Mohon tunggu...
Mas Heru
Mas Heru Mohon Tunggu... Wiraswasta - Swasta

Menikmati jadi diriku sendiri

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menilik Kegagalan PAN Pertahanan Spirit dan Nilai Reformasi

16 Agustus 2024   15:35 Diperbarui: 16 Agustus 2024   16:59 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sementara Prabowo dianggap Zulkifli Hasan sebagai kawan setia dan juga dianggapnya sebagai satu perjuangan dalam eksistensi dan juga perjuangan politik nasional. Karenanya Zulkifli Hasan sedikit pun tidak ada curiga atas kepercayaan Pranowo dibandingkan dengan Jokowi.

Prabowo sebagai presiden terpilih dalam pilpres 2024, tentunya memiliki saham maksimal. Baik dalam pemerintahan dan juga konstelasi politik nasional. Zulkifli Hasan memastikan jika PAN dan para menteri yang akan dipilih adalah sahabat loyal dan tidak mungkin melakuan sabotase dan pembangkangan. Secara politik, Zulkifli jauh lebih diuntungkan berjabat erat dengan kubu Prabowow daripada harus bersentuhan dan satu barusan dengan kubu Gibran Rakabumi  Raka sebagai wakil presiden.

Bisa jadi PAN akan menjadikan dirinya sebagai wasit, penengah atau mediator di antara kubu Prabowo dan kubu Gibran. Jika benar Golkar dan pengaruhnya jatuh di kubu Jokowi tentunya secara langsung akan ancanman baru bagi kubu Prabowo dan juga merubah peta kekuatan Koalisi Indonesia Maju sebagai Koalisi pengusung Pilpres 2024.

Pihak yang diuntungkan adalah PAN sebagai bagian parpol yang bisa menyodok dan melekatkan dua kepentingan kubu Prabowo dan Gibran. Itulah mengapa Zulkifli Hasan memberikan panggung khusus bagi Prabowo dan juga Jokowi. Menangkap dan merangkai berbagai kepentingan politik untuk stabilitas Koalisi dan juga menaikan bargaining politik.

Yang tidak kalah penting, porsi kekuatan PAN menjadi kuat dan karenanya secara langsung melindungi kepentingan politik internal dan juga keamanan pos-pos jabatan dan juga post jabatan sebagai ketua partai.

Kewenangan  Absolute

Paling ditakuti bagi elite politik melakukan perlawanan dengan Zulkifli Hasan ketika saat ini sedang berlangsung penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran. Diperkirakan sedikitnya PAN akan mendapat jatah selevel Menteri 4-5 post, jabatan Wamen, Komisaris, Duta Besar dan berbagai Direktur berbagai berbagai BUMN dan Lembaga Tinggi Negara lainnya. Salah satu penting adalah penentuan bagi-bagi jabatan ada di tangan Ketum Partai Zulkifli Hasan.

Dengan kekuatan penuh kewenangan tersebut Ketum Partai mempunyai privilege khusus membagi dan menentukan siapa yang bakal ditunjuk menjadi menteri, wakil menteri, duta besar dan jabatan-jabtan publik yang tersebar di mana -mana.

Tentu, semua elite partai menginginkan sebuah jabatan sebagai bagian hadiah prestasi politik, jabatan dari bentuk loyalitas dan juga jabatan sebagai tutup mulut. Diprediksi amat sedikit sekali atau mungkin bahkan tidak akan ada elite politik yang berani melawan, membangkang atau sekedar mengkritik.

Dapat dikatakan jika keseluruhan entitas partai ludes dibantai oleh pragmatis atau karena urusan perut. Pada akhirnya Kongres adalah kedaulatan kader-kader partai justru menjadi sandera politik bagi elite PAN.

Berujung minimnya aktualisasi politik bagi kader untuk bergejolak, berjuang dan juga memperebutkan kursi ketua umum. Penonton juga bakal kecewa karena Kongres PAN hanya dijadikan legitimasi sepihak dan untuk menyenangkan penguasa lama dan baru ( Jokowi dan Prabowo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun