Mohon tunggu...
Hery Sinaga
Hery Sinaga Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri Sipil

-Penulis konten -saat ini sedang suka-sukanya menggeluti public speaking -Sedang menyelesaikan buku motivasi -karya novel : Keluargaku Rumahku (lagi pengajuan ke penerbit)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kompasiana Versiku, Sebuah Validasi dan Pembeda serta Impian Dalam Diary

23 Oktober 2023   17:17 Diperbarui: 23 Oktober 2023   17:21 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar :kompasianacom

Wow...,

Satu kata tapi punya spektrum makna yang sangat luas bagaimana aku memaknai ungkapan diatas yang bisa dikatakan sebagai representasi berbagai ekspresi konotasi positif seperti rasa bahagia, bangga, yang muncul dalam diri dan tentunya menjadi sebuah kehormatan bagi diri sendiri secara pribadi karena turut menjadi bagian yang menghiasai perjalanan Kompasiana menjadi media blogging terbesar yang ada di Indonesia hingga ulang tahun Kompasiana yang ke-15 Tahun.

Kebanggaan itu semakin membuncah tatkala artikel yang kita tulis di kompasiana di apresiasi oleh tim Kompasiana menjadi Artikel Utama yang mungkin tidak semua kompasianer yang mengirimkan tulisan mendapat kesempatan tulisannya masuk Artikel Utama layaknya halaman depan dari sebuah koran mainstream yang pertama kali dibaca oleh setiap pasang mata yang tertuju. Belum lagi dengan pemberian berupa K-Rewards atas tulisan kita yang memenuhi syarat dan ketentuan dari tim kompasiana semakin melengkapi kebahagiaan itu.

Mencoba flashback pada tahun 2015, 8 tahun yang lalu, aku bergabung di Kompasiana dengan terlebih dahulu membuat akun kompasiana. Memang pada saat itu sedang mencari platform blog yang bisa ku jadikan sebagai media untuk menulis berbagai hal yang bisa dituliskan. Dan Secara tidak sengaja, berselancar di media sosial, ketemulah dengan platform blog kompasiana.

Perjumpaan yang tiba-tiba tanpa disengaja, hingga disematkan gelar sebagai Kompasianer yaitu sebutan yang disematkan kepada setiap blogger yang tergabung di Kompasiana adalah sebuah previlege tersendiri bagi diri ini.

Walaupun bergabung sejak 2015, namun konsistensi menulis masih menjadi tantangan tersendiri layaknya ombak laut yang kadang-kadang pasang dan kadang-kadang surut. Namun apresiasi yang sungguh-sungguh yang diberikan oleh Kompasiana kepada mereka yang konsisten menulis dan penghargaan-penghargaan lainnya, menjadi cambuk untuk kembali ke fitrah diawal bergabung dengan kompasiana, yaitu bisa menuliskan artikel secara konsisten hingga mendapat tempat bagi setiap pembacanya.

" The bedrock tool of a creative recovery is a daily practice called Morning Pages. "

Morning Pages are three pages of longhand, stream of consciousness writing, done first thing in the morning. * There is no wrong way to do Morning Pages *-- they are not high art. They are not even "writing." They are about anything and everything that crosses your mind-- and they are for your eyes only. Morning Pages provoke, clarify, comfort, cajole, prioritize and synchronize the day at hand. Do not over-think Morning Pages: just put three pages of anything on the page...and then do three more pages tomorrow. (Julia Cameron, The Artist Way ), 

sebagaimana ungkapan Julia Cameron, menjadi pendorong untuk selalu berusaha menulis setiap hari yang disebut sebagai Halaman Pagi (Morning Pages) maksimal 3 (tiga) halaman setiap harinya.

Kini, 15 Tahun Kompasiana adalah rumah yang harus disinggahi setiap harinya untuk bisa mengekspresikan apa yang ada di kepala, terserah apapun itu topik tulisannya, dengan terselip sebuah harapan, bahwa setelah menuliskannya, dapat memberikan dampak positif bagi setiap pembacanya. Sebuah tulisan adalah senjata yang paling ampuh untuk menjangkau setiap alam pikiran, hati sanubari dari siapa saja yang akan membacanya.

Hingga pada titik ini, diulang tahun Kompasiana yang ke-15, tentunya sebagai kompasianer, ada 3 (tiga) manifestasi sebagai bagian yang mewarnai perjalanan kompasiana sampai dengan sekarang.

Pertama, Sebuah Validasi

 Menjadi blogger di kompasiana, adalah sebuah bentuk validasi atas diri sendiri untuk dikatakan sebagai penulis, blogger. Ini bukanlah sebagai sesuatu bentuk hal yang menyombongkan diri, tidak sama sekali. Karena dalam proses perjalanan sebagai blogger, Kompasiana menjadi ruang terbentuknya portofilo tulisan-tulisan yang sudah kita buat.

Dan ini menjadi bukti yang dapat kita tunjukkan bagi siapa saja bahwa kita memang mumpuni dalam dunia tulis menulis. Misalnya ketika kita menjadikan tulis menulis sebagai pekerjaan, tentu untuk mendapatkan tawaran pekerjaan dari klien baik itu menulis konten, copywriter, tentu kita butuh portofolio tulisan sebagai validasi untuk meyakinkan calon klien kita bahwa kita layak untuk dipercaya dalam mengerjakan project tulisan yang calon klien inginkan

Kedua, Pembeda

 Menjadi blogger apalagi sebagai Kompasianer tentu adalah kelebihan tersendiri yang menjadi pembeda diri kita dengan orang lain yang tidak memiliki hobby dalam tulis menulis. Bukan bersifat superior atau merasa lebih hebat, tetapi ini adalah anugerah dari Tuhan yang tidak dimiliki oleh setiap orang di dunia.

Ada cerita menarik dan membanggakan, ketika teman dikantor yang belakangan saya tahu kalau dia suka membaca artikel di kompasiana, ternyata aku adalah penulis di kompasiana setelah melihat postingan di status whatsapp. Teman saya itu seperti tidak percaya, ternyata selama ini ada teman di satu ruangan (yaitu saya sendiri) adalah seorang penulis di kompasiana. Dia sangat respect, kagum dan memuji seseorang yang punya bakat menulis.

Ketiga, Impian dalam diary

Sejujurnya, sedikit bercerita bahwa pernah sebelum bergabung dengan kompasiana, pernah menuliskan dalam buku atau diary tentang impian yang ingin dicapai 5 tahun kedepan. Salah satu impian yang kutuliskan dalam diary ku adalah menjadi kontributor di koran kompas.

Namun cerita menjadi berbeda, tetapi masih berada dijalan yang sama, tidak tercapai menjadi kontributor atau bisa mengirimkan artikel ke koran kompas, tapi msaih bisa menjadi kontributor penulis di kompasiana. Ibaratnya, aku meminta Coklat, tapi Tuhan memberikan strawberry.

Namun tidak menjadi masalah, karena kompasiana juga bagian dari kompas group. Dan ini menjadi hal yang disukuri, ternyata apa yang ku tuliskan dalam diaryku bisa ku wujudkan menjadi kontributor tulisan.

Selamat Ulang Tahun Kompasiana yang ke-15 tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun