasi muda. Hal ini dipaparkan dalam Strawberry Generation mengenai pentingnya melatih anak-anak mengalami kesulitan, menghadapi tantangan, dan tumbuh dalam keterbatasan. Karena dengan proses yang sulit, penuh tantangan, dan keterbatasanlah maka seseorang akan belajar untuk bertahan atau survive.
Memilih menjadi Elang adalah sebuah gambaran mengenai dinamika kehidupan yang kuat, tahan banting, dan persisten. Seandainya seeokor anak elang tidak pernah diajarkan oleh induknya untuk terbang dari ketinggian, maka tentunya anak elang tersebut hanya akan menjadi elang kecil yang kehilangan nature-nya sebagai hewan bebas serta tangguh. Sebagai hewan liar, elang dikenal dengan ketajaman penglihatannya, kekuatan cakarnya yang tajam dan cekatan, serta kepakkan sayapnya yang lebar juga tangguh menerjang angin kencang.
Jika ditanya ingin menjadi hewan apa? Maka saya akan memilih "jadi Elang aja!"
Menjadi seperti elang adalah sebuah kesadaran dan pilihan hidup. Sebab jika tidak menjadi elang, maka kita akan terlena dalam kehangatan, kenyamanan, dan keindahan yang sementara. Akhirnya, di saat banyak elang sudah terbang lebih tinggi, seekor kupu-kupu hanya mampu mencari bunga di taman kecil lalu bertahan hidup sampai 30 hari yang tidak lama.
MENJADI 'SANG ELANG'
Hari ini terhitung dua hari saya berada di Jakarta. Sebuah pilihan yang tidak mudah, namun tidak juga sulit untuk diputuskan. Seperti halnya lirik lagu Tulus "tak sulit mendapatkanmu, karena sejak lama kau pun mengincarku". Saya memang tidak lagi berkeinginan untuk tinggal di Jakarta, dulu rencana itu pernah ada sewaktu masih SMK, namun selepas lima tahun terakhir berdomisili Yogyakarta; saya telah mengubur keinginan itu.
Alasan saya sederhana, Jakarta merupakan kota yang terlalu sibuk, terlalu ramai, penuh tekanan sosial (misalnya jalanan macet, biaya hidup tinggi), hingga tidak lagi ramah lingkungan. Mendiami Jakarta sama saja dengan menyakiti Jakarta itu sendiri. Inilah persoalan ekologis yang juga membuat saya bersedih hati, sehingga saya menolak untuk tidak tinggal di Jakarta.