Menjadi manusia yang bahagia itu adalah dambaan setiap insan yang diciptakan oleh Tuhan. Hanya saja cara dan tolok ukur untuk menjadi bahagia mungkin yang berbeda-beda. Bahagia itu adalah sesuatu yang tidak gratis yang harus kita ciptakan setiap harinya karena bisa jadi bahagia adalah sesuatu yang langka.
Bagaimana tidak langka, karna bahagia itu selalu digantikan oleh kehadiran yang namanya "Masalah" setiap harinya yang harus dihadapi oleh manusia. Pernyataan ini merupakan penggenapan dari firman Tuhan yang mengatakan bahwaÂ
" Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari ".
ini menunjukkan bahwa setiap hari itu kita harus dihadapkan dengan kesusahan dalam arti yang tidak sebenarnya susah secara ekonomi namun lebih kepada masalah atau persoalan hidup yang harus dihadapi.
Bercerita tentang bahagia, bahwa banyak hal yang membuat kita bahagia. Tidak harus diukur dari seberapa banyak uang yang kita punya, seberapa mewah rumah yang kita huni, Seberapa besar keuntungan bisnis kita, seberapa cantik dan tampannya diri kita, seberapa banyak deposito atau tabungan kita di bank, seberapa besar apalagi ya, dan lain sebagainya.
Bahagia itu bisa dirasakan ketika kita bisa berbagi dengan saudara atau keluarga kita dan sesama. Karna apa yang menjadi harta kita adalah juga bagian dari orang lain yang harus kita bagi. Semua agama di negara kita ini pasti mengajarkan yang namanya berbagi.
Makna hidup di dunia ini diibaratkan seperti pohon. Yang tumbuh dan berdaun lebat serta berbuah. Tidak cukup hanya berdaun lebat tetapi tidak berbuah. Itu sama saja tidak ada gunanya karna tidak bisa menghasilkan buah yang akan dinikmati oleh siapa saja.
Berdaun lebat dan berbuah tetapi tidak menghasilkan buah yang manis. Kalau buah yang dihasilkan asam atau tidak manis tentu tidak dapat dinikmati oleh siapa saja dan bisa memuaskan yang memakannya.
Namun apabila tumbuh berkembang berdaun lebat dan menghasilkan buah yang manis tentu akan dapat dinikmati oleh siapa saja dengan rasa puas dan senang.
Kehidupan kita juga harus seperti pohon yang berdaun lebat dan berbuah yang manis. Apa yang menjadi kebahagiaan kita harus dapat dirasakan oleh orang lain terlebih keluarga dan saudara kita.
7 tahun yang lalu, berbagi kebahagiaan dengan sesama sudah pernah saya wujudkan dengan menyantuni salah seorang anak di Papua yang namanya saya sudah lupa. Program ini adalah salah satu program dari Wahana Visi Indonesia untuk mencari donatur untuk memberikan setiap bulannya untuk menyantuni atau membantu si anak agar dapat bersekolah.
Setiap bulannya saya transfer seratus ribu rupiah ke rekening WVI yang kemudian mereka menyalurkan kepada si anak. Dengan melakukan ini, ada kebahagiaan yang tidak ternilai harganya ketika saya dapat membantu anak yang susah untuk dapat bersekolah formal.
Namun sayang , program ini hanya berlangsung selama 1 tahun. Dan setelah itu saya tidak lagi mengikuti program dimaksud karna sesuatu hal dan kondisi. Tetapi itu tidak menyurutkan niat untuk berbagi kebahagiaan dengan apa yang kita punya.
Awal Desember 2020 kemarin, bersama keluarga kecil saya, kami mengunjungi panti asuhan yang hanya berjarak 30 menit dari tempat kami tinggal. Tujuan kami ke panti asuhan itu tidak lain adalah untuk memberi perbekalan makanan berupa beras, minyak, gula, susu, telur, tepung dan indomie.
Ada rasa bahagia ketika sepulangnya dari panti asuhan itu. Pada titik itu kami sudah melakukan apa yang sudah diperintahkan oleh Tuhan sang pencipta kepada setiap umat manusia. Karna dengan cara itu kami sudah memuliakan Tuhan dengan apa yang kami punya yang sumbernya itu semua adalah dari Tuhan sendiri.
Sebelum kunjungan kami ke panti asuhan awal Desember 2020 yang lalu, 2 paket kiriman berisi baju anak-anak dan madu sudah meluncur kepada keluarga kami yang berada di Depok dan di Medan.
Menggunakan Jasa Pengiriman JNE jenis layanan REG, 2 paket itu diterima tepat sesuai dengan waktu yang ditentukan bahkan 1 lebih cepat dari yang diperkirakan. Kiriman Unggahan poto isi paket yang telah diterima dan senyum bergaris diwajah dari anak-anak dan keluarga menjadi potret kebahagiaan yang sudah kami wujudkan sebagai ungkapan syukur dan cara kami untuk memuliakan Tuhan.
Satu cerita yang selalu ku ingat ketika seorang pengusaha sukses di bidang koperasi dan asuransi, ketika ditanya apa rahasia kesuksesan yang dia punya saat ini. Si pengusaha ini lalu menjawab dengan berkata: "saya tidak pernah lupa untuk berbagi rejeki dengan orang lain dan selalu memberikan perpuluhan ke gereja sebagaimana yang diperintahkan oleh Tuhan."
Berbagi kebahagiaan dengan orang sesama walaupun dengan hal yang sederhana sekalipun adalah kebahagiaan yang sejati.
Dengan berbagi kebahagiaan kepada orang lain adalah cara ku untuk memuliakan Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H