Film Laskar Pelangi sebagai sebuah karya besar yang diadopsi berdasarkan realita, film ini ditayangkan untuk pertama kalinya pada tanggal 25 September 2008.
Jika dihitung usianya hampir 12 tahun menemani banyak anak-anak dan orang dewasa untuk tetap berani bermimpi dan berusaha keras dalam menggapai cita-cita; sekalipun mungkin setiap cita itu begitu jauh rasanya, khalayaknya bintang di langit.
Siapa saja yang menonton Film Laskar pelangi akan merasakan sesuatu yang berbeda, film ini memberikan semangat, motivasi dan juga harapan besar pada setiap kita bahwa berjuang haruslah sepanjang waktu, tidak ada kata ‘nanti’ untuk berjuang demi mewujudkan setiap mimpi.
Tahun ini perhelatan Hari Pendidikan Nasional diperingati dengan tema: “Belajar Dari Covid-19” sebuah tema yang sangat menarik, dan tidak biasanya dipakai, namun tema ini ingin mengajak kita untuk melihat, merasakan dan berpikir secara realistis bahwa benar adanya; semenjak pandemi Covid-19 mewabah di Negara kita, dan semua Negara di dunia begitu banyak hal berubah, dan terjadi begitu saja.
Oleh sebabnya Mas Menteri Nadeim Makarim (Menteri Pedidikan Indonesia) dalam sambutannya di peringatan HARDIKNAS tahun 2020, menyatakan kepada kita semua bahwa :
Pertama. Ini adalah kali pertamanya guru-guru melakukan pembelajaran secara online.
Kedua. Orang tua untuk pertama kali menyadari betapa sulitnya tugas guru, dan tantangan untuk mengajar anak secara efektif.
Ketiga. Guru-siswa-orang menyadari bahwa pendidikan bukan hanya suatu hal yang dilakukan disekolah, tapi pendidikan yang efektif membutuhkan kolaborasi antara ketiga pionir ini.
Keempat. Melalui Covid-19 masyarakat juga belajar betapa pentingnya pola hidup sehat, dan betapa pentingnya norma-norma kemanusiaan didalam masyarakat, termasuk timbulnya empati, dan solidaritas diantara kita.
Dan yang terakhir. Mas Menteri menegaskan bahwa “Ini saatnya berinovasi dan bereksperimentasi, dan saatnya untuk belajar mendengar hati nurani, untuk belajar dari Covid-19.”
Pendidikan Masa Kini Vs Pendidikan di Masa Laskar Pelangi
Betapa bahagianya bukan? Ketika kita diminta untuk tetap #dirumahaja namun aktivitas belajar kita tetap harus berlangsung. Persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan masa kini tidaklah berbeda jauh dengan persoalan yang digambarkan dalam film Laskar Pelangi.
Problematika yang muncul karena adanya ketimpangan ekonomi adalah hal yang masih digumuli oleh para pembelajar didaerah-daerah terpencil; mirisnya kalau Laskar Pelangi masih memiliki gedung sekolah walaupun tidak layak, justru banyak diantara kita yang belum memiliki gedung belajar sama sekali.
Minimnya tenaga pendidik yang berkompentensi adalah problematika yang dihadapi oleh Laskar Pelangi, tetapi juga oleh kita disaat ini. Sungguh disayangkan ketika begitu banyak anak-anak yang tidak bisa belajar sekalipun memiliki gedung sekolah, karena kurangnya guru sebagai tenaga pendidik.
Realita ini terjadi pada salah satu sekolah didaerah saya di Maluku Tenggara, sebut saja kampung/desa (W); akibat keterbatasan guru, seorang Pendeta (Sebagai pelayan Gereja) lalu turun tangan mengambil alih sebagai pengajar demi mengisi kekosongan yang ada, dan tetap menjamin berlangsungnya pendidikan bagi anak bangsa.