Mohon tunggu...
Hery Sinaga
Hery Sinaga Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri Sipil

-Penulis konten -saat ini sedang suka-sukanya menggeluti public speaking -Sedang menyelesaikan buku motivasi -karya novel : Keluargaku Rumahku (lagi pengajuan ke penerbit)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Manuk Na Niatur: Makanan Bergizi Perpaduan Daging Ayam dan Telur Serta Sarat Makna

6 Januari 2021   21:56 Diperbarui: 6 Januari 2021   22:16 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:marketmedan.com

Kadang-kadang air putih juga ditambah dengan segelas tuak aren minuman khas suku batak. Dan ketika makan manuk na niatur ini , aku langsung teringat kepada bapakku. Karna bapakku adalah orang pertama yang mengajariku cara memakan manuk na niatur dengan telur dan garam, jahe serta bawang atau juga sering disebut oleh nenek moyang kami dengan istilah lain yaitu "Sira pege" kalau dalam bahasa indonesia yaitu Garam Jahe.

Artinya ketika memakan ayam itu harus bersama-sama dengan garam, bawang ,jahe dan tidak lupa bunga kembang sepatu. Ini supaya sensasi nikmat dari ayam itu terasa di lidah. Ini lah mungkin yang menjadi tradisi yang terus dilestarikan oleh keluarga kami turun temurun.

Karena bagi kami, manuk na niatur perpaduan ayam, telur, garam, jahe, bawang merah dan bunga kembang sepatu adalah hal yang sakral karena penyampaian doa dan harapan orangtua kepada anak-anaknya melalui sepiring ayam yang disusun teratur tersebut. Makanya manuk na niatur ini adalah sajian makanan yang selain bergizi juga sarat dengan makna kehidupan.

Sesuai data BPS, tingkat konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia tahun 2018 untuk daging ayam dan telur lebih tinggi bila dibandingkan konsumsi daging sapi. Tingkat konsumsi daging ayam broiler tahun 2018 sebesar 11,5 kg/kapita/tahun, telur ayam 6,53 kg/kapita/tahun (125 butir/kapita/tahun), sedangkan konsumsi daging sapi hanya 2,5 kg/kapita/tahun, dan konsumsi susu 16,43 kg/kapita/tahun.

Namun tingkat konsumsi daging ayam dan telur di Indonesia masih jauh lebih rendah dari negara tetangga seperti Malaysia yang konsumsi daging ayam 40kg/kapita/tahun; konsumsi telur 340 butir/kapita/tahun.

Berdasarkan data itu sehingga masih perlu dilakukan upaya untuk peningkatan konsumsi protein hewani, khususnya daging ayam dan telur, dengan melibatkan semua stakeholder terkait.

Upaya peningkatan konsumsi daging ayam dan telur harus dilakukan oleh semua pihak secara massif, terstruktur, dan terpadu, baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali melalui KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) berupa sosialisasi, kampanye maupun promosi konsumsi protein, baik secara langsung maupun melalui media sosial.

Untuk melahirkan generasi yang unggul dan sehat terlebih utama adalah dengan memenuhi ketercukupan gizi terlebih dahulu. Karena bagaimanapun generasi unggul lahir dari generasi yang sehat dan bergizi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun