Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menik Mampu Mengelola Toko dengan Tanpa Utang dan Riba

3 Oktober 2017   12:01 Diperbarui: 3 Oktober 2017   16:40 3221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Enik Purwanti (biasa dipanggil Menik) di depan tokonya. Dok pribadi

Kerap kali juga beberapa tetangganya meminjam dana padanya, jika kebetulan ada dan tidak mengganggu arus kas toko ia tidak segan memberi utangan. Baginya memberi utangan itu dalam upaya membantu kerabat atau tetangga yang memerlukan pertolongan. Ini tidak lepas dari masa lalunya yang pernah jadi "orang susah". Ia pun tidak ambil pusing dengan yang ngemplangitu, ia serahkan kepada Tuhan yang akan mengadili semua itu di akherat kelak.

Untuk sedekah ia pun juga ringan tangan. Kadang pula para pengemis, tukang ngamen, sampai yang mencari sumbangan ke tokonya ia pun turut memberi walaupun nominalnya tidak banyak. Yang penting menurutnya memberi itu jangan sampai melukai hati yang diberi. Lazismu Batu pun juga tidak ketinggalan, tiap hari ia akan menyisakan uangnya untuk dimasukkan ke kotak amal yang telah disediakan.

Baginya rezeki sudah ada yang mengatur. Berbagi dengan sesama ataupun tidak dibayar utangnya masih membuatnya santai. Kuncinya ikhlas saja, dan ia yakin semua itu ada gantinya. Kadang kala kemudahan yang ia dapat ataupun tubuh yang sehat, beberapa barang ia dapatkan dengan harga terjangkau misalnya atau dagangannya laris. Berbuat baik maka hasilnya juga baik. Ia menjaga dan mengelola toko sendirian saja. Kewajiban sholat tak pernah dilepaskannya dan toko dibiarkan begitu saja. Tak ada kekhawatiran barang dagangannya dikutil seseorang, para tetangganya cukup peduli yang bertindak sebagai "CCTV".

Baginya hidup itu dijalani apa adanya dan sesuai dengan takarannya, tidak perlu keinginan yang berlebihan apalagi yang berkenaan dengan materi. Sama juga dalam mengelola toko, shalat juga harus ditelateni, sabar dan ikhlas diperlukan agar hidup ini menjadi tenang begitu pesannya. Ia adalah sosok yang mampu menjadi pribadi mandiri setidaknya bisa membuat usaha sendiri. Selain keteguhannya dalam menyakini ajaran agama dengan mengamalkannya langsung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun