Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Goa Pinus, Sensasi Wisata di Bibir Bukit

9 Juli 2017   08:40 Diperbarui: 9 Juli 2017   12:47 1747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arah masuk sisi bukit yang banyak ditumbuhi pepohonan pinus ((Dokumentasi Pribadi))

Walaupun berada di bibir bukit dan beberapa diantaranya ada yang curam mengarah jurang, secara standar cukup aman. Asal saja di dalam kawasan ini tidak melakukan hal-hal yang konyol ataupun bersenda gurau yang berlebihan, berwisata di tempat ini cukup menenangkan. Dengan area yang tidak begitu luas, kita bisa fokus di beberapa titik dan tidak merasa "kejar tanyang" untuk menikmati semua wahana yang ada. 

Di bibir bukit dapat menikmati pemandangan dibawahnya sambil merasakan desiran angin dan kabut membawa hawa dingin (Dokumentasi Pribadi))
Di bibir bukit dapat menikmati pemandangan dibawahnya sambil merasakan desiran angin dan kabut membawa hawa dingin (Dokumentasi Pribadi))
Proses pengembangan

Beberapa tempat di Goa Pinus ini memang sedang dikembangkan. Hasilnya masih belum maksimal, apalagi beberapa area tanah yang sengaja ditanami rumput atau tanaman. Selebihnya dibangun aksesoris yang tematik yang masih dalam proses pengerjaan. Maka ketika berkunjung saat ini jangan terlalu kecewa dengan kondisinya yang belum 100 persen jadi. Namun di beberapa sisi sudah cukup bagus dipakai berfoto ria.

Kedepannya lagi menurut Munir akan diberi fasilitas tambahan seperti kafe dan tempat bermain. Untuk daya tarik seperti hutan pinus tetap dipertahankan dengan lansekap lembah dibawahnya. Di kawasan Goa Pinus ini merupakan suatu alternatif tersendiri diantara kawasan Gunung Banyak yang sudah melegenda. Dan kawasan dibawahnya ada destinasi wisata yang lain yaitu Taman Kelinci.

Beberapa area masih dalam pengembangan dan pengerjaan (Dokumentasi Pribadi)
Beberapa area masih dalam pengembangan dan pengerjaan (Dokumentasi Pribadi)
Kawasan Goa Pinus ini dikembangkan dengan tempo lambat dan mengalir apa adanya. Eksploitasi tidak dilakukan berlebihan, maklum saja kawasan ini merupakan kawasan hutan yang dikuasai perhutani. Jika dikomersilkan dilakukan seperlunya saja. Dan pengembangannya melibatkan lembaga dan masyarakat setempat sehingga putaran ekonominya masih seputar daerah tersebut.

Apakah nantinya akan dibuat besar dan "profesional" tentu perlu dikaji lebih mendalam. Setidaknya keberadaan wisata ini bisa mengakomodasi masyarakat setempat sehingga tidak terpinggirkan, dan bisa menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri. Perhatian pemerintah daerah ( Pemkot Batu, Pemkab Malang) setidaknya bisa difokuskan pada infrastrukturnya terutama akses jalan yang disana-sini masih banyak berlubang dan tidak rata. Masalah resapan dan aliran air juga perlu diperhatikan. Antisipasi longsor dan terkikisnya lahan setidaknya diperhatikan sejak dini, sebelum suatu saat dianggap terlambat.

Sore itu saat kunjungan cuaca sedang cerah. Semakin senja tampak kabut yang naik mulai melingkupi kawasan ini. Tinggal kita melihat dari sudut mana, adanya kabut ditambah dinginnya udara dan desiran angin kadang menambah suasana tersendiri karena jarang mendapatinya. Karena bukan wisata malam maka menjelang petang para pengunjung sudah meninggalkan tempat ini.

Silahkan tebak sendiri siapa yang sedang seruput kopi ini :) (Dokumentasi Pribadi)
Silahkan tebak sendiri siapa yang sedang seruput kopi ini :) (Dokumentasi Pribadi)
Kawasan Goa Pinus ini menambah pembendaharaan destinasi wisata di Malang Raya. Cocok untuk wisata keluarga dan para jiwa petualang pemburu foto instagramable. Tidak hanya pengunjung dari daerah Malang, dari luar kota pun banyak. Dan pada hari itu tempat ini tampak istimewa dengan kedatangan pengunjung dari jauh yang para Kompasianer sudah tidak asing lagi, sang COO Kompasiana Iskandar Zulkarnaen.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun