Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kampung Tematik yang Akan Menjadi Sarana Museum Arema

31 Maret 2018   08:53 Diperbarui: 1 April 2018   11:13 3828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Kampung Biru yang berdekatan dengan Kampung Warna-warni dan Tridi. Sumber Gmap

Kota Malang tidak akan lepas dengan klub sepak bola kebanggaan warganya yaitu Arema. Sejak didirikan 11 Agustus 1987, Arema mengalami masa jatuh dan kejayaan di masanya. Arema merupakan salah satu klub --warisan zaman dulu- yang masih eksis sampai saat ini di kancah persepakbolaan nasional. Dari usia 3 dasawarsa Arema dengan jatuh bangunnya mempunyai sejarahnya sendiri yang layak dikenang.

Semua warga di Malang Raya begitu juga daerahnya berhak atas kebanggaan Arema itu. Dengan bermunculan beberapa kampung tematik di kota Malang, maka kampung di RW 4 dan RW 5 Kelurahan Kidul Dalem Kecamatan Klojen mengukuhkan diri sebagai Kampung Biru Arema.

Sama seperti kampung tetangganya Tridi dan Warna-warni, Kampung Biru berupaya membuat kampung yang berkarakter yaitu dengan mengecat tembok, atap, ataupun jalan kampung dengan dominan warna biru. Dengan warna yang seragam biru maka akan menarik perhatian bila dilihat dari arah jembatan di atasnya. Kampung Biru ini menjadi unik sebab terdiri dari dua wilayah RW yang berseberangan, yang dibelah sungai Brantas.

Dalam kampung yang dipercantik. Dok pribadi
Dalam kampung yang dipercantik. Dok pribadi
Menurut Irmawan Yutanto selaku inisiator, menyatakan bahwa pengerjaan Kampung Biru ini dimulai sejak Juli 2017. Dalam hal pengecatan ini sama seperti yang kampung tetangganya yaitu berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR) produsen cat yang berada di Malang. Selain pengecatan upaya yang dilakukan adalah untuk mendukung menuju lingkungan kampung yang bersih.

Tidak dipungkiri bahwa sebelumnya RW 4 dan 5 ini bisa dikategorikan sebagai kampung yang kumuh. Kebersihan kampung ditekankan. Awalnya Irmawan yang saat itu selaku ketua RW 5 merupaya untuk menggerakkan warga untuk kerja bakti menata lingkungan. Awalnya cukup berat menggugah kesadaran masyarakat. Ia pun tidak kekurangan akal. Dengan sedikit "memaksa" agar warga ikut berpartisipasi, jika tidak mau sebagai ketua RW ia tidak akan memberikan tanda tangan ketika ada urusan administratif warga yang bersangkutan.   

Bangunan yang tidak sedap dipandang di RW 5, seperti Mandi Cuci Kakus (MCK) umum di pinggiran kali dilakukan pembongkaran, dan beralih fungsi menjadi taman. Lambat laun Kampung Biru ini berupaya terus mewujudkan program yang dicanangkan pemerintah yaitu Kotaku (Kota Tanpa Kumuh).

Gambar singa akan banyak dijumpai, yang merupakan maskot Arema. Dok pribadi
Gambar singa akan banyak dijumpai, yang merupakan maskot Arema. Dok pribadi
Ada yang menarik dari Kampung Biru ini yaitu keberadaannya terbagi menjadi dua kampung yaitu di RW 4 dan 5. Dan keduanya dipisahkan oleh sungai Brantas. RW 4 berada sebelah barat sejajar dengan Kampung Warna-warni Jodipan (KWJ), dan RW 5 berada di utara RW 4. Dan rencananya kedua RW tersebut diupayakan ada saling akses dengan menggunakan flying fox.

Sampai saat tulisan ini ditulis (Maret 2018) memasuki Kampung Biru tidak dikenakan biaya pengganti souvenir, seperti kampung tematik tetangganya. Menurut Irmawan wacana ganti souvenir akan diberlakukan mengingat dana tersebut akan dipergunakan sebagai pemeliharaan kampung. Terutama dalam hal pengecatan yang seiring berjalannya waktu warna akan memudar.

Dua kampung di RW 4 dan 5 terpisah oleh sungai Brantas yang bergabung dalam Kampung Biru Arema. Dok pribadi
Dua kampung di RW 4 dan 5 terpisah oleh sungai Brantas yang bergabung dalam Kampung Biru Arema. Dok pribadi
Dikonsep menjadi kampung Museum Arema

Irmawan menambahkan bahwa Kampung Biru ingin menegaskan jati diri sebagai kampung sejarah Arema. Upaya yang dilakukan adalah menghubungi pengurus klub agar bisa berkontribusi memberikan data, foto, atau benda-benda kenangan untuk dapat diletakkan di kampung Biru ini. Pendek kata Kampung Biru bisa menjadi destinasi Museum Sejarah Arema.

Menyusuri Kampung Biru akan disuguhkan gambar yang identik dengan karakter Arema. Gambar singa dengan berbagai bentuk tampak di dinding warga. Gambarnya cukup besar dan cukup bisa digunakan sebagai latar belakang untuk berfoto diri. Dan pada di atas jalan diperindah dengan pernak-pernik yang berwarna biru.

Gambar yang menunjukkan kesebelasan Arema pernah berjaya. Dok pribadi
Gambar yang menunjukkan kesebelasan Arema pernah berjaya. Dok pribadi
Berkelana memasuki Kampung Biru ini akan menemui jalan yang landai dan naik turun berkenaan dengan konturnya yang berada di tepian sungai. Berbeda dengan kampung sebelahnya, di Kampung Biru ini tidak ada akses untuk turun menuju aliran sungai Brantas langsung. Dari kedua daerah Kampung Biru bisa saling menjadi latar yang berwarna biru bila ingin menfotonya.

Kebersihan Kampung Biru ini cukup terjaga, akan ditemui juga warung kecil yang dikelola warga setempat. Sebagai kampung yang mengidentitaskan diri sebagai sejarah Arema akan terus berbenah untuk semaksimal mungkin menyuguhkan kesejarahan Arema tersebut dalam bentuk gambar. Kedepannya akan disediakan ruang khusus yang berisikan pernak-pernik dan foto bersejarah perjalanan klub Arema.

Memasuki Kampung Biru bisa dari sisi atas jembatan Brantas. Dok Pribadi
Memasuki Kampung Biru bisa dari sisi atas jembatan Brantas. Dok Pribadi
Langkah menjadikan kampung ini sebagai pusat sejarah perlu diapresiasi. Warga RW 4 dan 5 Kelurahan Kidul Dalem telah menyediakan tempatnya. Tinggal mengisi konten yang lebih menarik baik dari klub Arema ataupun pelaku sejarah yang lain. Inilah sebagai upaya mengingat akan sejarah masa lalu Arema yang nantinya bisa diketahui dengan baik bagi generasi berikutnya.

Bagi pengunjung tidak saja bisa menikmati kampung dengan dicat warna tunggal yaitu biru. Di balik itu bisa menjadi pembelajaran untuk mengelola kampung dengan baik sehingga nyaman untuk dihuni. Bukan sekadar ditinjau dari pembangunan fisiknya, namun lebih dari itu yang lebih penting mengubah aspek mental dan sudut pandang warganya. 

Peta Kampung Biru yang berdekatan dengan Kampung Warna-warni dan Tridi. Sumber Gmap
Peta Kampung Biru yang berdekatan dengan Kampung Warna-warni dan Tridi. Sumber Gmap
Untuk menuju kampung yang diresmikan Walikota Malang pada 6 Februari 2018 ini cukup mudah, yang dapat dijangkau dari beberapa akses. Dari Balai Kota relatif cukup dekat begitu pula dari arah stasiun. Karena berdekatan dengan kampung tematik lainnya, maka Kampung Biru bisa diupayakan dikunjungi karena berada pada satu kawasan.

--------

Artikel ini ditulis sebagai salah satu  bahan pembuatan buku "17 Kampung Wisata Tematik di Kota Malang", hasil  kerja bareng Bolang bersama Dinas Budpar Pemkot Malang, 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun