Mohon tunggu...
Hery Sinaga
Hery Sinaga Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri Sipil

-Penulis konten -saat ini sedang suka-sukanya menggeluti public speaking -Sedang menyelesaikan buku motivasi -karya novel : Keluargaku Rumahku (lagi pengajuan ke penerbit)

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Menakar Dinamika dan Efektivitas Koalisi Gemuk Parpol Pengusung Capres dan Cawapres

24 Agustus 2023   12:32 Diperbarui: 24 Agustus 2023   12:46 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Partai Politik yang tergabung dalam Koalisi gemuk seperti KKIR tentu tidak mudah bagi setiap ketua umum parpol koalisi untuk mencapai kesepakatan yang benar-benar memenuhi kepentingan masing-masing partai bisa terakomodir dengan baik. Ini akan menjadi sebuah jalan terjal karena masing-masing parpol koalisi akan berusaha memaksakan ketua umumnya menjadi calon wakil presiden untuk mendampingi calon presiden yang diusung. Ini akan menjadi batu sandungan karena tersandera oleh deal-deal politik dari setiap kepentingan masing-masing parpol gabungan koalisi.

Mungkin secara persentase, gabungan koalisi gemuk parpol sudah memenuhi syarat untuk mengajukan capres dan cawapres. Namun tidak secara otomatis akan mendongkrak elektabilitas capres yang diusung dan menjamin memenangkan pemilu presiden tahun 2024. Karena kondisi yang ada saat ini, masyarakat sudah sangat cerdas memilih. 

Masyarakat tidak peduli atau melihat parpol pengusung calon presiden itu, namun pemilih lebih mendasarkan pilihannya kepada sosok capres tersebut. Misalnya punya track record yang baik, tidak pernah tersangkut kasus hukum, merakyat, dan tidak tersandera oleh kasus HAM di masa lalu adalah beberapa indikator yang dijadikan masyarakat sebagai pertimbangan untuk memilih calon presiden.

selain elektabilitas figur dari capres, sosok figur cawapres juga penting dipertimbangkan oleh parpol maupun koalisi pengusung. karena figur cawapres juga menentukan pemenangan pemilihan presiden dan wakil presiden nantinya. tentu cawapres harus juga punya elektabilitas yang tinggi dan memiliki pengaruh kuat yang melengkapi calon presiden yang diusung.

ini yang dimanfaatkan oleh ketua umum masing-masing parpol koalisi untuk menduduki jatah calon wakil presiden. pada titik ini akan menjadi hambatan bagi keberlanjutan koalisi untuk menemukan titik temu. Tentu semakin gemuk koalisi akan semakin banyak kepentingan yang harus diakomodir di dalamnya.

Namun, bukan politik namanya kalau keadaan selalu bersifat dinamis. Apapun bisa terjadi bahkan menjelang penutupan pendaftaran calon presiden.

Waktu tersisa 91 hari jelang penutupan pendaftaran calon presiden masih cukup bagi partai politik untuk melakukan sejumlah manuver sampai menemukan koalisi yang benar-benar ideal dimana kepentingan agenda politik nya terakomodir dalam koalisi yang dibangun.

Karena pada prinsipnya, pemilu ini adalah bicara kepentingan dari masing-masing parpol. Setiap parpol akan mencari koalisi yang dirasa bisa mengakomodir kepentingan atau agenda politik dari setiap partai politik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun