Dok. Pribadi. Sistem Tumpang Sari, antara lahan pertanian terbatas dan peternakan sempit.Â
Heru memastikan, masyarakat petani urban raya Indonesia tidak hanya berfokus di wilayah Kabupaten Cirebon tapi akan terus bergerak untuk hadir ke setiap pelosok wilayahdi Jawa Barat, tapi ke provinsi lainnya.Heru menegaskan, untuk memperkuat cluster petani urban di daerah sendiri sebelum ke kabupaten dan Provinsi lainnya agar program ketahanan pangan bisa lebih cepat penetrasinya ke masyarakat.
"Pemerintah melalui kementerian terkait, kementerian pedesaan dan kementerian di bawah koordinasi dari Menko pangan bisa membantu memberikan penguatan pada suksesnya program ketahanan pangan dan swasembada pangan yang dicanangkan Pemerintahan Prabowo-Gibran," tutupnya.
Sudah Dilakukan
Sementara itu, Anggota Masyarakat petani urban Raya Indonesia, Muhamad Mukhlas mengaku sudah 9 tahun memanfaatkan lahan sempit di perumahan Bima Indah dengan menami cabe, tomat, jahe, singkong dan kolam ikan yang hasilnya dipergunakan sendiri dan tetangga dilingkungannya.
"Selama ini hasil dari pertanian urban d dinikmati oleh lingkungan, cabedilingkungan tidak diperjualbelikan, kami bagikan ke tetangga untuk dinikmati bersama-sama," ujarnya.
Mukhlas berharap apa yang dilakukannya bisa ditiru dan disebarluaskan pada masyarakat lainnya sehingga lahan-lahan sempit yang tidak produktif di lingkungan masing-masing dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri.
"Program swasembada pangan bisa dicapai jika pemerintahan dan masyarakatnya saling bahu-membahu menjaga kelestarian lingkungan masyarakat urban dan pedesaan," singkatnya.
Dukungan  DPR
Swaaambada pangan Prabowo-Gibran juga mendapatkan perhatian serius cdariboara wakil rakyat di Parlemen. Melalui Komisi IV DPR RI menyatakan dukungannya terhadap rencana pemerintah memberikan insentif sebesar Rp10 juta per bulan untuk petani milenial sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong minat generasi muda dalam sektor pertanian.
Ketua Komisi IV DPR, Siti Hediati Hariyadi Soeharto atau yang akrab disapa Titiek Soeharto, menyebut bahwa insentif ini sangat dibutuhkan guna menarik minat anak-anak muda untuk terjun ke dunia pertanian.