Mohon tunggu...
Hesdo Naraha
Hesdo Naraha Mohon Tunggu... Freelancer - Sharing for caring by "Louve" from deep Instuisi-Ku

God Is Good All The Time 💝

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

2024 Sebuah Tahun yang Baru

19 Januari 2024   10:02 Diperbarui: 19 Januari 2024   10:07 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Dapatkah saya menyebut bahwa "saya cukup terlambat dalam merefleksikan resolusi di tahun baru?" itulah pertanyaan saya pagi ini.

Menjelang akhir 2023, saya mulai kehilangan intensitas dalam menggunakan media sosial, bersamaan dengan rusak ponsel saya maka banyak momen dan kesempatan berbagi cerita yang akhirnya terlewatkan. Namun bagi saya, itulah perayaan kecil yang patut disyukuri, karena dengan begitu saya dapat memasuki tahun baru dalam sebuah tantangan; yaitu tidak terlalu aktif menggunakan media sosial.

Pernah di suatu waktu yang lalu, saya merapalkan dalam hati sebuah keinginan 'andai saja saya bisa bebas tanpa ponsel, barang dua tiga hari saja, tentu rasanya sungguh meneduhkan'. Saya membayangkan bahwa di tengah gempuran kebutuhan akan koneksivitas di ruang siber, tentu kesadaran untuk menikmati dunia nyata menjadi semakin tipis. Bukan tanpa alasan, sebab sekali membuka media sosial, kadangkala tanpa terhitung sudah ada ribuan menit yang terlewatkan begitu saja, sunggulah kebiasaan itu perlu diredam dan dikontrol.

Ketika saya harus memasuki tahun baru dengan berkurangnya intensitas berselancar di media sosial, maka bagi saya itulah jawaban atas keinginan saya dahulu.

Tahun baru perspektif baru 

Ketika tahun 2024 sudah berjalan sejauh 19 hari, saya merasa bahwa bukan perkara muda untuk berkomitmen tentang menjadi manusia baru di tahun yang baru. Pasalnya dalam beberapa kesempatan saya menyadari bahwa ada tabiat-tabiat lama yang ikut terbawa di tahun ini.

Namun dalam pemerenungan saya akan hal itu, saya lalu menyadari bahwa sejatinya bukan hal yang sepenuhnya salah jika kita menyadari adanya hal-hal lama yang terbawa di tahun baru. Tentunya hal ini dasarkan pada kesadaran bahwa sebagai manusia, kita membutuhkan waktu untuk berproses. Tidak semua hal dapat terjadi secepat kilat, apalagi dengan momentum pergantian tahun dari tanggal 31 Desember ke 1 Januari adalah jarak 24 jam yang sangat singkat. Maka sudah menjadi realitas bahwa perubahan-perubahan tidak bisa terjadi begitu saja dalam beberapa kedipan mata.

Meskipun begitu, saya akhirnya sadar bahwa untuk mencapai perubahan yang lebih baik di tahun ini, maka saya membutuhkan kaca mata baru -sebuah perspektif yang berbeda.

Dua tahun terakhir saya menghidupi nilai "let it flow". Sebuah pemaknaan akan hidup yang berjalan apa adanya, tidak ada tuntutan, tidak perlu target, ambisi, dan tekanan. Biarkan hidup berjalan begitu saja. Itulah let it flow yang saya anut, namun rasanya tahun ini ada sebuah perspektif baru yang saya pakai untuk memandang kehidupan, yaitu "have courage and be kind". 

"Milikilah keberanian dan bertindaklah yang baik" 

(Cindirela) 

Di akhir tahun lalu, saya ikut open pre-order (PO) buku terbaru Henry Manampiring. Judulnya The Compass (Filosofi Arete untuk hidup bahagia sejati). Setelah banyak belajar dari Filosofi Teras, maka saya percaya bahwa The Compass akan memberikan banyak perspektif baru bagi saja dalam menjalani tahun 2024.

Dalam dua bab pertama buku ini, Om Piring -panggilan netizen kepada HM, telah membuka mata kita dengan ajakan untuk merenungkan sejumlah kondisi dalam hidup yang akan menuntut kita dalam mengambil Keputusan terbaik. Tentunya bukan perkara yang mudah untuk melakukan satu dua hal yang kita anggap serius dan berdampak luas, namun dalam situasi tertentu kita dituntut untuk bertindak lebih cepat sehingga perlu adanya pertimbangan-pertimbangan bajik yang tidak merugikan. Melalui The Compass, Om Piring berbicara mengenai empat virtue atau keutamaan yang perlu dimiliki oleh manusia, antara lain: Keberanian (courage), keadilan (justice), keugaharian/kesederhaan, dan praktik kebijaksanaan (practical wisdom). 

Ketika seorang teman bertanya kepada saya "apa resolusimu di tahun 2024?"

Sejujurnya saya tidak punya jawaban apa-apa atas pertanyaan itu. Saya tidak yakin bahwa ada resolusi yang konkrit dan siap ditujui dalam menjalani 2024. Rasa-rasanya nilai "let it flow" masih menguat dalam hati dan pikiran saya, sehingga sama sekali belum ada pemerenungan untuk menentukan resolusi tahun ini.

Tetapi jauh di dalam hati saya, empat keutamaan yang ditawarkan oleh Filosofi Arete rasanya akan menjadi sebuah panduan bagi saya menjalani tahun ini. Menjadi berani, menjadi adil, menjadi sederhana, dan menjadi bajik kiranya menjadi resolusi saya di tahun 2024.

Have courage and be kind

Saya teringat pada seorang teman yang menuliskan kalimat di atas pada bio Whatsapp-nya. Darinya saya belajar mengenai dua hal itu, miliki keberanian dan menjadi baik. Tentu bukan hal yang sederhana, bukan juga keputusan yang mudah. Apalagi jika suatu tindakan yang dilakukan akan menyangkut dengan individu atau kelompok lain, maka tentu saja perlu ada pertimbangan yang matang, namun di lain sisi kadangkala akan muncul suatu keterkejutan lain -misalnya sebuah pengorbanan.

Saya menyaksikan percakapan sepanjang 54 menit pada kanal Youtube Melanie Richardo bersama Jefry Waworuntu dan Ruth Sahanaya. Saya mendengar bagaimana mereke berkisah tentang perjalanan rumah tangganya yang sudah memasuki usia perkawinan ke-28 tahun. Ada satu kekaguman yang luar biasa pada sosok Jefry, karena pengorbanannya untuk menjadi redup dari dunia entertainment dan memberikan dukungan sepenuhnya kepada Ruth Sahanaya, istrinya.

Kata Jefry "God want me to take care of Her -Ruth, and God will take care of me". Bagi saya bukanlah perkara untuk melakukan apa yang dilakukan oleh Jefry kepada Ruth. Di era 80an keduanya memiliki nama besar dan panggung di dunia selebriti Indonesia, tetapi pengorbanan Jefry adalah sebuah bentuk keberanian dan kebaikan yang menjadi satu.

Mungkin saja saya tidak akan pernah bisa seperti banyak orang sudah mulai menata langkah demi langkah di 2024 dengan berjibun resolusi. Mungkin juga sulit bagi saya untuk memiliki keluasan hati seperti sosok Jefry Waworuntu. Mungkin saja kompas yang saya pegang tidak secara akurat menunjukkan arah kepada saya. Tetapi kiranya saya, Anda, dan kita semua dapat menatap 2024 ini dengan penuh harapan. Meminjam kata-kata Goenawan Mohammad, maka ada ajakkan untuk "tetaplah berprsangka yang baik pada saja."

Kiranya tahun ini dijalani dengan penuh syukur, welas diri, keterbukaan, realistis, dan go with the flow. 

-Selamat Merayakan Hidup-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun