Mohon tunggu...
Heru Riswan
Heru Riswan Mohon Tunggu... Hoteliers - just a simple with complicated dream

orang yang akan pergi bersama angin,,calon seorang sosiolog. mantan barista

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kepribadian Anak Dibentuk Melalui Keluarga

20 Februari 2019   06:31 Diperbarui: 20 Februari 2019   06:34 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang tua seperti ini biasanya memaksakan kehendak anak dengan keinginan orang tua. Bentuk komunikasi ini banyak sekali di temukan di indonesia. 

Bentuk komunikasi ini cenderung membuat anak tidak dapat mengutarakan opininya kepada orang tua, bahkan orang tua tidak dapat mengetahui kepribadian anak secara menyeluruh.  Dengan gaya komunikasi seperti ini cenderung akan diturunkan kepada anak ketika kelak mereka sudah memiliki keluarga.  

Dampak terbesar dari bentuk ini membuat kepribadian anak pasif dan cenderung konservatif dan menjadikan orang tua maha benar.  

Yang kedua adalah bentuk partisipatoris, gaya komunikasi ini adalah bentuk manakala anak di jadikan sebagai subjek komunikasi.  Arah komunikasi cenderung terbentuk dalam dua arah, sehingga proses komunikasi berjalan secara adil antara orang tua dan anak.  

Semua opini dan pendapat anak dapat di dengarkan oleh orang tua dengan baik, sehingga orang tua mengerti dan memahami kepribadian dan sifat asli dari anak. Bentuk komunikasi ini cenderung di lakukan oleh orang tua modern.

Setelah kita memahami semua bentuk proses sosialisasi pembentuk kepribadian anak ini, kita masuk pada proses sosialisasi afeksi yang lebih penting menurut saya, di mana perhatian dan kasih sayang menjadi kunci sosialisasi afeksi ini.  

Anak di fase pertumbuhan dan di fase pra remaja sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua, jangan sampai orang tua kehilangan fase ini dan membuat anak menjadi dissosialiasasi dan menimbulkan efek yang negatif.  

Berikan perhatian dan waktu untuk bermain, berdiskusi, dan berlibur bersama.  Serta pentingnya komunikasi yang terjalin secara baik dan intens antara anak dan orang tua.

Berbicara mengenai dissosialisasi, banyak faktor yang menyebabkan hal ini di antaranya adalah faktor orang tua yang sangat dominan melakukan komunikasi secara otoriter, perceraian orang tua, ketidakpedulian orang tua, kurangnya kasih sayang dari orang tua dan masih banyak lagi faktor dissosialisasi yang pada akhirnya membuat anak melakukan prilaku devian (kenakalan remaja), penyimpangan sosial dan sifat apatis.

Secara garis besar keluarga adalah faktor krusial dalam tumbuh kembang anak dalam menerima sosialisasi nilai dan norma.  Peran penting orang tua menjadi kunci keberhasilam sosialisasi teehadap anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun