Wajah-wajah pasrah setengah tengadah.
Berjajar mencari berkah.
Berharap uluran tangan membagi uang.
Tak peduli panas terik matahari.
Membiarkan anak-anak menengadahkan tangan.
Sambil menangis berbelepotan debu siang itu.
Suara berisik tak mampu memecah sepi.
Pada hati yang berdiam diri.
Lalau tim penertiban pemerintah.
Datang mengusir dengan teriakan.
Lalu lalang tunggang langgang.
Orang peminta-peminta berhamburan.
Menyelamatkan nasib yang pupus.
Diterjang kehidupan yang tak pernah mapan.
Dihalau kebijakan tanpa beri pekerjaan.
Â
Ini cermin retak negeri ini.
Terpantul seribu wajah duka.
Dalam bingkai kesengsaraan.
Ditanah tumpah darah penuh nafas susah.
Tersengal dalam angan-angan.
Lagu kebangsaan yang syairnya sedikit terlupakan.
Sedikit samar terhapus harapan
Kita lupa mengeja satu-satu arti kehidupan.
Dialam kemerdekaan.
Hanya doa yang selalu terucapkan.
Dalam kegiatan kenegaraan.
Sungailiat, desember 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H