"Beberapa kemungkinan atau potensi yang cukup kuat Itu KIM Plus mungkin akan bertarung dengan PDI Perjuangan. Misalnya di Sumatera Utara, kemudian di Jawa Tengah, Bali, dan Sulawesi Utara," kata Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Arya Fernandes di kawasan Gambir, Jakarta, Kamis kemarin.
Arya menjelaskan bahwa pertarungan KIM Plus dengan PDI Perjuangan itu dapat terjadi karena terdapat daerah-daerah yang basis utama pemilihnya memilih PDI Perjuangan.
Terlebih, kata dia, PDI Perjuangan juga bisa mencalonkan pasangan kepala daerah karena sudah memenuhi persyaratan perolehan kursi Pemilu 2024 sebanyak 20 persen, seperti di Jateng.
Berdasarkan data yang dihimpun CSIS, untuk Pilkada Jateng membutuhkan 24 kursi di DPRD Provinsi berdasarkan hasil Pemilu 2024. Adapun PDI Perjuangan memperoleh 33 kursi.
Untuk Pilkada Jatim dan Jabar membutuhkan 24 kursi juga. Pada Pemilu 2024, PDI Perjuangan meraih 21 kursi di Jatim dan 17 kursi di Jabar.
PDI-P Dikucilkan
Kekuatan dan pengaruh invisible hand ( hantu politik) telah membuka mata dan telingga bagi parpol yang sudah berdiri lama, kokok dan terorganisir. Dalam kenyataan, manuver,trik dan strateginya dapat menjebol dan menguasai lawannya. Kaum invisible hand berhasil membuat peta politik nasional berantakan dan bagi yang belum diambil alih, partai tersebut agar lebih hati-hati dan waspada.
Dalam politik pemenangan kepala daerah ( Pilkada) Strategi untuk melumpuhkan dan mengambil kekuatan, invisible hand memakai dua cara. Membagi dan membangun Koalisi secara utuh dan memakan calon pasangan dan partai pengusung tidak berkutik. Mereka kehilangan kendali karena permainan politik sudah jatuh di tangan musuh. Mereka akhirnya tidak punya kendaraan politik karena tidak penuhi parlement threshold untuk mengusung paslonnya.
Politik itu adalah permaian adu trik dan stategi. Dalam hal ini, invisible hand berhasil menguasai acara dan tema permainan sehingga lawan tersungkur, jatuh tidak berdaya. Partai politik yang sedang mengalami kondisi terjepit dan sulit adalah PDI-P. Pada awalnya publik tidak akan percaya jika PDI-P akhirnya kewalahan dan juga kegelisahan yang akut. PDI-P menjadi partai pecundang dan tukang mengeluh.
Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menilai partainya ditelikung dan ditinggalkan sendirian pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.
Hal itu disampaikan Megawati saat memberikan arahan kepada kadernya dan bakal calon kepala daerah jelang Pilkada Serentak 2024 di DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/8/2024).
 "Lucu juga deh kalau lihat sekarang pilkada nih. Yang ini enggak boleh sama yang itu, yang ini enggak boleh sama yang itu. Dibuatlah apa namanya ini sekarang aku sampai dengar lihatin aja, saya suka ngomong pada diri sendiri kasihan deh PDI Perjuangan dikunkung, ditelikung, ditinggal sendirian," katanya.