Mohon tunggu...
Hesdo Naraha
Hesdo Naraha Mohon Tunggu... Freelancer - Sharing for caring by "Louve" from deep Instuisi-Ku

God Is Good All The Time 💝

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Manusia Bukan Robot, Perubahan adalah Hasil Refleksi dan Proses Belajar, Tidak Instan dan Butuh Waktu

17 April 2020   23:00 Diperbarui: 17 April 2020   23:35 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sehingga yang harus dipahami bahwa manusia bukanlah robot, manusia memiliki kebebasan dalam menentukan jalan hidupnya, terdapat banyak jalan maka dia bebas memilih jalannya; disinilah orang tua hadir sebagai navigasi yang  membantu memberikan opsi, bukan menjadi hakim yang memutuskan pilihan atas hidup anaknya.

Jika manusia bukan robot, maka: Dia seharusnya mengalami perubahan atas dirinya melalui prosesnya sendiri, bukan atas keinginan orang lain. 

Abraham Maslow (seorang teoritikus dalam psikologi humanistik) menyatakan bahwa manusia adalah mahkluk yang positif, setiap hal yang berasal dari dalam dirinya ialah berlandaskan muatan-muatan positif; misalnya semangat, harapan, cita-cita serta pandangannya terhadap diri sendirinya yang selalu penuh optimisme.

Dalam mengalami perubahan atas hidupnya seseorang tidak terlepas dari pengalaman hidup yang kompleks, bahwa ada masa dimana seseorang merasa penuh semangat; ada masa dimana seseorang menjadi tidak berdaya; lalu pada titik terendah itulah berbagai pikiran-pikiran diluar harapan dapat saja muncul: perasaan hilangnya keberhargaan pada diri sendiri, ingin bunuh diri, merasa tak berdaya, bahkan dapat menjadi lebih agresif, menyalahkan semua orang, meyalahkan diri sendiri, dsb. 

Dalam pandangan humanistik keadaan ini diyakini dipicu oleh adanya disekuilibrium dalam pemenuhan kebutuhan, sehingga seseorang merasa adanya ketidakadilan yang membuatnya menjadi kecewa.

Berbagai peristiwa dalam kehidupan mengajarkan kita, bahwa pada hakikatnya kita membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan kita bukan sekadar untuk menjalin hubungan sosial. 

Dalam konsep psikologi kognitif (social-cognitive; Bandura) menyatakan bahwa relasi sosial individu dengan orang lain akan berdampak pada proses modeling transfer: dimana individu akan belajar untuk membentuk perilaku yang seperti orang lain pada lingkungan sosialnya.

Akan tetapi perilaku tersebut dimunculkan atas dasar kesadaran sendiri dan tidak diajarkan oleh orang lain, sehingga dapat dikatakan bahwa perubahan perilaku manusia sejatinya terjadi atas refleksi dirinya sendiri. 

Berbeda dengan konsep (behaviorism) yang menekankan pada proses kondisioning. Memang setiap perspektif memiliki alur penjelasan yang berbeda-beda, namun yang terpenting ialah kita menyadari bahwa perihal perilaku, sikap, sifat yang mengerucut pada kepribadian kita adalah sebuah proses yang panjang dan membutuhkan waktu lama dalam mencapai tahap dimana maturity atau kematangan itu tercapai.

Yang terpenting adalah belajarlah untuk menghargai orang lain, jika saya berkulit cokelat, berambut keriting, saya tetap friendly untuk bisa berteman dengan teman-teman yang berambut lurus, berkulit putih, dll. 

Begitu pun saya yang secara emosi lebih mudah marah, akan tetap dapat berteman dengan mereka yang cepat menangis; sebab pada prinsipnya kita hanya perlu menghargai perbedaan yang kita miliki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun