Bagi yang berdomisili di Malang Raya pengalaman meminum susu segar (belum diolah pabrik besar) merupakan sesuatu yang biasa. Susu segar relatif mudah didapat, sehingga bisa dimasak dan diolah sendiri. Beberapa koperasi unit desa (KUD) susu segar telah membuka depo perwakilan di beberapa tempat.
Peternakan sapi perah di Malang sekitarnya tersebar di berbagai tempat. Termasuk di Kota Batu yang dikenal sebagai daerah agrikultur, peternakan sapi perah merupakan komoditi andalan. Beberapa warganya berprofesi sebagai peternak sapi perah yang dijalankan dengan cara sederhana.
Nah kali ini Bolang dengan dolan-nya, mengunjunginya peternakan sapi perah tersebut. Di tahun 2017 lalu, Bolang juga pernah pengunjungi Dusun Brau Kecamatan Bumiaji Kota Batu untuk melihat aktifitas peternakan sapi perah. Dusun Brau memang terpencil namun, mempunyai potensi yang cukup besar.
Pada hari Sabtu (27/04/19) saya beserta 8 rekan Bolang yang lain kembali mengunjungi Dusun Brau. Namun kali ini tampak ada kemajuan, yang mana Koperasi Margo Makmur Mandiri bisa mengkreasi menjadi wisata desa dengan edukasi susu segarnya. Sejak dimulai tahun 2018, sudah banyak komunitas yang mengikuti edukasi susu segar itu, terutama dari kalangan sekolah.
Beberapa peserta dari Bolang kebanyakan dari Malang, maka perlu waktu untuk ke luar kota. Seperti yang sudah diagendakan, bahwa pukul 14.00 sudah bisa kumpul di Taman Kelinci. Yang kemudian dilanjutkan 15.30 akan sampai di Dusun Brau. Sudah berencana sesempurna mungkin, ada beberapa kendala di lapangan yang berakibat macet. Sekitar 14.30 acara bisa dimulai. Kami dapat bonus mengunjungi Taman Kelinci, Taman Stoberi, dan UFO Park.
Tak terasa mengunjungi ketiga wahana itu cukup menyita waktu. Setidaknya jam 16.00 hendak ke Dusun Brau namun hujan keburu turun. Pada akhirnya bisa ditebak, menjadi molor kembali sekitar 1 jam-an. Akhirnya dengan hujan yang masih rintik kami menuju Dusun Brau, dan sekitar 17.00 kami tiba.
Dalam edukasi sapi perah direncanakan akan dipelajari mulai dari pengetahuan pakan, perah sapi, sampai pada pengumpulan susu segar dari para peternak. Waktu memang banyak terbuang, dan di sela-sela waktu yang mepet itu, kami masih menyaksikan beberapa aktivitas peternakan sapi perah.
Sebenarnya di waktu itu, semua aktivitas perah susu sudah hampir rampung. Jadwal pemerahan sapi sendiri terbagi dua pagi, sekitar jam 5 pagi dan jam 4 sore. Namun kami masih beruntung, ada beberapa sapi yang masih tersisa belum diperah. Dari situ kami bisa melihat proses pemerahannya. Aktivitas lainnya seperti para peternak mengumpulkan hasil perahannya yang dipusatkan di koperasi.
Belajar perihal pakan ternak
Dari waktu yang singkat itu kami dibawa ke bagian khusus pakan ternak yang disebut konsentrat. Kami dibimbing oleh tour guide, Wulan dan Yunanik. Ada beberapa hal yang menarik tentang di pakan ini. Bahwa untuk bisa menghasilkan susu yang berkualitas maka sapi perah harus diberi pakan berkualitas juga, dalam hal ini penuh gizi. Mengandalkan pakan alami, seperti rumput gajah tidaklah cukup.
Konsentrat sendiri terdiri dari bermacam-macam bahan. Di antaranya adalah biscuit wafer yang sudah dihancurkan halus. Menurut Wulan, wafer itu didatangkan dari pemasok yang dikirim secara rutin. Wafer yang diberikan itu tidak mesti yang sudah kedaluarsa, beberapa di antaranya masih posisi baru. Tak hanya wafer, ada juga roti yang sudah dihancurkan juga.
Bahan lain seperti bekatul dari padi, yang bisa juga diistilahkan dedak. Pemenuhan gizi juga diberikan dari kotoran ulat gajah. Bentuknya kotorannya memang unik, seperti butiran kecil yang berwarna coklat. Dan ada juga tambahan mineral (seperti serbuk kapur), yang fungsinya untuk menguatkan tulang sapi. Penggunaan konsentrat ini wajib dilakukan bagi para peternak, agar nanti kualitas susu segar dari sapi perahnya bisa seragam dengan lainnya.
Akhirnya setelah melihat kandang sapi perah dan tempat pengolahan pakannya, kami dijamu dengan suguhan susu segar hangat dan aneka camilan. Suasana yang cocok dengan cuaca dingin khas pengunungan, apalagi di luar masih turun hujan secara rintik. Susu segar yang dihidangkan terasa gurih dengan diberi gula pada takaran yang pas.
Di sela-sela itu kami sempatkan berbincang santai seputar koperasi peternak sapi itu. Yanuar Dwi Susanto selaku humas Koperasi Margo Makmur Mandiri menjelaskan seputar aktivitas koperasi dan anggotanya. Ada sekitar 170 peternak di Dusun Brau yang menjadi anggota koperasi. Tiap peternak rerata ada 5 ekor sapi perah.
Dari penghasilan peternak itu setidaknya harus menyisihkan 10-30 persen untuk pembelian pakan konsentrat. Sedangkan untuk rumput bisa dicari sekitar hutan, tinggal mengarit saja yang bermodalkan tenaga manusia. Keberadaan kotoran sapi juga sangat bermanfaat. Selain sebagai pupuk, beberapa di antaranya diolah dijadikan biogas. Maka urusan untuk bahan bakar di dapur, di Dusun Brau ini bukan masalah berarti.
Tak dipungkiri masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah. Pengolahan susu segar selama ini mengandalkan dijual ke perusahaan besar. Dan lebih baiknya bisa mengolahnya sendiri untuk bisa menjadi produk turunan seperti keju, dodol, yogurt, ataupun produk lainnya.
Edukasi sapi perah kali ini bisa membuka cakrawala bagi yang mengikutinya. Tak semua orang, terutaman anak-anak yang bisa melihat langsung rupa sapi perah itu. Dan tanpa terasa akan terbentuk sikap kesadaran, bahwa begitu berjasanya para peternak sapi perah itu. Suatu profesi yang tak dapat diremehkan, walaupun di sana-sini masih memerlukan perhatian dari para pemangku kepentingan (stage holder).
Menjelang isya kami harus pamit, untuk pulang ke Malang. Kami pulang memakai jalur berbeda tak melalui Pujon. Dari sepanjang perjalanan dengan lampu jalan yang redup tampak pula beberapa patung sapi di pinggir jalan desa. Rupanya Dusun Brau ingin memastikan dirinya sebagai desa khusus peternakan sapi perah. Tak berlebihan memang, kiranya tahun depan Bolang akan kembali lagi. Semoga perkembangannya akan signifikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H