Dengan bekal senyum kepahitan.
Berkalung sepatu memburu ilmu.
Jarum jam pendek sudah berpindah angka delapan.
Kampungku masih gelap dikepung mendung.
Disapu hujan yang tak mau kompromi
Semua orang keluhkan jemuran tak kering.
Panen padi menunggu matahari.
Wajah-wajah susah mengusap kehidupan.
Yang selalu menjepit pada sunyinya hati.
Menunggu hilangnya pagi.
Namun matahari tetap berdiam diri.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!