Juga dengan hitungan minggu venue pertandingan SEA Games 2011 lagi-lagi di Palembang, dapat rampung digunakan.
Jawa Timur dengan Surabaya nya dua kali lebih besar daripada Palembang dan Sumatera Selatan dalam hal ukuran kota, kemajuan infrastruktur pendukung (Airport, jalur KA ke Jakarta,pelabuhan laut kelas internasional, dan jika jadi akan ada monorel dan trem Surabaya di tahun 2019), kekuatan perekonomian, dan Surabaya dua tahun terakhir ini banjir penghargaan kebersihan dan keindahan tata kota dari lembaga-lembaga internasional.
Sedang marak di mata wisatawan internasional pamor "kebersihan" jajaran Pemkot pimpinan bu Tri Rismaharini serta julukan Surabaya sebagai "Little Singapore".
Masa kalah dari Palembang?
Hanya insan olahraga dan Pemerintah Indonesia yang akan mampu menjawabnya.
Apa harus diganti dengan Kalimantan Timur?
Yang telah lengkap juga infrastruktur pendukungnya. Dari Samarinda, Balikpapan, hingga kota kecil Tenggarong di Kutai Kartanegara memiliki fasilitas stadion olahraga sekelas SEA Games.
Airport Balikpapan kini mungkin merupakan salah satu dari 20 bandara teramai dan terbaik di Asia Tenggara. Belum lagi jika Bandara baru Samarinda rampung tahun 2015.
Sementara Rusia sedang merintis pembangunan jalur KA di Kaltim. Belum lagi jika benar rampung rencana pembangunan monorel di Balikpapan.
Jadi Bu Rita Subowo tidak salah. Beliau bukannya tidak nasionalis.
Namun kita memang harus satu jalan satu kesepakatan jika ingin Indonesia sukses menjadi tuan rumah Asian Games 2019. Jika gagal, maka nama Indonesia harus dilupakan sebagai calon tuan rumah Piala Dunia...tahun berapa pun....wong mengurus Asian Games saja gak becus.