Mohon tunggu...
Hesdo Naraha
Hesdo Naraha Mohon Tunggu... Freelancer - Sharing for caring by "Louve" from deep Instuisi-Ku

God Is Good All The Time 💝

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Remaja Vs Bullying, Mengapa Masih Terjadi?

9 Maret 2020   17:00 Diperbarui: 9 Maret 2020   17:00 1404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

stopbullying.gov
stopbullying.gov
Penelitian yang dilakukan oleh Skrzypiec et al. (2012) menyatakan bahwa dampak negatif akibat bullying tidak hanya dirasakan oleh korban, melainkan juga dirasakan oleh pelaku. Oleh sebabnya perlu untuk diketahui bersama dampak-dampak akibat terjadinya bullying, pada korban maupun pelaku.


Pada Korban :  

  1. Hilang percaya diri.
  2. Memilih untuk tidak berteman dengan orang lain.
  3. Takut , ragu serta kuatir ketika bertemu dengan orang lain (teman, guru, tetanggar, dll).
  4. Hilang rasa percaya pada siapa saja.
  5. Semakin menutup diri (tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar; termasuk memilih untuk berhenti sekolah).
  6. Mengalami penurunan konsentrasi ketika belajar (dirumah, disekolah, dan dimana saja).
  7. Prestasi akademik semakin menurun.
  8. Merasa cemas, takut, dan ragu yang berlebihan.
  9. Selalu merasakan dunia tak aman.
  10. Tidak berani untuk berbicara; termasuk bercerita kepada orang tua, guru pun didepan kelas.

Pada Pelaku : 

  1. Merasa lebih benar dari orang lain.
  2. Mengalami perubahan sikap, menjadi lebih agresif.
  3. Cepat emosional : selalu marah-marah, suka memukul, berkata kasar, serta cenderung tidak memiliki sopan-santun.
  4. Memiliki keberanian lebih dalam mencoba segala sesuatu: Impulsif (tidak memiliki rasa takut).
  5. Tidak merasa bersalah sekalipun melakukan kesalahan.
  6. Memiliki kepercayaan diri yang jauh lebih tinggi, dalam hal melecehkan/mem-bully  orang lain.
  7. Semakin terpacu untuk terus mem-bully  orang lain.
  8. Tidak mengindahkan nasehat orang tua, guru, serta orang yang lebih tua.
  9. Cenderung menyakiti diri sendiri, apabila tidak dapat memenuhi keinginan.
  10. Memiliki empatis (rasa peduli) yang rendah, terhadap orang lain.

Dampak-dampak yang dialami oleh korban serta pelaku, didasarkan pada hasil penelitian Kartika, Darmayanti, dan Kurniawati (2019) dalam publikasi ilmiah : Jurnal Pedagogia Jurnal Ilmu Pendidikan 17 (01) (2019) 55-66. 

Bagaimana caranya untuk tidak mem-bully orang lain? 

Pertama. Kenali diri sendiri : Ketahui apa yang menjadi kelebihan saya, dan apa yang menjadi kelemahan saya. Niscaya dapat membuat kita berpikir secara jernih, sebelum kita mem-bully orang lain.

Kedua. Hargai, dan syukuri keberbedaan : Jangan sampai warna kulit, bentuk rambut, suku, ras, dan agama menjadi alasan kita dengan mudah mem-bully orang lain yang berbeda dengan kita. Belajarlah untuk menerima keberbedaan sebagai anugerah Tuhan, sebab bercorak-corak warna tentu memberikan keindahan.

Ketiga. Belajarlah untuk bijaksana dalam berucap kata; jangan sampai menyakiti perasaan orang lain. Serta lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial.


SEMOGA BERMANFAAT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun