Film ini memang mengedepankan kisah percintaan sesama jenis antara Ellie dan Aster sebagai sebagai seorang lesbian namun lebih dari itu film ini tak hanya mengedepankan kisah romansa belaka, khususnya kisah pertemanan yang terjalin antara Paul dan Ellie, di mana Paul bisa meluluhkan Ellie sebagai seorang teman dekat dan dikisahkan pula jika Paul merupakan satu-satunya teman yang Ellie miliki di sekolahnya.
Selain itu film ini juga sukses menyatukan berbagai keberagaman yang di kemas secara apik oleh sang sutradara Alice Wu. Â Perbedaan Ras, Orientasi seksual, konsep ketuhanan, isu agama dan kepercayaan, Â di mana Aster merupakan seorang katolik patuh dan Ellie yang seorang Atheis.
Namun saya tak yakin film ini dapat di terima banyak kalangan terlebih dari isu yang di sajikan dalam film ini, terlebih di negara kita yang sangat anti dengan hal yang menimbulkan perdebatan.  Namun jika kita memandang film ini dari sudut perspektif lain kita akan menemukan sebuah hal yang dapat kita ambil dari film ini.  Jika kalian penasaran dengan kisah cinta segitiga ini, bisa kalian tonton di Netflix,  atau lihat review filmnya diSini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H