Menurut Agus adanya biaya tersebut adalah sesuatu yang tidak terelakkan. Yang jelas pengelola dalam hal ini Perhutani menggandeng investor untuk membangun wahana tersebut. Dari 25 ribu tersebut akan dibagi buat investor, pengelola (Perhutani), dan LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) serta untuk biaya asuransi buat pengunjung. Untuk masyarakat sekitar diberi bagian juga yaitu dengan pengelolaan parkir, serta berjualan makanan dan minuman.
Berbagai tanggapan pengunjung setelah mengunjungi tempat ini. Dari media sosial bisa dilihat dari beragamnya tanggapan tersebut. Di google map sudah terindeks tempat ini dan berbagai tanggapan dapat dilihat dengan jelas. Beberapa cukup puas, terutama yang dapat berfoto di tempat “ekstrem” tersebut. Apalagi hasil fotonya cukup bagus dan mengagumkan, tidak ragu memamerkannya di media sosial.
Seharusnya pengelola memberikan informasi yang lengkap sehingga pengunjung tidak “kecele”. Beberapa yang perlu diperhatikan adalah bahwa wahana ini belumlah 100 persen jadi, semua masih dalam pengerjaan termasuk pada jalan yang saat ini masih dalam proses pavingisasi. Menurut Agus diperkirakan pembangunan wahana ini membutuhkan waktu 2 tahunan. Maka bila saat ini dianggap “jelek” dan mengecewakan, sesuatu hal yang wajar karena memang belum jadi.
Dari segi positifnya dengan adanya biaya tambahan tersebut adalah tidak membludaknya pengunjung memasuki wahana yang dalam pengerjaan tersebut. Banyaknya pengunjung akan menyebabkan beberapa taman yang rusak, dan itu harus segera diperbaiki. Terlepas pengelola ambil “posisi untung” dari membludaknya pengunjung ini maka harus bisa dikomunikasikan dengan baik. Dan jika suatu saat nanti sudah resmi diluncurkan hasilnya akan baik dan mampu menjadi destinasi wisata baru unggulan.
Dan jika dirasa perlu untuk menutupi rasa penasaran silahkan kunjungi tempat ini. Siapkan dana 25 ribu untuk memasuki lima wahana tersebut dan tambahan 10 ribu untuk jasa pemotretan. Dan harus disadari pula bahwa untuk menikmati sensasi atau pengalaman baru memang ada harga yang harus dikeluarkan, jangan mudah menjadi “korban” beraktifitas di media sosial. Jadi jangan terburu kecewa dahulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H