Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Geliat Ekonomi Mandiri di Pondok Pesantren yang Kerap Disebut "Masjid Tiban" (Bagian 2)

13 Maret 2018   09:21 Diperbarui: 13 Maret 2018   15:05 1245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa toko yang berada di lantai 7. Dok pribadi

Pujasera yang berada di dalam area pondok. Dok pribadi
Pujasera yang berada di dalam area pondok. Dok pribadi
Pengelolaan mandiri dan kreatif

Tidak semua kegiatan atau pun potensi bisa diarahkan menjadi uang (monetisasi). Sengaja pengunjung pun tidak dikenakan biaya demikian pula parkir. Namun untuk urusan jual-beli di beri ruang sehingga kegiatan ekonomi di dalam pondok dapat berputar. Dan tentu saja dalam transaksi "suka sama suka" yang dikedepankan, tetap masalah harga dan kualitas barang masih diperhatikan.

Geliat ekonomi di dalam pondok ini cukup menarik bahkan boleh dibilang "canggih". Suatu kegiatan ekonomi yang bukan sekadar mengejar keuntungan belaka. Dengan berbekal kemandirian untuk mengelola barang dagangan sehingga dapat berputar setiap hari. Suatu kegiatan yang sama-sama menguntungkan baik penjual (dari pihak pondok dan santri) serta pembeli (pengunjung).

Suatu tempat yang dikunjungi, kerap menyediakan sovenir yang berlabel tempat tersebut. Dok pribadi
Suatu tempat yang dikunjungi, kerap menyediakan sovenir yang berlabel tempat tersebut. Dok pribadi
Jika dikaitkan dengan apa yang dilakukan --walau tidak apple to apple- Google, Facebook, ataupun perusahaan market place dalam memperoleh keuntungan, apa yang dilakukan di pondok ini bisa menjadi perhatian. Market yang besar mampu didatangkan dalam hal ini pengunjung. Pondok pun diberi daya tarik dengan bangunan yang cantik dan Instagramable yang semua dapat diakses secara gratis.

Dengan banyaknya pengunjung tentu potensi dalam aktivitas jual beli dengan perantaraan berupa toko dan warung makanan. Dengan dikelola secara benar (jujur, transparan) dan baik (kualitas dan pelayanan) maka pengunjung (pembeli) tidak segan untuk membeli. Semakin banyak transaksi maka semakin banyak pula profit yang didapat. Dan itu akan mampu menghidupi para santri dan juga berkontribusi kepada pondok. Di sela-sela keindahan bangunan pondok yang unik itu juga terselip kegiatan ekonomi dengan kecerdasan finansial yang tidak dapat dianggap remeh.     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun