Mohon tunggu...
Heru Riswan
Heru Riswan Mohon Tunggu... Hoteliers - just a simple with complicated dream

orang yang akan pergi bersama angin,,calon seorang sosiolog. mantan barista

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kepribadian Anak Dibentuk Melalui Keluarga

20 Februari 2019   06:31 Diperbarui: 20 Februari 2019   06:34 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluarga menjadi inti dari penerusan nilai dan norma yang di wariskan secara turun-temurun.  Bukan hanya persoalan pewarisan nilai dan norma, keluarga pun di jadikan sebagai prioritas utama dalam proses sosialisasi secara menyeluruh terhadap anak dan yang secara langsung dapat membentuk watak serta kepribadian seorang anak.  

Seperti telah di singgung pada tulisan sebelumnya , dalam tulisan saya yang kedua ini akan kita bahas secara menyeluruh mengenai faktor penting keluarga sebagai agen sosialisasi pertama dalam tumbuh kembang anak .

Keluarga merupakan sebuah organisasi terkecil dalam sebuah masyarakat yang terdiri atas seorang ayah, ibu dan anak.  

Secara umum terdapat dua bentuk keluarga yang secara umum lita temui yaitu extended family yaitu di mana bentuk keluarga ini memiliki jaringan anggota yang lebih kompleks dan besar atau biasa di sebut sebagai keluarga besar sedangkan  nuclear family adalah keluarga inti yang cukup beranggotakan ayah, ibu dan anak.

Keluarga cukup berperan penting dalam masyarakat, di mana sebuah masyarakat besar di bentuk dari banyaknya keluarga dalam satu komunitas masyarakat dalam sebuah daerah.  

Norma dan nilai yang menelurkan adat istiadat di bentuk dan disosialisasikan pertama kali dalam sebuah keluarga yang selanjutnya akan terus di turunkan ke generasi selanjutnya.

Begitu pun dalam hal ini sebuah kepribadian dari seorang anak di bentuk, dari mulai belajar berinteraksi dengan orang lain pertama kali, bagaimana anak belajar memahami nilai dan norma hingga kepribadian seorang anak dapat di bentuk.  

Peran penting semua anggota keluarga penting disini seperti peran seorang ayah dan ibu, serta pentingnya fungsi dari keluarga berjalan untuk tumbuh kembang anak seperti di antaranya fungsi proteksi, ekonomi,  afeksi, reproduksi, rekreasi dan masih ada beberapa fungsi penting dalam keluarga.

Awal mula tumbuh dan berkembang seorang anak di tandai dengan beberapa tingkatan, kita akan mengenai empat tingkatan perkembangan anak dalam sosialisasi yaitu preparatory stage di mana anak mempersiapkan dirinya menerima sosialisasi secara utuh, Play stage yaitu fase di mana seorang anak meniru peran semua orang yang terlibat dalam proses sosialisasi, Game Stage yaitu stage anak sudah memahami peran dan fungsi dari peran yang mereka tiru serta susah dapat menempatkan fungsi dari peran yang di tiru, dan yang terakhir adalah Generalized Other di fase ini anak sudah memahami dan menerima peran secara kolektif dan telah menjadi warga masyarakat.

Setelah kita mengetahui hal-hal mendasar mengenai faktor awal pembentuk kepribadian anak dalam sosialisasi selanjutnya kita pun harus memahami bentuk komunikasi sosialisasi dalam sebuah keluarga, hal ini menjadi penting karena faktor ini yang akan lebih mendalam seorang anak menerima sosialisasi biasanya bentuk komunikasi sosialisasi ini di perankan oleh seorang ayah atau pun ibu.  Bentuk komunikasi sosialisasi ini biasanya berbentuk adjektif dan partisipatoris.  

Dalam bentuk adjektif orang tua biasanya orang tua menjadikan anak sebagai objek dalam komunikasi serta cenderung otoriter dalam komunikasi yang di tandai dengan komunikasi yang satu arah.  

Orang tua seperti ini biasanya memaksakan kehendak anak dengan keinginan orang tua. Bentuk komunikasi ini banyak sekali di temukan di indonesia. 

Bentuk komunikasi ini cenderung membuat anak tidak dapat mengutarakan opininya kepada orang tua, bahkan orang tua tidak dapat mengetahui kepribadian anak secara menyeluruh.  Dengan gaya komunikasi seperti ini cenderung akan diturunkan kepada anak ketika kelak mereka sudah memiliki keluarga.  

Dampak terbesar dari bentuk ini membuat kepribadian anak pasif dan cenderung konservatif dan menjadikan orang tua maha benar.  

Yang kedua adalah bentuk partisipatoris, gaya komunikasi ini adalah bentuk manakala anak di jadikan sebagai subjek komunikasi.  Arah komunikasi cenderung terbentuk dalam dua arah, sehingga proses komunikasi berjalan secara adil antara orang tua dan anak.  

Semua opini dan pendapat anak dapat di dengarkan oleh orang tua dengan baik, sehingga orang tua mengerti dan memahami kepribadian dan sifat asli dari anak. Bentuk komunikasi ini cenderung di lakukan oleh orang tua modern.

Setelah kita memahami semua bentuk proses sosialisasi pembentuk kepribadian anak ini, kita masuk pada proses sosialisasi afeksi yang lebih penting menurut saya, di mana perhatian dan kasih sayang menjadi kunci sosialisasi afeksi ini.  

Anak di fase pertumbuhan dan di fase pra remaja sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua, jangan sampai orang tua kehilangan fase ini dan membuat anak menjadi dissosialiasasi dan menimbulkan efek yang negatif.  

Berikan perhatian dan waktu untuk bermain, berdiskusi, dan berlibur bersama.  Serta pentingnya komunikasi yang terjalin secara baik dan intens antara anak dan orang tua.

Berbicara mengenai dissosialisasi, banyak faktor yang menyebabkan hal ini di antaranya adalah faktor orang tua yang sangat dominan melakukan komunikasi secara otoriter, perceraian orang tua, ketidakpedulian orang tua, kurangnya kasih sayang dari orang tua dan masih banyak lagi faktor dissosialisasi yang pada akhirnya membuat anak melakukan prilaku devian (kenakalan remaja), penyimpangan sosial dan sifat apatis.

Secara garis besar keluarga adalah faktor krusial dalam tumbuh kembang anak dalam menerima sosialisasi nilai dan norma.  Peran penting orang tua menjadi kunci keberhasilam sosialisasi teehadap anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun