pangan menjadi salah satu isu dunia yang sedang diperbincangkan. Nasional Interest atau kepentingan nasional menjadi prioritas utama. Presiden Prabowo menyampaikan bahwa dalam situasi krisis global,dan konflik geopolitik tidak menentu, Indonesia akan mengutamakan kepentingan domestiknya. Konflik
 Untuk itu, Indonesia harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan nasional secara mandiri.Presiden Paslon 02 tersebut  menyatakan komitmen Indonesia menuju swasembada pangan dan energi sebagai langkah utama guna menghadapi tantangan global yang makin kompleks. Komitmen tersebut disampaikan pada pidato pertamanya usai Pengucapan Sumpah sebagai Presiden Republik Indonesia di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD, Jakarta, pada Minggu, 20 Oktober 2024.
Program ketahanan pangan dan swasembada pangan pemerintahan Prabowo-Gibran bisa memberdayakan Masyarakat petani Urban dan Desa Indonesia.
Program ketahanan pangan nasional tersebut harus berkolaborasi dengan masyarakat atau kelompok yang sebenarnya mereka sudah berdiri sendiri namun secara ekonomis belum melakukan pemberdayaan secara modern.
Hal tersebut disampaikan Inisiator Masyarakat Petani Urban Desa Indonesia (MPUDI), Heru Subagia ditemui di area pertanian urban milik Muhamad Mukhlas Kalikoa, Kedawung Cirebon, Rabu (6/11).
Heru mengatakan lahan-lahan sempit bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian yang bisa ditanami pohon-pohon produktif, peternakan ayam kampung, kolam ikan lele dan sebagainya.
Bantuan Pemerintah
Dok. Pribadi
Menurutnya, pemerintah melalui Kementerian atau dinas terkait di bawah Kementerian Koordinator Pangan (Zulkifli Hasan) bisa memberdayakan masyarakat petani urban dengan cara membantu memberikan benih ikan atau bibit-bibit tanaman yang produktif."Salah satu program yang ingin kami kembangkan secara komprehensif dari hulu sampai dengan hilir oleh masyarakat petani urban memberikan solusi kemerdekaan sosial ekonomi baik secara individu, komunitas untuk ketahanan pangan bangsa," ujarnya.
Dari Cirebon Untuk Indonesia
Dok. Pribadi. Sistem Tumpang Sari, antara lahan pertanian terbatas dan peternakan sempit.Â
Heru memastikan, masyarakat petani urban raya Indonesia tidak hanya berfokus di wilayah Kabupaten Cirebon tapi akan terus bergerak untuk hadir ke setiap pelosok wilayahdi Jawa Barat, tapi ke provinsi lainnya.Heru menegaskan, untuk memperkuat cluster petani urban di daerah sendiri sebelum ke kabupaten dan Provinsi lainnya agar program ketahanan pangan bisa lebih cepat penetrasinya ke masyarakat.
"Pemerintah melalui kementerian terkait, kementerian pedesaan dan kementerian di bawah koordinasi dari Menko pangan bisa membantu memberikan penguatan pada suksesnya program ketahanan pangan dan swasembada pangan yang dicanangkan Pemerintahan Prabowo-Gibran," tutupnya.
Sudah Dilakukan
Sementara itu, Anggota Masyarakat petani urban Raya Indonesia, Muhamad Mukhlas mengaku sudah 9 tahun memanfaatkan lahan sempit di perumahan Bima Indah dengan menami cabe, tomat, jahe, singkong dan kolam ikan yang hasilnya dipergunakan sendiri dan tetangga dilingkungannya.
"Selama ini hasil dari pertanian urban d dinikmati oleh lingkungan, cabedilingkungan tidak diperjualbelikan, kami bagikan ke tetangga untuk dinikmati bersama-sama," ujarnya.
Mukhlas berharap apa yang dilakukannya bisa ditiru dan disebarluaskan pada masyarakat lainnya sehingga lahan-lahan sempit yang tidak produktif di lingkungan masing-masing dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri.
"Program swasembada pangan bisa dicapai jika pemerintahan dan masyarakatnya saling bahu-membahu menjaga kelestarian lingkungan masyarakat urban dan pedesaan," singkatnya.
Dukungan  DPR
Swaaambada pangan Prabowo-Gibran juga mendapatkan perhatian serius cdariboara wakil rakyat di Parlemen. Melalui Komisi IV DPR RI menyatakan dukungannya terhadap rencana pemerintah memberikan insentif sebesar Rp10 juta per bulan untuk petani milenial sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong minat generasi muda dalam sektor pertanian.
Ketua Komisi IV DPR, Siti Hediati Hariyadi Soeharto atau yang akrab disapa Titiek Soeharto, menyebut bahwa insentif ini sangat dibutuhkan guna menarik minat anak-anak muda untuk terjun ke dunia pertanian.
"Saya rasa kami mendukung ya, bagus kalau itu. Karena kan milenial ini kalau nggak dikasih insentif mungkin susah bergeraknya,".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H