Mohon tunggu...
Hery Sinaga
Hery Sinaga Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri Sipil

-Penulis konten -saat ini sedang suka-sukanya menggeluti public speaking -Sedang menyelesaikan buku motivasi -karya novel : Keluargaku Rumahku (lagi pengajuan ke penerbit)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menebar Kebaikan dengan Menjadi Ojol Dadakan bagi Pasien Isolasi Mandiri

2 Februari 2021   19:18 Diperbarui: 2 Februari 2021   19:21 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.pribadi (Hotbin Hutagaol)

Perbuatan baik dan menemukan orang baik dewasa ini bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami. Ibarat rumput diantara ilalang, pasti ilalang selalu lebih banyak dari rumput. Itu hanyalah sebuah adagium yang mungkin masih relevan atau tidak di masa sekarang ini.

Sudah satu tahun pandemi covid-19 ini masih betah untuk menghantui setiap orang didunia terlebih di negara kita. Lonjakan kasus yang tiap hari semakin naik hingga melampaui angka 1 jt, memperlihatkan bahwa pandemi ini belum ada titik terang selesai.

Situasi ini memaksa bagi sebagian orang yang terpapar covid-19 dengan gejala ringan harus melakukan isolasi mandiri di rumah dengan tetap mengkonsumsi vitamin dan obat sesuai anjuran dari dokter yang menangani.

Keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan selama masa karantina isolasi mandiri, membuat seorang pasien isoman harus dibuat pusing bagaimana caranya dan siapa yang bisa untuk membantu dia dalam memenuhi kebutuhan persediaan obat, makanan maupun yang lainnya.

Mungkin bagi mereka yang memiliki keluarga yang memungkinkan untuk tinggal bersama dan bisa diandalkan untuk membeli dan bertugas untuk menyediakan segala sesuatunya. Nah, lain hal nya dengan mereka yang tidak memiliki sanak saudara atau siapapun karena kondisi diperantauan yang tidak tau harus kepada siapa untuk meminta pertolongan dalam memenuhi ketersediaan obat maupun makanan dan asupan giji yang lainnya yang diperlukan selama menjalani masa isolasi mandiri.

Dan mereka sebenarnya sangat membutuhkan seseorang yang berkenan untuk membantu mereka setidaknya bisa meringankan beban yang mereka rasakan saat ini. tidak hanya beban virus yang ada dalam tubuhnya, beban sosial dimana ada paradigma dari masyarakat yang menjauhi seseorang yang terpapar positif virus covid-19. Bisa saja mereka keluar rumah dengan tetap memakai masker untuk membeli apa yang perlu.

Namun niat itu sudah terhambat oleh sebuah perasaan minder yang muncul dalam diri seorang pasien isoman kalau-kalau nanti ada yang melihatnya di luar dan langsung menjadi bahan pergunjingan. Tentu ini akan menambah beban psikis dalam dirinya.

Paradigma-paradigma seperti ini yang ada dimasyarakat, mencoba dipatahkan oleh seorang pria yang merasa terpanggil untuk memberikan bantuan dengan menjadi grab dadakan bagi mereka yang saat ini sedang menjalani masa-masa isolasi mandiri.

Dia adalah Hotbin Hutagaol, seorang pria yang berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Tapanuli Utara. Merasa terpanggil untuk menjadi grab dadakan (begitu dia menamakannya) bagi siapa saja yang membutuhkan bantuannya selama menjalani isolasi mandiri.

Menebar kebaikan dengan menjadi grab dadakan adalah jalan yang dia pilih. Dan dia adalah satu-satunya yang penulis ketahui orang yang tergerak  hatinya untuk melakukan perbuatan baik dan ikut merasakan apa yang pasien isolasi mandiri rasakan.

dok. pribadi (Hotbin Hutagaol, Saat menjadi Grab dadakan)
dok. pribadi (Hotbin Hutagaol, Saat menjadi Grab dadakan)
Dalam kegiatannya selama menjadi grab dadakan, yang khusus menghantarkan makanan dan obat-obatan serta vitamin, dia melakukannya dengan senang hati dan penuh keikhlasan. Tidak ada rasa malu walaupun sebagai seorang ASN. Namun benih kebaikan dalam dirinya, akan terasa sangat disayangkan apabila tidak ditaburkan ke tempatnya yang subur.

Menjadi grab dadakan sudah dia lakoni sejak tahun lalu. Berada di lingkungan kerja yang punya teman kerja terkonfirmasi positif covid-19, turut menjadi alasan baginya untuk tergerak hatinya menjadi relawan dalam menebar kebaikan.

Dalam perjalanannya menjadi grab dadakan, berbagai macam makanan dia antarkan kepada yang membutuhkan. Mulai dari vitamin, Sop Ayam, ada yang minta bubur, obat, sampai-sampai dia hapal dengan segala jenis obat yang dibutuhkan oleh pasien Isoman.

Hantaran yang dia bawa, dia letakkan di tempat biasa yang hanya dia dan pasien yang sudah tau sama tau tanpa bertatap muka. Kadang-kadang hanya bisa melihat dari kaca jendela pemilik rumah. Bukan hanya sebagai grab dadakan, terkadang melalui Video Call, Hotbin memberikan konseling bagi si pasien yang diiringi doa, berharap dapat memberikan spirit dan semangat untuk tidak khawatir terhadap virus yang menyerang dan bisa segera sembuh. Semangat yang coba dibangun berharap dapat meningkatkan daya tahan tubuh atau imun dari si pasien.

Berbagai pengalaman lucu dan menarik, turut menghiasi perjalanannya selama menjadi grab dadakan bagi pasien isolasi mandiri. Pada saat menghantarkan makanan atau obat, kadang-kadang harus sembunyi-sembunyu seperti pencuri, dikejar anjing pemilik rumah, kadang tawa dan airmata terbawa oleh haru biru suasana yang dialami oleh si pasien.

Pengalaman-pengalaman lucu dan unik, tawa dan airmata, memberikan kebahagiaan dalam diri seorang Hotbin Hutagaol, yang menyadari bahwa dia menjalani hidup itu dapat memberikan mamfaat bagi orang lain yang membutuhkan.

tidak ada rasa malu atau minder untuk menjadi grab dadakan, karena bagi dia, rasa malu atau minder itu bisa dikalahkan dengan niat baik dan perasaan bahagia apabila bisa membantu siapa saja yang membutuhkan terlebih khusus bagi mereka pasien yang menjalani isolasi mandiri.

Ada harapan yang terbersit dalam dirinya, bahwa semoga badai ini cepat berlalu. Dan dunia ini membutuhkan sosok-sosok seperti Hotbin Hutagaol ditengah situasi yang terjadi untuk memiliki kerelaan dan ketergerakan hati dalam menebar kebaikan kepada siapa saja.

Seperti Oase di Padang Gurung, seperti itu harapan kita semua akan muncul banyak Hotbin Hotbin yang lain untuk bisa berbagi peran dalam menebar kebaikan yang walaupun hanya menjadi grab dadakan.

Semoga...

(Hotbin Hutagaol : Ternyata Menjadi Petugas Grab Dadakan itu Luar Biasa, Ucapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun