Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Eksotisme Macao yang Mempertahankan Warisan Sejarah Masa Lalunya

27 Desember 2017   22:48 Diperbarui: 27 Desember 2017   23:22 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Macau, kawasan di mana Jejak bangsa eropa yang pernah singgah yang tidak terhapus begitu saja. Sumber foto: cdn.theculturetrip.com

Kuil A-Ma merupakan bangunan tertua yang dibangun sebelum Macau didirikan. Sumber foto: i1.wp.com
Kuil A-Ma merupakan bangunan tertua yang dibangun sebelum Macau didirikan. Sumber foto: i1.wp.com
Keberadaan gereja tidak lepas dari pengaruh Portugis pada masa kolonisasi. Gereja tua yang masih terawat hingga saat ini. Sumber foto: wikimedia.org
Keberadaan gereja tidak lepas dari pengaruh Portugis pada masa kolonisasi. Gereja tua yang masih terawat hingga saat ini. Sumber foto: wikimedia.org
Selain gereja bangunan dari agama setempat juga menjadi perhatian, seperti kuil yang usianya juga ratusan tahun. Yang tertua, seperti Kuil A-Ma yang dibangun sebelum Kota Macau muncul. Eksotika Macau lainnya dengan keberadaan beberapa galeri dan museum menjadi daya tarik sendiri, baik yang menampilkan Macau masa lalu dan perkembangan masa kini. Serta adanya ruang publik seperti taman yang merupakan hal "wajib" pada suatu kawasan atau sebagai ikon tersendiri. Pada Macau tidak melewatkan dengan keberadaan taman yang banyak diantaranya layak dikunjungi, seperti Taman Cames, Taman Umum Dr. Sun Yat Sen, Taman Vasco da Gama, serta beberapa taman lainnya.

Taman Vasco da Gama yang menjadi penanda para pelayar Portugis di masa lampau. Sumber foto: wikipedia.org
Taman Vasco da Gama yang menjadi penanda para pelayar Portugis di masa lampau. Sumber foto: wikipedia.org
Paduan nuansa eropa yang kental

Macau yang berada di Asia banyak pengaruhnya dari eropa karena selama 400 tahun menjadi koloni Portugis. Dalam konteks kekinian kemodernan ala eropa tidak terhindarkan untuk berada di Asia. Kemodernan dapat terlihat dengan menjulangnya gedung-bertingkat dan beberapa sarana lain, serta keberadaan tempat hiburan seperti kasino yang didukung berbagai fasilitas yang megah.

Inilah keunikan dari Macau yang merupakan perpaduan dari dua kutub yang berlainan namun bisa berpadu. Macau merupakan tempat di Asia (baca: Tiongkok) dengan rasa eropa. Semua berdiri dengan ciri khasnya tersendiri masing-masing, yang tentu ada asimilasi yang berlangsung secara alamiah. Era masa kini Macau terus membangun dengan berbagai bangunan modernnya, dengan lain sisi masih mempertahankan warisan masa lampau berupa bangunan yang masih terawat.

Paduan lain bisa terlihat pada budaya dan kebiasaan penduduk Macau. Dari segi bahasa resmi yang digunakan, bahasa Kanton dan Portugis cukup mendominasi. Demikian pula dengan kulinernya. Kue Egg Tart adalah contoh bagaimana paduan barat dan timur itu bisa berjalan dengan baik. Panganan ini banyak di cari para wisatawan ketika berkunjung ke Macau.   

Egg Tart, panganan dengan sentuhan Portugis yang kental. Sumber foto: kompas.com
Egg Tart, panganan dengan sentuhan Portugis yang kental. Sumber foto: kompas.com
Merawat warisan masa lampau itu tidaklah mudah. Macau merupakan salah satu kawasan yang mampu mempertahankan itu semua. Bagi pecinta sejarah, Macau adalah tempat yang tepat dalam mempelajari sejarah masa silam itu dengan suasana yang menyenangkan. Sejarah akan dimaknai apa adanya untuk dapat memberikan pelajaran di esok hari. 

Kolonialisme --masa lampau- tentu menyisakan ruang positif dan negatif. Menjadi bijak menyikapinya saat ini adalah jalan keluar terbaik. Maka dari itu Macau ini mampu memberikan pelajaran itu semua, tidak menyisakan --meminjam istilah Yudi Latif- "masa lalu yang membunuh masa depan". Jika kesempatan itu ada, rasanya ingin juga menjejakkan kaki di kawasan bersejarah di Macau ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun