Mohon tunggu...
Heru Prasetiyo
Heru Prasetiyo Mohon Tunggu... Lainnya - Masyarakat Biasa

Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Makassar Raya DAN Anggota: Lembaga Advokasi Dan Pendidikan Anak Rakyat ( LAPAR SULSEL)

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Melawan Doktrin Xenophobia Masyarakat Nusantara

8 Januari 2025   02:24 Diperbarui: 8 Januari 2025   02:42 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yah pada zaman ini kita sudah tidak asing di sosial media tentang SDM Indonesia yang di anggap sebagai SDM Rendah. Ada beberapa faktor yang kemudian menjadi alasan slogan ini banyak muncul di berbagai komentar di seluruh sosmed, bahkan pun yang mengatakan SDM rendah juga, yah adalah warga Indonesia juga, apakah ini yang dinamakan tentang toleransi dan menghargai pendapat? Kita telisik dulu alasan mengapa di Indonesia akhir-akhir ini masyarakatnya di katakan sabagai SDM rendah :

1. Menilai secara teks tual.

Nah salah satu alasan mengapa warga Indonesia di katakan sebagai SDM rendah, yah tentu apa yang kemudian mereka lihat baik secara langsung di lapangan ataupun melewati sosial media, mereka kadang langsung mengjust atau menyimpulkan sesuatu tanpa melihat pendapat lain ataupun lebih simplenya melihat sesuatu dengan tidak berbagai referensi langsung mengklaim atau mengjust, seolah-seolah pendapatnya adalah keputusan final.

2. Minim Literasi

Yah ini adalah problem paling sering terjadi di Warga Indonesia, terkhusus warga yang sangat malas dalam membaca sesuatu kejadian dan tanpa meneliti lebih detail baik, kadang mereka menyimpulkan sesuatu dengan hanya membaca sub tema, tanpa membaca isi dari teks tersebut secara menyeluruh, makanya kadang tanpa mereka sadari hanya dengan membaca sub tema sudah seolah-olah mengetahui isi dari teks tersebut.

3. Fanatik terhadap pamor yang kadang berlebihan.
Kenapa ini kemudian menjadi nilai mines bagi warga indonesia sangat ingin di kata dalam hal apapun. Tapi kemudian kapasitas dari mereka tidak di dukung, terutama dalam skill dan kapasitas pengetahuan baik secara pengalaman ataupun secara materi.

4. Sulit untuk berpikir maju dan rasional.

Nah alasan paling sangat sering di kumandangkan oleh warga yang kemudian di katakan rasional, kepada warga yang tidak rasional adalah tidak bisa berpikir maju, dan hanya stak jalan di tempat saja. Terutama dalam segi Teknologi, baik segi fasilitas umum ataupun tranportasi, kadang mereka menganggap itu adalah hal negatif dengan dalil ini adalah bukan budaya kita.

5. Melakukan hal yang kadang tidak terlalu urgent.

Nah yang terkahir ialah kadang warga indonesia, kadang mempunyai pikiran terlalu objektif, terutama ketika di suruh memilih pendidikan gratis atau Makan gratis, kadang warga blunder sesungguhnya yang urgnet tentu saja adalah pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Ini adalah hak tiap warga, tapi mereka lebih objektik dalam mengambil keputusan tentang mengatakan isi perut lebih penting dari pada pendidikan dan sebagainya, tidak bisa di pungkiri kita masih barada dalam masa yang dimana tidak semua warga bisa makak dengan layak, tapi kemudian muncul pertanyaan apakah pendidikan tidak urgent? Tentu urgent sumber segala dari sumber adalah pendidikan, ketika pendidikan baik maka suatu saat makanan dari mereka secara tidak langsung akan membaik.

6. Membuang - buang waktu dan mengulang kesalahan yang sama.

Ini adalah kebiasan yang bahkan masih sering kita lakukan yaitu ketika ada sesuatu hal kasang kita memakai prinsip nanti, dan sebentar. Nah ini yang menjadi kebiasaan buruk ketika ada sesuatu yang sering kali di tunda, dengan alasam yang kadang tidak logis. Dan sering melakukan hal serupa yaitu mengulang kesalahan tersebut terus menerus, ini kadang menjadi penilaian mulai cara kita untuk belajar agar disiplin dan tidak membuang buang waktu dan lambat.

Inilah alasan mengapa kadang kita dikatakan sebagai SDM Rendah oleh beberapa kalangan, walaupun tidak semua, tapi rata-rata warga yang mungkin dalam pendidikannya kurang beruntung mungkin akan menimbulkan 6 hal perlakuan tersebut. Ini adalah salah satu alasan yang bisa kita nilai bahkan menjadi intropeksi diri kita sendiri.

Kemudian muncul petanyaan apasih Xenophobia? Dan kenapa harus di lawan? Nah Xenopuobia merupakan nama pemberian dari Belanda pada saat masa kolonial, yang berarti rasa yang akan malu terhadap warga luar negeri dan menganggap mereka terlalu berlebihan baik secara fisik, bahasa dan stayle atau gaya berbusana.

Nah Doktrin ini sudah ada sangat lama, yang kemudian di tanamkan di pikiran kepala kita oleh Kolonial Belanda, dengan menghilangkan pikiran rasional masyarakat nusantara pada saat itu dengan doktrin ini, doktrin ini sacara tidak langsung ketika Belanda menjajah kita masyarakat nusantara dengan senang hati menerima Belanda dan secara tidak langsung sedikit demi sedikit menjajah kita dengan mengeksplor habis habisan hasil Bumi kota, mulai dari Rempah, hingga minyak bumi.

Kita menelisik sedikit ke Belakang dimana dulu di Nusantara di Kenal dengan berbagai macam kerajaan. Nah kita tidak asing lagi dengan nama kerajaan seperti Sriwijaya kerajaan Bercorak Budha, Kemudian kita mengenal kerjaan Majapahit kerajan bercorak Hindu, dan Gowa Tallo sebagai kerajaan bercorak Islam.

Nah sebelum masuk Kolonial di Nusantara kita dahulunya mempunya mental Baja dan pemberani, dan terkenal dengan tokoh-tokoh yang mempunyai wawasan yang luas, berpikir rasional, dan mempunyai jiwa-jiwa pemimpin dan petarung. Kita mengenal tokoh di kerajaan seperti Sultan Alaudin ( Gowa Tallo), Raja Balaputradewa ( Sriwijaya), Prabu Hayam Wuruk ( Majapahit ). Mereka adalah salah satu sedikit contoh pahlawan nasional yang sebelum dimasuki Kolonial adalah Raja-raja yang memiliki sejarah yang panjang dan tidak hanya Nusantra saja yang mengenal bahkan hampir seprtiga Dunia, seperti Sriwajaya dan Majapahot yang mempunyai daerah kekuasan yang sepenuhnya di Asia Tenggara.

Ini membuktikan bahwa para tokoh kerajaan ternama pada saat itu sangat dikenal gagah dan berani dalam menghadapi segala tantangan sebagai pemimpin di kerajaan masing-masing yang bahkan kisahnya di kenal hingga sekarang menjadi sejarah terbesar di Nusantara. Kemudian setelah masuk Belanda, kita di kenalkan dengan doktrin doktrin yang kemudian menghilangkan identitas kita di masa lalu, mulai semangat dan pemikiran yag maju serta rasional dalam menjadi pemimpin. Ini yang kemudian menjadi Doktrin yang terbawa hingga sampai saat ini, dokrin Xenephobia iti, selain doktrin Xenophobia, ada juga doktrin seperti deathlock atau terkunci di dalam, adalah doktrin yang mengatakan agar kita sebagai masyarakat Nusantara agar tidak pergi berlaut di karenakan di laut ada banyak hal - hal mistis contoh kecil di pantai timur di kenal pengan penkaganya yaitu Nyirorokidul. Ketika kita berlaut maka kita akan celaka di karenakan Nyirorokidul selalu mencari tumbal ketika ada yang berlaut di wilayah kekuasaannya. Ada pula beberapa doktrin lain seperti hal-hal Bid-ah, kuravat, kolot dan sebagainya.

Sebelum ada doktrin itu kita sudah di kenal sebagai warga maritim, yang di kenal sebagai bangsa yang kuat dan handal dalam berlayar, bahkan penemu kapal yang terkenal adalah salah satu warga Bangsawan Wajo, Sulawesi Selatan yang bahkan hasil penemuannya di ikuti oleh beberapa Negara, hingga ia di panggil untuk membuat kapal-kapal di berbagai negara. Yang membuat terkenal di karenakan letak geografis daerah Wajo sangat minim Pesisir Pantainha. Yang kemudian kapal tenaga uap yang di kenal hingga manca negara.

Ini salah satu contoh sejarah di masa kerajaan. Kemudian sempat hampir terpatahkan ini Doktrin pada masa awal tahun 19000 san hingga 2000 an, kita mengenal yang namanya BJ. Habibie yang di kenal sebagai orang Indonesia yang berhasil menciptakan Peswat N250 Gatotkaca, yang ia ciptakan di Jerman, dan kemudian yang sedikit membuat kita kecewa ialah hasil karya warga terbaik di Indonesia malah di Nikmati oleh negara luar dan di klaim sebagai hasil penemuan mereka. Nah setelah itu Doktrin Xenophobia ini terus masih berlanjut hingga sekarang.

Kadang saya merasa sedikit kecewa dengan menulis tulisan ini. Kenapa di zaman sekarang kita lebih bangga dengan dengan produk dan makanan dari luar dari pada makan lokal dari Indonesia, kita lebih sering mengposting di sosial media, ketika makan di luar Seperti KFC, Pizza Hut, hingga produk busana dari luar dan mengidolakan orang luar dari pada pahwalan di Negara kita sendiri yang dahulu memperjuangkan tanah kelahiran kita tanah nenek moyang kita. Sedangkan kita merasa malu ketika makan dan minum dari UMKM produk dalam negeri, seperti Warteg, Rumah Makan Padang, Coto Makassar. Kadang kita menganggap makan di tempat tersebut sebagai hal yang kurang baik dan spesial. Inilah kemudian doktrin yang terbawa hingga sekarang Doktrin Xenophobia mengapa kita mempunyai mental malu terhadap produk dalam negeri dari pada produk luar.

Kemudian Doktrin yang terbawa salah satunya dari segi sifat yaitu ketika ada Bule atau Masyarakat luar kita menganggap Wah atau sangat spesial, hingga berfoto bersama dan kagum terhadap mereka, sedangkan warga luar dengan kita adalah sama, apa yang kemudian membedakan kita dengan mereka? Toh kita ketika datang ke Negara mereka di anggap sebagai hal biasa tidak ada reaksi yang berlebihan, walaupun kita di kenal sebagai masyarakat yang mempunyai tatakrama dan sopan santun terhadap orang, tapi kita memberikan sikap seolah-olah mereka adalah orang yang dengan mmepunyai keistimewahan yang lebih.

Nah ini menjadi kritik kita, kadang kita malu terhadapat Produk, Sifat, dan pengetahuan, sedangkan pendahulu-pendahulu kita sudah banyak yang membuktikan bahwasannya kita adalah negara yang besar, dan mempunyai potensi baik dari SDM dan SDAnya. Secara tidak langsung sifat yang kita tunjukan kepada mereka adalah bentuk penjajahan secara budaya. Yang kemudian kita di paksa mejadi ke Jepang - Jepangan, hingga ke Korea-korean. Itudalah adalah contoh kecil bentuk penjajahan secara mental.

Ini yang kemudian harus kita lawan dengan agar Negara kita ini bisa bangkit, dan tidak berlarut dengan doktrin dari Belanda hingga saat ini, walaupun tidak semuanya tapi dampaknya sangat relevan kita rasakan bahkan Negara kita kadang di Cap sebagai negara dengan SDM Rendah.

Apakah kita tidak bisa mengikuti pendahulu kita? Tentu bisa. Apakah kita bisa menciptakan karya yang akan di kenal Se-Indonesia atau bahkan Dunia? Tentu juga bisa. Kita harus menamkan rasa Nasionalisme di jiwa kita, dengan mempunyai komitmen kalau orang luar bisa, kenapa saya tidak ? Ini yang menjadi PR kita bagaimana nilai - nilai mines di warga kita harus di hapus dan di ubah agar bisa menjadi negara maju dengan SDM yang memiliki kemampuan untuk bersaing di luar.

Kadang kita juga sering mengeluh ketika ada tambang, ataupun proyek dari luar. Selalu memprotes kenapa warga lokal tidak di libatkan? Kemudian pertanyaan yang muncul apakah warga kita ketika di beri lowongan kerja di perusahaan tersebut dapat bersaing secara skill, dan Pikiran. Ini sangat aneh kita berteriak dengan dalil pemerintah tidak adil. Tapi apakah kita tidak melihat diri sendiri? Apakah kita mampu ketika di beri wewenang untuk mengambil jabatan di dalam. Yang ada kita malah akan membuat proyek tersebut akan bermasalah apabila skill kita tidak memadai untuk masuk didalam. Kadang kita sering mengeluh sistem pemerintah kita salah, kadang untuk masuk kedalam minimal punya orang dalam dan harus punya uang. Nah minset - minset seperti ini harus segera di ubah, sekarang bagaimana cara kita menambah kapasitas kita baik secara skill, ilmu dan pengalaman agar bisa bersaing di dalam. Ini yang kemudian menjadi pertanyaan.

Jadi sekarang bagaimana kita melawan doktrin xenophobia ini? Tentu saja kita wajib menambah literasi kita, dengan memperbanyak bacaan buku, baik buku secara Fisik atau Hard Fisiknya atau filenya, dan artikel serta jurnal yang mendukung, kita sudah sangat mudah mencari Informasi dengan adanya media sosial. Sisa bagaimana kita menumbuhkan minat dalam membaca dan menulis, kemudian juga bisa membedakan berita hoax, ini juga kadang akan menjadi kesalahan berpikir kita. Sejujurnya banyak sejarah yang di palsukan, yang menang akan di kenang, yang kalah akan di anggap aib dan tidak akan di ceritakan dalam sejarah. Atau bahkan sejarahnya akan di putar balikkan, seperti contoh Rahwana yang ketika menculik Dewi Sinta di anggap sebagai orang yang sangat Patriarki, tapi nyata itu adalah berita tidak benar bahwasannya Rahwana adalah orang yang sangat Matriarki yang sangat menghargai Prempuan. Tetapi di dalam film atau cerita dalam sejarah banyak menceritakan Rahwana sebagai Penjahat, wujud seperti reptil, garang, menyeramkan dan sebagainya.

Sudah bisa di simpulkan kita sangat wajib melawan doktrin ini dengan menanamkam sejak dini kepada anak-anak di Zaman sekarang yang kita kenal dengan Gen Z, apa lagi Gen Z di kenal sebagai Gen yang mempunyai penyakit mental, atau di kenal dengan "mental helth" yang sudah sangat di lekatkan dengan identitas Gen Z tersebut, efeknya tentu sudah sangat terpengaruh dan tergila-gila terhadap budaya luar. Kita perlu memperbanyak membaca sejarah kita di masa lampau, baik secara adat di Nusantara, ataupun bahkan sekelas Agama perlu kita ketahui sejarah dan latar belakangnya untuk mengetahui kebenaran yang ada. Dan ketika berhasil melawan doktrin ini, mungkin 10 atau 20 Tahun kedepan kita akan menemukan Bibit baru Bj Habibie, atau bahkan bibit seperti Bung Tomo dengan semangat perjuangan dan nasionalismenya.

Mari kita bersama melawan doktrin tersebut dengan berjalan bersama-sama dengan seluruh komponen untuk merubah minset dan pokiran Masyarakat Indonesia, agar kedepannya perubahan mental, sikap, sifat dan pola pikir itu terwujud secara perlahan agar kita bukan hanya di kenal dengan budayanya dan Sumber Daya alam baik itu Destinasi atau hasil bumi saja, tapi SDM kita juga bisa di kenal juga sebagai SDM yang rasional dan bisa berpikir secara kritis , dan dengan mungkin hasil penemuan kita yang kemudian akan di Banggakan di Indonesia bahkan dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun