Mohon tunggu...
Heru Riswan
Heru Riswan Mohon Tunggu... Hoteliers - just a simple with complicated dream

orang yang akan pergi bersama angin,,calon seorang sosiolog. mantan barista

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kopi Mekarwangi, Kopi Kedua Unggulan dari Indonesia

29 Desember 2019   01:28 Diperbarui: 29 Desember 2019   01:33 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayi Sutedja, Jabarcoffee.com

Melihat keberhasilan Kopi Puntang menjadi jawara di urutan pertama dan menjadi Kopi termahal yang di lelang saat acara Specialty Coffee Assosiation of America (SCAA) Expo pada tahun 2016 yang di selenggarakan di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat rasanya cukup merasa bangga.  

Bagaimana tidak Kopi kebanggaan jawa barat tersebut menjadi Kopi berpredikat Kopi dengan hasil cupping yang mengagumkan dengan nilai uji 86,25 mengalahkan pesaing nya berbagai Kopi single origin dari berbagai negara.  

Di tangan dingin Ayi Sutedja Kopi Puntang di rawat dan dikembangkan di kawasan gunung Puntang dengan sebuah rumah kaca berbahan plastik tebal di Kampung Kolelaga, Desa Pasirmulya, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.  Ayi Sutedja merawat dan mengembangkan varietas arabika Puntang dengan gigih dan tekun hingga akhirnya menjadi yang terbaik di dunia.

Ayi Sutedja, Jabarcoffee.com
Ayi Sutedja, Jabarcoffee.com
Beda halnya dengan Ayi Sutedja yang mengembangkan Kopi, sosok Wildan Mustofa nyata nya harus kita pertimbangkan sebagai petani Kopi yang berhasil mengembangkan Kopi Mekarwangi yang sekali lagi menjadi Kopi terbaik di dunia ke dua di event yang sama yaitu  Specialty Coffee Assosiation of America (SCAA) Expo di tahun yang sama.  

Sekali lagi Kopi indonesia menduduki Kopi terbaik di dunia setelah Kopi Puntang di urutan pertama dan Kopi Mekarwangi di urutan ke dua dari sekitar 17 Kopi single origin yang bersaing dalam event tersebut. Dalam beberapa tahun ia mengembangkan bibit Kopi arabika yang di beri nama Frinsa yang berasal dari enam pohon Kopi yang di duga antara jenis sigararutang dan jenis Kopi lainnya yang tumbuh secara liar di kawasan mekarwangi.  

Wildan mempelajari semua tentang penanaman Kopi dari dasar, awalnya ia mengunjungi berbagai daerah penghasil Kopi seperti sun jenis bibit Kopyol yang dapat hidup di kawasan kanopi pohon rindang. Cara tersebut menjadi cara terbaik untuk menanam bibit Kopi tanpa menebang pohon tinggi yang sebelumnya ada di kawasan tersebut.  

Semua pengetahuan yang ia tahu akhirnya ia terapkan di kebun miliknya di daerah Mekarwangi dan Weninggalih, di Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat.  Dan atas kegigihanya tersebut Kopi Mekarwangi menjadi Runner up setelah Kopi Puntang milik Ayi Sutedja.

Wildan Mustofa, Kompas.id
Wildan Mustofa, Kompas.id
Secara keseluruhan Kopi Mekarwangi memiliki rasa yang Fruty, Malt, Spice, Sweet Caramel dan Rape Mango dengan Body yang Medium. Karakteristik tersebut cocok bagi kita yang menyukai rasa Kopi yang segar dan cenderung menyukai rasa asam buah-buahan dan sedikit sentuhan rasa rempah di ujung rasa.

Dengan Body yang medium rasanya sangat cocok untuk penikmat Kopi yang menyukai Kopi yang tidak terlalu berat namun juga tidak terlalu light.  Faktor rasa-rasa Kopi Mekarwangi di tunjang dengan keadaan geografis dari daerah Mekarwangi itu sendiri di mana Kopi di tanam berdampingan dengan pohon-pohon buah disekitar kebun.

Seperti biasa, Kopi single origin lebih di rekomendasikan di seduh menggunakan alat seduh manual, begitu pun Kopi Mekarwangi ini agar karakter dari Kopi ini dapat ter bangun secara sempurna.

Meski Kopi tersebut sudah mendunia dan memiliki predikat Kopi premium, namun rasanya kita jangan terlalu khawatir akan ketersediaan Kopi tersebut di indonesia, karena kita dapat menjumpai Kopi ini di sajikan di kedai Kopi favorit kita di kota-kota di indonesia. 

Atas kerja keras Ayi Sutedja dan Wildan Mustofa dalam mengembangkan Kopi-Kopi Jawa Barat tersebut membuat nilai ekonomis dari Kopi ini menjadi meningkat. Masyarakat di sekitar kebun ini sempat pesimis dengan menanam Kopi karena harga yang di tawarkan cukup rendah hanya Rp 2.500 per kilo gram nya, namun dengan di akuinya kualitas dari kedua Kopi tersebut menjadi hal positif yang di rasa kan oleh masyarakat sekitar.

Selain itu dulu Kopi Jawa Barat sempat menurun karena berbagai faktor diantaranya edukasi yang kurang terhadap masyarakat dan juga nilai jual Kopi yang rendah, padahal saat masa dulu Kopi Jawa Barat ini sempat sangat sukses.  Kopi di Jawa Barat mulai di tanam sejak 1699 hasil penjualanya ke eropa.

Saking tenarnya, Kopi Jawa Barat pernah di kenal di Eropa dengan nama A Cup of Java (secangkir Kopi dari jawa) namun pada pertengahan 1800 an Kopi Jawa Barat banyak mati akibat serangan hama karat daun.

kopiboutique.com
kopiboutique.com
Dengan keberhasilan kedua Kopi Jawa Barat ini dalam merebutkan predikat Kopi terbaik pada event Kopi tahun dan terbesar tersebut, di harapkan dapat mengulang kejayaan yang dahulu pernah di raih Kopi Jawa Barat.  Sebagai penikmat Kopi nyata nya kita harus selalu mendukung dan menikmati Kopi-Kopi dari semua daerah di nusantara.  Salam Kopi nusantara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun