Siddharta dan Galileo adalah orang-orang yang berani bersikap kritis pada tradisi. Mereka berani menantang otoritas yang sudah tidak lagi pas dengan perkembangan jamannya.
Sambil melakukan itu, mereka tetap setia pada jalan spiritualitas yang mereka pilih, sambil terus menggali kebenaran tentang alam semesta sebagaimana adanya. Jalan yang mereka tempuh tentu sama sekali tidak mudah.
Di dalam jalan ini, orang juga menemukan pemahaman yang mendalam tentang alam semesta. Di titik ini, sains dan spiritualitas menjadi satu, dan melebur menjadi satu titik, yakni "bangunnya jati diri alamiah kita sebagai manusia", atau awakening.
Siddharta dan Galileo adalah orang-orang yang berani bersikap kritis pada tradisi. Mereka berani menantang otoritas yang sudah tidak lagi pas dengan perkembangan jamannya.
Sambil melakukan itu, mereka tetap setia pada jalan spiritualitas yang mereka pilih, sambil terus menggali kebenaran tentang alam semesta sebagaimana adanya. Jalan yang mereka tempuh tentu sama sekali tidak mudah.
Hukuman Minor
Benturan dengan tradisi membawa mereka pada pengucilan. Mereka disalahpahami, bahkan hendak dibunuh, karena berpikir berbeda. Siddharta beberapa kali hendak dibunuh oleh orang-orang yang tidak menyukainya.
Galileo harus mengalami persidangan yang tidak adil, dan bahkan harus menjalani tahanan rumah, karena tidak setuju dengan Gereja Katolik Roma.
Namun, jalan hidup keduanya adalah jalan hidup ideal dalam terang sains dan spiritualitas. Mereka adalah para ilmuwan sejati yang mengedepankan pemikiran rasional dan eksperimen yang sistematik.
Mereka tidak menelan mentah-mentah tradisi, atau percaya begitu saja pada anggapan-anggapan umum yang bertebaran. Di sisi lain, mereka tetap menjadi manusia yang beriman, religius dan spiritual.
Terobos Intelektual