Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Goa Pinus, Sensasi Wisata di Bibir Bukit

9 Juli 2017   08:40 Diperbarui: 9 Juli 2017   12:47 1747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Replika perahu di tepi jurang yang menjadi primadona pengunjung untuk berfoto ria ((Dokumentasi Pribadi))

Kawasan Gunung Banyak di Kota Batu sudah banyak di kenal dengan wisata paralayangnya. Di kawasan ini kita bisa merasakan sensasi terbang layaknya burung dengan paralayang yang dipandu instruktur berpengalamam. Tidak itu saja di kawasan ini kita dapat melihat panorama kota Batu dan sekitarnya dari ketinggian. Jika masih ada waktu bisa menunggu masa matahari terbenam. Sedangkan pada malam hari dengan kelap-kelip lampu di bawahnya membuat suasana malam menjadi berkesan.

Tidak jauh dari kawasan ini ada sebuah tempat  wisata yang sedikit mirip dengan "suasana" Gunung Banyak tersebut. Tempat wisata ini sebenarnya bukan tempat yang baru namun masih belum digarap secara maksimal. Saat ini akan ditemui sudah banyak pembenahan dengan menambah beberapa bangunan yang cukup bagus dibuat foto yang instagramable. Nama kawasan yang sering disebut adalah Goa Pinus.

Saya berkesempatan mengunjungi tempat ini pada Rabu (5/7) lalu. Lokasinya berada pada sisi kiri --arah Pujon- persimpangan jalan menuju Dusun Brau Desa Bumiaji yang berada pada lembah dan jalan menuju lokasi paralayang diatasnya. Tempat ini sendiri secara admimistratif berada di Dusun Brau,Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, yang merupakan kawasan hutan pinus termasuk wilayah Perhutani.

Ruah daerah Papua menjadi daya tarik tersendiri ((Dokumentasi Pribadi))
Ruah daerah Papua menjadi daya tarik tersendiri ((Dokumentasi Pribadi))
Ada cerita di dalamnya

Layaknya daerah perbukitan akan indah bila dilihat dari jarak jauh. Di tempat ini kita bisa bertindak sebaiknya yaitu dari tempat ketinggian melihat daerah dibawahnya. Sesuai namanya Goa Pinus, tentu ada rasa penasaran goa model apa sebenarnya yang ada di dalam. Setelah masuk ke dalam memang ada gua, yang ternyata tidak terlalu dalam. Boleh di bilang biasa saja bentuknya.

Namun demikian ada cerita yang menarik tentang gua ini. Menurut Munir, salah satu pengelola wisata ini menyatakan bahwa sebenarnya gua ini adalah buatan. Mungkin istilah gua kurang relevan, lebih tepatnya adalah bunker.Yang menurut cerita adalah peninggalan zaman pendudukan Jepang dahulu sebelum Indonesia merdeka.

Ruangan bunker tidaklah terlalu besar dan dalam. Memasuki bunker ini sepintas dari luar cukup gelap. Setelah dimasuki tidaklah terlalu dalam, kira-kira jarak 2 meteran saja. Dinding yang melingkupinya hanyalah tanah biasa yang tidak terlapisi batu, semen, ataupun material lainnya. Walaupun namanya Goa Pinus jangan terlalu berharap terlalu banyak akan guanya, tidaklah sesuai kenyataan seperti yang kita kira. Tapi karena ada sejarahnya, yaitu peninggalan Jepang, sedikit banyaknya tentu punya makna.

Ini yang disebut dengan Goa Pinus, yang merupakan bunker peninggalan pendudukan Jepang ((Dokumentasi Pribadi))
Ini yang disebut dengan Goa Pinus, yang merupakan bunker peninggalan pendudukan Jepang ((Dokumentasi Pribadi))
Sensasi alam di bibir bukit

Jika di kawasan Gunung Banyak kita bisa melihat Kota Batu dari kejauhan, untuk di kawasan Goa Pinus ini yang kita dapatkan adalah lansekap yang lain yaitu Dusun Brau di kejauhan. Akan tampak rumah penduduk, lahan pertanian berundak, serta akses jalan yang dilaluinya. Akan terlihat sebuah dusun yang berada di kaki Gunung Arjuno. Kita bisa melihat dari bibir bukit tersebut dengan jajaran pepohon Pinus.

Layaknya perbukitan tentu beberapa diantaranya ada yang curam dengan kemiringan yang beragam. Untuk lebih menambah daya tarik maka di beberapa sudut diberi bangunan yang menarik untuk dipakai berfoto ria. Beberapa bangunan diantaranya dengan tema rumah daerah Papua, perahu, sarang burung, serta bangunan yang tepat di bibir bukit.

Arah masuk sisi bukit yang banyak ditumbuhi pepohonan pinus ((Dokumentasi Pribadi))
Arah masuk sisi bukit yang banyak ditumbuhi pepohonan pinus ((Dokumentasi Pribadi))
Sensasi di bibir bukit itulah yang dicari pengunjung untuk berfoto ria. Memang perlu keahlian khusus agar didapatkan foto yang bagus serta sudut yang pas. Jika itu bisa dilakukan maka akan didapatkan hasil seolah "melayang" di bibir bukit tersebut. Beberapa pengunjung mendapatkan momen tersebut, dan cukup banyak yang sudah dipublikasikan di media sosial.

Walaupun berada di bibir bukit dan beberapa diantaranya ada yang curam mengarah jurang, secara standar cukup aman. Asal saja di dalam kawasan ini tidak melakukan hal-hal yang konyol ataupun bersenda gurau yang berlebihan, berwisata di tempat ini cukup menenangkan. Dengan area yang tidak begitu luas, kita bisa fokus di beberapa titik dan tidak merasa "kejar tanyang" untuk menikmati semua wahana yang ada. 

Di bibir bukit dapat menikmati pemandangan dibawahnya sambil merasakan desiran angin dan kabut membawa hawa dingin (Dokumentasi Pribadi))
Di bibir bukit dapat menikmati pemandangan dibawahnya sambil merasakan desiran angin dan kabut membawa hawa dingin (Dokumentasi Pribadi))
Proses pengembangan

Beberapa tempat di Goa Pinus ini memang sedang dikembangkan. Hasilnya masih belum maksimal, apalagi beberapa area tanah yang sengaja ditanami rumput atau tanaman. Selebihnya dibangun aksesoris yang tematik yang masih dalam proses pengerjaan. Maka ketika berkunjung saat ini jangan terlalu kecewa dengan kondisinya yang belum 100 persen jadi. Namun di beberapa sisi sudah cukup bagus dipakai berfoto ria.

Kedepannya lagi menurut Munir akan diberi fasilitas tambahan seperti kafe dan tempat bermain. Untuk daya tarik seperti hutan pinus tetap dipertahankan dengan lansekap lembah dibawahnya. Di kawasan Goa Pinus ini merupakan suatu alternatif tersendiri diantara kawasan Gunung Banyak yang sudah melegenda. Dan kawasan dibawahnya ada destinasi wisata yang lain yaitu Taman Kelinci.

Beberapa area masih dalam pengembangan dan pengerjaan (Dokumentasi Pribadi)
Beberapa area masih dalam pengembangan dan pengerjaan (Dokumentasi Pribadi)
Kawasan Goa Pinus ini dikembangkan dengan tempo lambat dan mengalir apa adanya. Eksploitasi tidak dilakukan berlebihan, maklum saja kawasan ini merupakan kawasan hutan yang dikuasai perhutani. Jika dikomersilkan dilakukan seperlunya saja. Dan pengembangannya melibatkan lembaga dan masyarakat setempat sehingga putaran ekonominya masih seputar daerah tersebut.

Apakah nantinya akan dibuat besar dan "profesional" tentu perlu dikaji lebih mendalam. Setidaknya keberadaan wisata ini bisa mengakomodasi masyarakat setempat sehingga tidak terpinggirkan, dan bisa menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri. Perhatian pemerintah daerah ( Pemkot Batu, Pemkab Malang) setidaknya bisa difokuskan pada infrastrukturnya terutama akses jalan yang disana-sini masih banyak berlubang dan tidak rata. Masalah resapan dan aliran air juga perlu diperhatikan. Antisipasi longsor dan terkikisnya lahan setidaknya diperhatikan sejak dini, sebelum suatu saat dianggap terlambat.

Sore itu saat kunjungan cuaca sedang cerah. Semakin senja tampak kabut yang naik mulai melingkupi kawasan ini. Tinggal kita melihat dari sudut mana, adanya kabut ditambah dinginnya udara dan desiran angin kadang menambah suasana tersendiri karena jarang mendapatinya. Karena bukan wisata malam maka menjelang petang para pengunjung sudah meninggalkan tempat ini.

Silahkan tebak sendiri siapa yang sedang seruput kopi ini :) (Dokumentasi Pribadi)
Silahkan tebak sendiri siapa yang sedang seruput kopi ini :) (Dokumentasi Pribadi)
Kawasan Goa Pinus ini menambah pembendaharaan destinasi wisata di Malang Raya. Cocok untuk wisata keluarga dan para jiwa petualang pemburu foto instagramable. Tidak hanya pengunjung dari daerah Malang, dari luar kota pun banyak. Dan pada hari itu tempat ini tampak istimewa dengan kedatangan pengunjung dari jauh yang para Kompasianer sudah tidak asing lagi, sang COO Kompasiana Iskandar Zulkarnaen.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun