Sapi perah untuk bisa menghasilkan susu tentu ada masanya. Seperti laiknya manusia ada umur tertentu untuk bisa berproduksi. Air susu sapi bisa berproduksi saat bunting dan pasca melahirkan, dan setelah itu sapi perlu diistirahatkan beberapa waktu untuk bisa dilakukan inseminasi lagi. Agar terus kontinu berproduksi maka perlu diatur di antara beberapa sapi yang ada. Dari beberapa sapi milik peternak beberapa diantaranya berprduksi dan lainnya masa masa istirahat.
Banyak hal yang bisa dipelajari dari keberadaan sapi perah ini. Mulai dari pemeliharaannya (mencari rumput, memberi makan), pemerahannya, serta penyetoran pada pos penampungan ada cerita yang menarik dan bisa menjadi bahan pembelajaran. Kita dapat belajar langsung kepada para peternaknya dengan berbagi pengalaman. Antara teori dan praktiknya akan ada titik temu karena beberapa hal memang perlu penanganan khusus yang harus dipahami juga.
Kota Batu yang juga dikenal wisata agronya, sudah sejak lama mengembangkan wisata petik apel, strawberi serta sayuran. Pengunjung bisa merasakan langsung aktifitas yang dilakukan petani, sekaligus bisa memetiknya di antara masa panen. Petani cukup diuntungkan dengan adanya model wisata ini. Selain dapat pemasukan dari buah yang ditanam, juga dapat dari jasa tiket.
Seperti kunjungan Bolang kali ini banyak informasi dan pengetahuan (dan masih perlu digali) seputar persusuan langsung dari sumber utamanya. Keramahtamahan dan kebersahajaan penduduk di pedesaan menjadi daya tarik tersendiri di antara penatnya kehidupan kota yang kadang terjebak pada sikap individualis. Menikmati susu segar yang baru beberapa menit diperah merupakan pengalaman yang tak boleh terlewatkan ketika pengunjungi peternakan sapi perah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H