Mohon tunggu...
hervito Ardi
hervito Ardi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terorisme: Era Lama Versus Era Baru, dan Upaya Melawannya

5 Juni 2023   10:52 Diperbarui: 5 Juni 2023   12:38 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.istockphoto.com/id/foto/tentara-melawan-matahari-terbenam-gm106492379-13803937

Pengeboman Kereta di Madrid pada tahun 2004.
Pengeboman terjadi pada tanggal 11 Maret 2004 di kota Madrid, Spanyol, yang menargetkan kereta komuter di stasiun Atocha, dengan total 10 bom ditanam pada 4 kereta, ledakan pertama terjadi pada pukul 7:37 pagi hari, kemudian ledakan berturut-turut terus terjadi dan berlangsung untuk beberapa menit, banyak korban berjatuhan, setidaknya 191 orang meninggal dunia, dan 1,800 orang lainnya luka-luka. Serangan terjadi beberapa hari sebelum pemilu, yang menyebabkan ketegangan politik di negara tersebut.
Pengeboman di Bali pada Tahun 2002
Pengeboman ini terjadi pada tanggal 11 Oktober tahun 2002, setidaknya ada 3 bom bunuh diri yang meledak di hari yang sama, dengan 3 target yang berbeda, 2 diantaranya adalah bar yang terkenal di kalangan turis, dan 1 bom lainnya menargetkan konsulat Amerika Serikat di Bali. Bom pertama kali meledak tepat di dalam Paddy's Bar pada pukul 11:05 Malam, kemudian bom kedua meledak tepat di depan Sari Club, bom terakhir meledak di depan Konsulat Amerika Serikat di Bali, dalam serangan ini setidaknya menelan 202 korban meninggal dunia, koran paling banyak merupakan warga asing asal Australia, disusul warga lokal, dan terakhir warga asing asal Inggris. Serangan ini diduga dilakukan oleh kelompok teroris Jemaah Islamiyyah, salah satu kelompok teroris yang termasuk dalam jaringan Al-Qaeda

Cara Menangani Terorisme

Pemberantasan terorisme telah menjadi suatu hal yang sangat sulit dilakukan lantaran tidak seperti ancaman bentuk militer, terorisme tidak memiliki pangkalan konvensional dan menetap di lokasi tertentu. Selain itu teroris sulit dibedakan dari penduduk sipil dan juga sangat sulit melindungi diri dari serangan teroris karena faktor serangan yang sulit diprediksi. Namun terlepas dari kesulitan tersebut pada dasarnya terdapat tiga strategi utama untuk melawan terorisme.
Meningkatkan keamanan negara
Hal ini telah diterapkan pada negara seperti Israel, Sri Lanka, Spanyol dan Inggris yang telah berpengalaman terhadap terorisme nasionalis. Penguatan keamanan biasanya merujuk pada pembuatan dan pengesahan legislasi darurat yang ditunjukkan untuk membatasi pergerakan teroris dalam menggunakan keuntungan yang didapatkan dari globalisasi dan demokrasi  Masyarakat demokrasi liberal cenderung lebih rentan terhadap terorisme dikarenakan mereka melindungi kebebasan dan hak individu serta membatasi wewenang pemerintah. Disisi lain penghilangan batasan batasan yang diciptakan globalisasi memberikan cakupan yang luas bagi organisasi teroris dalam menyebarkan pengaruhnya.
Tekanan militer
Respon militer terhadap terorisme saat ini berdasar pada dua strategi. Pertama, yaitu dengan memutus kelompok teroris dari seluruh pihak yang memberikannya dukungan. Sebagai contoh, penggulingan pemerintahan taliban pada 2001 karena dianggap memiliki hubungan dengan kelompok teroris di Afganistan. Kedua, serangan terhadap tempat-tempat kelompok teroris berlatih dan serangan langsung terhadap pemimpin kelompok teroris. Hal tersebut pernah dilakukan Amerika Serikat pada tahun 2001 dimana Osama bin laden dan petinggi Al Qaeda diserang langsung di kompleks gua Tora Bora.
Kesepakatan politik
Pemerintah membuat strategi yang secara khusus mendorong kelompok teroris untuk meninggalkan bentuk kekerasan politiknya dengan cara menarik mereka pada proses negosiasi dan diplomasi. Sebagai contoh, kesepakatan Helsinki pada tahun 2005 yang mengikat Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan pemerintah Indonesia. Cara ini bukan hanya menumpas manifestasi aksi teroris tetapi juga  akar dari terorisme. Pemerintah juga menggunakan cara ini untuk meyakinkan kelompok teroris bahwa menggunakan jalur negosiasi dan diplomasi lebih membuahkan dibandingkan menggunakan kekerasan. Hal ini kemudian menjadi cara dalam melemahkan moral di dalam kelompok teroris yang terbukti efektif dalam mengatasi teroris nasionalis.
 
   Terorisme lama dan terorisme baru merupakan dua hal yang berbeda, terorisme lama lebih mengarah ke upaya untuk menjatuhkan kekuasaan negara atau kekuasaan asing dan menentukan hidup bangsa secara mandiri (Revolusi dan pergantian ideologi), sedangkan terorisme baru lebih mengarah kepada motivasi akan janji imbalan di akhirat, dimana hal ini menjadikan terorisme baru lebih dipengaruhi karena faktor kepercayaan semata dan demi mencapai hadiah setelah kehidupan menurut kepercayaan yang mereka anut. Ada beberapa cara untuk mengurangi atau menangani aksi teror, yaitu meningkatkan keamanan negara, tekanan militer, dan kesepakatan politik

Disusun oleh:

Hervito Isanka Ardi 151220101

Muhammad Rafi Ade Pratama 151220103

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun