Mohon tunggu...
Herumawan P A
Herumawan P A Mohon Tunggu... Lainnya - Pernah menjadi mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Menyukai olahraga sepakbola, sedang belajar menjadi citizen Juornalism dan suka menulis apapun. Mulai dari artikel sepak bola, cerita remaja, cerita pendek, cerita anak hingga cerita misteri.

Asli wong Jogja. Sekarang tinggal di Sleman.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Membayangkan "The New Normal" di Sepak Bola

27 Mei 2020   12:18 Diperbarui: 27 Mei 2020   12:38 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: medcom.id

Kehadiran Virus Corona di tengah masyarakat dunia sudah mengubah segalanya. Semua aspek kehidupan terkena dampaknya. Tak terkecuali sepak bola. Kompetisi pun sempat dihentikan selama kurang lebih dua bulan. Penyebabnya ada pemain dan official klub yang terkena Virus Corona atau sebagai antisipasi saja. Tapi ada pula yang masih menggulirkan kompetisi sepak bolanya. Seperti di Belarusia, Nikaragua, Tajikistan dan Burundi.

Sumber gambar: pikiran-rakyat.com
Sumber gambar: pikiran-rakyat.com

Sumber gambar: pikiran-rakyat.com

Setelah kurang lebih dua bulan dihentikan, ada kompetisi yang diteruskan seperti Bundesliga, (mungkin) Liga Inggris, (mungkin Liga Spanyol. Tapi ada pula yang dihentikan total seperti Liga Belgia, Liga Perancis, Liga Belanda, Liga Argentina. 

Sepak bola dunia memang harus beradaptasi dengan kehadiran Virus Corona. Bukan hanya klub tapi seluruh stake holder sepak bola harus siap menyambut "the new normal" di sepak bola.

images-4-5ecdf803097f3612394e2802.jpg
images-4-5ecdf803097f3612394e2802.jpg

Sumber gambar: pixabay.com

Apa saja yang mungkin bakal menjadi "the new normal" di sepak bola? Mari membayangkannya.

Yang pertama, stadion akan tampak kosong. Pertandingan akan digelar tanpa penonton. Tapi kalau di Indonesia nanti, mungkin bisa jadi akan sedikit berbeda. Stadion masih bisa diisi sekitar 50 persen penonton dengan menjaga jarak dan mencuci tangan sebelum masuk ke stafion, mirip-miriplah sama aturan yang berlaku angkutan umum atau KRL hehehehe.

Yang kedua, mungkin tak akan ada lagi pemain satu tim berfoto bersama sebelum pertandingan dimulai, jabat tangan antar pemain dan dengan wasit,jabat tangan antar pelatih (sebelum dan sesudah pertandingan seperti yang biasa dilakukan di Liga Inggris). Tukar menukar logo federasi dan jabat tangan antar kapten tim sebelum kick off mungkin akan ditiadakan semenentara waktu. Tukar menukar jersey antar pemain selesai pertandingan mungkin tak akan diperkenankan.

Berbagai selebrasi seperti melepas jersey setelah mencetak gol lalu melemparkannya ke arah suporter, memeluk pemain yang menceak gol hingga bersujud mungkin tak akan dilakukan. Mungkin tak terlihat lagi pemain yang berani meludah atau menyemprotkan ingus dari hidungnya di lapangan. Kalau sampai terjadi, mungkin pertandingan akan di-stop dulu lalu lapangannya disemprot disinfekatan hehehehehe. 

Menurut kabar, akan ada aturan pemain yang hendak memprotes keputusan wasit harus berjarak satu meter atau lebih. Sebenarnya dari yang saya ketahui, hanya kapten tim yang berhak memprotes keputusan wasit. Tapi kenyataan di lapangan hijau, semua pemain bisa memprotes keputusan wasit. 

Yang ketiga, sepak bola suka tak suka adalah olahraga yang ada kontak fisik di dalamnya. Mulai dari berbenturan kepala (biasanya bek dengan penyerang lawan), jegal menjegal, body contact memakai lengan, siku atau pinggang, terkadang kaki pun bisa mendarat di kepala atau terkena rahang pemain lawan. Kalau tak hati-hati, hal tersebut bisa membuat cedera ringan, cedera parah atau malah berujung kematian. Dengan adanya Virus Corona, bisa saja lama pertandingan akan dikurangi atau menambah waktu jeda istirahat untuk mandi dan berganti jersey yang baru.

Yang keempat, mungkin tak akan terlihat lagi pelatih yang stres atau tertekan oleh hasil pertandingan yang sedang berlangsung lalu menyentuh bagian wajahnya (pipi, hidung, atas bibir). Mungkin tak akan terlihat instruksi kiper pada pemain saat melakukan pagar betis atau tendangan sudut, biasanya ia akan mengingatkan sembari memberi tanda berupa jari telunjuk hampir menyentuh bagian ujung mata. Mungkin tak ada acara toss tangan antar pemain yang mau diganti dan yang menggantikannya.  

Yang kelima, mungkin saja bakal ada pemeriksaan suhu tubuh hingga tes VCR pemain, pelatih, official tim, perangkat pertandingan sebelum dan dan sesudah pertandingan. Mungkin ada semacam surat sehat sebelum pertandingan yang dikeluarkan operator liga. Tujuannya adalah memastikan para pemain yang diturunkan dan semua pihak terkait diharapkan tak terkena Virus Corona.  Tapi ini membutuhkan banyak biaya dan itu akan menambah beban pengeluaran klub maupun federasi yang bersangkutan.

Ini hanya bayangan saya tentang "the new normal" di sepak bola. Mungkin agak absurd dan nyleneh. 

Monggo... Siapa tahu ada yang punya bayangan berbeda tentang "the new normal" di sepak bola?

Follow ig saya: @herumawanpa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun