(sebuah refleksi ditengah peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2020)
Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau seringnya disingkat menjadi: HARDIKNAS, setiap tahun diperingati pada tanggal 02 Mei; sebagaimana hari kelahiran Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Indonesia.
Sejarah pendidikan di Indonesia tidak lepas dari begitu banyak realita kepahitan hidup pada masa-masa awal, tertekan serta terhimpit oleh berbagai alasan penjajah, justru sama sekali tidak memadamkan Api semangat; perjuangan para tokoh disetiap masanya dalam menjalankan giat pendidikan dimasa lalu.
Berpuluh-puluh tahun berlalu, sejak Ki Hajar Dewantara lebih dulu menanamkan dasar bagi pendidikan di Negara kita tercinta: Indonesia, hari ini wajah pendidikan masih saja diperhadapkan dengan berbagai persoalan.
Namun apakah setiap persoalan akan memadamkan semangat juang kita, yaitu: Kita yang mengajar dan belajar! Apakah demikian? Jawablah pertanyaan itu didalam hati masing-masing, sembari melihat sejauh mana ‘saya’ sudah berjuang.
Mungkin Api semangat, dan perjuangan itu masih tetap membara
Siapakah yang tidak mengenal sebuah film bertema Pendidikan, karya: Mira Lesmana (sebagai produser), dan Riri Riza (sebagai sutradara). Setiap kali Peringatan Hari Pendidikan Nasional, film ini selalu menjadi rekomendasi utama untuk ditontonkan sebagai sebuah pembelajaran; dengan alasan bahwa film tersebut mengajarkan nilai semangat juang, kesetiaan, konsistensi, kesabaran, serta patang menyerah yang sudah seharusnya dimiliki oleh setiap kita pelajar Indonesia dimana pun berada.
Film Laskar Pelangi menceritakan perjuangan hidup para pembelajar dalam menghiupi pahitnya kenyataan hidup dimasa itu, ketika setiap orang yang ingin belajar harus bersusah payah, mengobarkan banyak hal demi terwujudnya pendidikan yang layak.
Pembelajar dalam pandanganku ialah terdiri atas dua elemen yang saling berkaita yaitu: pertama ‘Orang yang belajar’ adalah penekanan pada siswa; atau orang-orang yang berusaha untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Dan yang kedua adalah ‘Orang yang mengajar’ penekanannya pada guru/tutor/mentor atau siapapun yang memberi, dan membagi pengetahuannya.
Sebelas tokoh utama yang menggambarkan ciri, dan karakteristik pelajar, dan dua tokoh utama yang menunjukan sikap, dan kepribadian guru dalam film Laskar Pelangi begitu jelas menunjukan seperti apa wajah pendidikan Indonesia; di daerah-daerah terpencil, di tengah-tengah kehidupan masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah. Tentu segala keterbatasan yang dimiliki sangatlah menyedihkan, dan disayangkan mengapa masih terjadi, dan bahkan tetap ada!