Pada Korban :
- Hilang percaya diri.
- Memilih untuk tidak berteman dengan orang lain.
- Takut , ragu serta kuatir ketika bertemu dengan orang lain (teman, guru, tetanggar, dll).
- Hilang rasa percaya pada siapa saja.
- Semakin menutup diri (tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar; termasuk memilih untuk berhenti sekolah).
- Mengalami penurunan konsentrasi ketika belajar (dirumah, disekolah, dan dimana saja).
- Prestasi akademik semakin menurun.
- Merasa cemas, takut, dan ragu yang berlebihan.
- Selalu merasakan dunia tak aman.
- Tidak berani untuk berbicara; termasuk bercerita kepada orang tua, guru pun didepan kelas.
Pada Pelaku :
- Merasa lebih benar dari orang lain.
- Mengalami perubahan sikap, menjadi lebih agresif.
- Cepat emosional : selalu marah-marah, suka memukul, berkata kasar, serta cenderung tidak memiliki sopan-santun.
- Memiliki keberanian lebih dalam mencoba segala sesuatu: Impulsif (tidak memiliki rasa takut).
- Tidak merasa bersalah sekalipun melakukan kesalahan.
- Memiliki kepercayaan diri yang jauh lebih tinggi, dalam hal melecehkan/mem-bully orang lain.
- Semakin terpacu untuk terus mem-bully orang lain.
- Tidak mengindahkan nasehat orang tua, guru, serta orang yang lebih tua.
- Cenderung menyakiti diri sendiri, apabila tidak dapat memenuhi keinginan.
- Memiliki empatis (rasa peduli) yang rendah, terhadap orang lain.
Dampak-dampak yang dialami oleh korban serta pelaku, didasarkan pada hasil penelitian Kartika, Darmayanti, dan Kurniawati (2019) dalam publikasi ilmiah : Jurnal Pedagogia Jurnal Ilmu Pendidikan 17 (01) (2019) 55-66.
Bagaimana caranya untuk tidak mem-bully orang lain?
Pertama. Kenali diri sendiri : Ketahui apa yang menjadi kelebihan saya, dan apa yang menjadi kelemahan saya. Niscaya dapat membuat kita berpikir secara jernih, sebelum kita mem-bully orang lain.
Kedua. Hargai, dan syukuri keberbedaan : Jangan sampai warna kulit, bentuk rambut, suku, ras, dan agama menjadi alasan kita dengan mudah mem-bully orang lain yang berbeda dengan kita. Belajarlah untuk menerima keberbedaan sebagai anugerah Tuhan, sebab bercorak-corak warna tentu memberikan keindahan.
Ketiga. Belajarlah untuk bijaksana dalam berucap kata; jangan sampai menyakiti perasaan orang lain. Serta lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial.
SEMOGA BERMANFAAT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H