Mohon tunggu...
Heru Legowo
Heru Legowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang yang suka sesuatu hal yang baru, yang menantang fisik, kecerdasan dan yang penting segala sesuatu yang membuatnya merenung! Oleh karenanya, dia kerap melakukan pekerjaan atau perjalanan yang tidak biasa. Hal-hal baru dan tempat-tempat baru selalu mengusik keinginan-tahuannya. Dia akan melakukan apa saja untuk dapat mengerti dan memahaminya, kemudian berusaha menuliskan pengalamannya; untuk sekedar berbagi. Semoga bermanfaat …

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Siapa Sebenarnya Amangkurat I?

17 Juni 2015   22:41 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:08 13213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah cinta Amangkurat I yang dramatis adalah bersama seorang wanita cantik, putri seorang dalang wayang. Wanita itu kemudian lebih dikenal sebagai Ratu Malang. Pada saat itu wanita itu telah menikah dengan Kiai Dalem dan sedang hamil dua bulan. Untuk melancarkan niatnya mengawini sang wanita, Sang Sunan lalu membunuh Kiai Dalem, suami Ratu Malang.

Mengetahui suaminya dibunuh, Ratu Malang sepanjang siang dan malam meratapi kematian suaminya. Kemudian, ia jatuh sakit dan meninggal. Sang Sunan mengira bahwa kematian wanita yang dicintainya itu karena para selir-selir kerajaan yang cemburu kepadanya. Amangkurat I mencurigai para dayang-dayang kerajaan telah meracuni sang Ratu.

Sunan yang kecewa karena kematian wanita yang dicintainya, lalu mengukum mati 43 orang selir dan dayang-dayangnya dengan cara mengasingkan mereka dan tidak diberi makan dan minum sama sekali. Bahkan satu orang selirnya yang masih hidup di pengasingan, akhirnya dikubur hidup-hidup disamping makam Ratu Mayang.

 

Kekuasaan

Dalam memerintah Sunan tidak seperti ayahnya. Amangkurat I justru menjalin hubungan dengan VOC yang pernah diperangi ayahnya. Pada tahun 1646 ia mengadakan perjanjian, VOC diizinkan membuka pos-pos dagang diwilayah Mataram. Sedangkan Mataram diizinkan berdagang ke pulau-pulau lain yang dikuasai VOC. Kedua pihak juga saling melakukan pembebasan tawanan. Perjanjian tersebut oleh Amangkurat I, dianggap sebagai bukti bahwa VOC takluk terhadap kekuasaan Mataram. Namun Amangkurat I kemudian terperangah, ternyata anggapannya salah. VOC menyerag dan merebut Palembang tahun 1659.

Dalam pada itu, permusuhan Mataram dan Banten juga semakin buruk. Pada tahun 1650 Cirebon ditugasi menaklukkan Banten, tetapi gagal. Sementara itu hubungan diplomatik Mataram dan Makassar yang dijalin Sultan Agung, akhirnya juga hancur di tangan putranya. Pada tahun 1658 Amangkurat I menolak duta-duta Makasar dan menyuruh Sultan Hasanuddin datang sendiri ke Jawa. Tentu saja permintaan itu ditolak oleh Sultan Hasanuddin.

 

Pemberontakan Trunajaya

Amangkurat I juga berselisih dengan putra mahkotanya, yaitu Raden Mas Rahmat. Pada tahun 1661 Mas Rahmat melancarkan aksi kudeta, tetapi gagal. Amangkurat I menumpas seluruh pendukung putranya itu. Sebaliknya, Amangkurat I juga gagal dalam usaha meracun Mas Rahmat tahun 1663.

Perselisihan memuncak tahun 1668 saat Mas Rahmat merebut calon selir ayahnya yang bernama Rara Oyi. Mas Rahmat sendiri diampuni, setelah dipaksa membunuh Rara Oyi dengan tangannya sendiri. Amangkurat I juga menghukum mati Pangeran Pekik mertuanya sendiri, yang dituduh telah menculik Rara Oyi untuk Mas Rahmat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun