Pasar adalah etalase perekonomian Indonesia. Di pasar kita bisa melihat terjadinya aktivitas ekonomi masyarakat dari semua kelas. Termasuk kelas orang kaya pasti pernah berbelanja ke pasar untuk membeli persediaan bahan makanan dan bahan-bahan dapur.
Belanja ke pasar selalu identik dengan ibu-ibu. Karena masalah kebutuhan dapur rumah tangga sangat lekat kepada kodrat ibu atau wanita sebagai manusia. Namun hal itu berbeda dalam pandangan ku, karena berbelanja adalah sesuatu perilaku yang tidak didasarkan kepada gender apapun, jadi siapa saja bisa dan punya kewajiban untuk berbelanja ke pasar dalam memenuhi persediaan bahan makanan dan masakan di dapur.
Bagi ku, berbelanja adalah kegiatan yang sangat saya sukai. Entah mengapa saya bisa suka dengan yang namanya belanja ke pasar. Mungkin bagi sebagain besar kaum laki-laki, gengsi atau malu untuk berbelanja ke pasar.
Pasar di perkotaan, mungkin setiap hari akan beraktivitas, namun tidak pasar yang ada di daerah kabupaten seperti Tarutung. Di Tarutung, pasar hanya ada 2 kali dalam seminggu yaitu Hari Rabu pasar kecil dan Sabtu pasar besar.
Seperti tadi siang, saya harus berbelanja ke pasar Tarutung karena persediaan bahan makanan seperti ikan, tomat, cabai, sayur, buah, sudah habis. Jadi mau tidak mau, karena hari ini adalah hari sabtu dimana pasar beraktivitas maka saya berbelanja ke pasar.
Ketika berbelanja ke pasar, kita bisa melihat geliat transaksi perdagangan yang ada disana. Pasar adalah tempat nya bagi pedagang untuk menjajakan dagangannya yang sebagian besar pedagang itu adalah kelompok masyarakat dari kelas menengah ke bawah.
Pasar adalah tempat mereka mengadu nasib untuk bisa punya penghasilan dalam memenuhi kebutuhan rutin setiap hari nya. Pasar juga merupakan cerminan bagi kita untuk melihat fluktuasi harga komoditi seperti cabai, bawang, tomat, dan bahan lainnya yang menjadi bagian dari indikator untuk menentukan pergerakan inflasi baik secara lingkup di daerah maupun nasional.
Nah, ada beberapa pelajaran yang bisa saya ambil ketika berbelanja ke pasar tradisional yang ada di daerah maupun di kota.
1. Potret Para Pedagang yang dijadikan Cermin Untuk Selalu Bersyukur
Pasar adalah potret masyarakat kelas menengah ke bawah. Ketika berbelanja ke pasar, kita akan melihat kondisi penjualan para pedagang yang ada disana. Disana kita akan melihat, apakah pedagang itu ramai dengan pembeli atau sebaliknya. Seperti keluhan salah seorang pedagang ikan langganan saya, kalau pasar sekarang sudah mulai terasa sepi pembeli, ungkapnya. Artinya ada persoalan disana ketika sepi pembeli akan berdampak kepada penghasilan dari pedagang.