Mohon tunggu...
Mas Heru
Mas Heru Mohon Tunggu... Wiraswasta - Swasta

Menikmati jadi diriku sendiri

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Memperluas Garis Demarkasi Koperasi, Ketika Pertamina Dirubah Menjadi Koperasi

20 Desember 2024   09:14 Diperbarui: 20 Desember 2024   10:10 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SPBU Penyakit. Kompascom

Tidak ada lagi demo kebijakan BBM apapun, masyarakat merasa memiliki dan juga menikmati.


 Keuntungan masyarakat adalah sebagai pemakai, pembeli dan juga yang punya saham. Kompasasi keuntungan / SHU dapat berupa uang tunai atau kompensasi kebijakan seperti jperpanjangan STNK bisa gratis dari hasil SHU.

Diketahui 83 persen penduduk Indonesia pemakai motor, nomer 3 di dunia. Dengan jumlah penduduk 283 juta jiwa yang merupakan peringkat ke-4 dunia, saat ini tercatat memiliki populasi lebih dari 164 juta unit per Agustus 2024. Sebagian besar jenis kendaraan itu adalah sepeda motor yang mewakili lebih dari 83 persen.

Mengutip data Korlantas Polri, total populasi kendaraan di Indonesia mencapai 164.136.793 unit. Nominal ini telah bertambah sebanyak 5 juta hanya dalam waktu delapan bulan.

Sementara Kementerian Perindustrian pernah menyatakan rasio kepemilikan mobil di Indonesia masih rendah dibanding jumlah penduduk. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang pada Juni lalu bilang rasio kepemilikan mobil di Indonesia adalah 99 per 1.000 penduduk.5 Okt 2024.

Dari 164 juta kendaraan yang ada sekarang, sebanyak 137,3 juta adalah motor, sedangkan mobil penumpang jumlahnya 20,1 juta unit. Jenis kendaraan lainnya yaitu mobil barang 6,19 juta, bus 285 ribu dan kendaraan khusus 162 ribu.

 Bayangkan mereka masuk anggota koperasi,  bisa dipastikan pemerintah tidak lagi berurusan dengan gejolak masyarakat dan juga terbebas dari ancaman defisit anggaran yang dihasilkan dari bengkaknya subsidi BBM setiap tahunnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun