Ia mendorong agar kaum perempuan terlibat aktif dalam pergerakan menuju kemerdekaan bangsa Indonesia. Para pejuang laki-laki berjuang pada front depan, sedangkan perempuan pada front belakang. Yaitu dengan mengadakan dapur umum, penyediaan obat-obatan, perawatan, serta menciptakan rasa aman di lingkungan sekitar. Sudirman yang dikemudian hari menjadi panglima besar juga berkoordinasi dengan Nyai Dahlan dalam dalam bahu-membahu memperjuangkan kemerdekaan.
Tika Bravani cukup total dalam melakoni sebagai Nyai Ahad Dahlan ini. Mulai dari peran sebagai masih gadis sampai Nyai Dahlan pada usia lanjut. Kehadiran film ini cukup membantu dalam membangkitkan memori kisah kepahlawanan bangsa yang kadang mulai terlupakan. Melalui karya seni ini diharapkan dapat mempelajari sejarah sekaligus memperoleh hiburan yang tidak sekedar tontonan tetapi juga tuntunan. Di beberapa adegan ditampilkan persoalan baik keseharian sampai rumah tangga yang solusinya sudah tersurat di kitab suci ataupun contoh yang pernah dilakukan Rasulullah.
Nyai Ahad Dahlan masih diberi umur sampai Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 dikumandangkan. Ia begitu bahagia akhirnya kemerdekaan dapat diraih oleh bangsa sendiri. Pada masa kolonial tidak begitu peduli kepada pendidikan bumi putera, yang akhirnya ruang kosong itu di isi oleh Muhammadiyah, Aisyiyah, Taman Siswa serta pergerakan pendidikan lainnya. Dengan berdirinya negara sendiri itulah nantinya akan menjadi tugas negara. Para pendiri negara (founding father) sudah merumuskan cita-cita luhur untuk apa negara ini harus ada dan merdeka. Yang salah satu tujuannya seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 45 : mencerdaskan kehidupan bangsa. Â Â
   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H