Mohon tunggu...
Heru Santoso
Heru Santoso Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Olahraga Kreatif, Inovatif, dan Semangat Belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi - Modul 3.1

29 April 2023   19:52 Diperbarui: 29 April 2023   19:54 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sebelum masuk ke inti materi, izinkan saya berpantun

Suara gendang bertalu-talu

Aku di sini menunggu kamu

Ayo sahabat menuntut ilmu

Niscaya engkau Bahagia selalu

Menuntut ilmu tidak lepas dari kata belajar dan mengajar. Sejatinya seorang pengajar semestinya terlebih dahulu melewati masa belajar. Dengan belajar mendapatkan ilmu dan ilmu itu diajarkan kepada yang lainnya. Tentunya ilmu yang dimaksud di sini adalah ilmu yang memberikan manfaat dan dapat dipertanggungjawabkan.            Menurut Bob Talbert "Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best" yang artinya mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik. Maksud dari kutipan tersebut adalah sebagai pendidik hendaknya lebih memperhatikan manfaat dari materi yang diajarkan dan tidak selalu tentang berhitung, namun ada hal yang lebih berharga untuk diajarkan kepada mereka. Sesuatu yang sangat berharga bagi mereka adalah budi pekerti yang meliputi olah cipta (pikiran), rasa (hati) dan karsa (kemauan). Terbentuknya budi pekerti dipengaruhi oleh hal yang dipelajarinya, sehingga sebagai pendidik harus tepat dalam mengambil keputusan untuk pelajaran bagi mereka. Pengambilan keputusan yang dilakukan berlandaskan atas tiga prinsip penyelesaian dilema, yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) ataukah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan hendaknya berpihak kepada murid dengan tujuan agar mereka memiliki keselamatan dan kebahagiaan sesuai dengan kodrat yang mereka miliki.

Menurut Georg Wilhelm Friedrich Hegel "Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis". Hubungan dengan proses pembelajaran dalam mengambil keputusan adalah seorang pemimpin pembelajaran diharapkan mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan sehingga berpengaruh terhadap budi pekerti peserta didik dan membentuk suatu kepribadian yang baik.

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin

Pratap Triloka adalah filosofi yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara.yang berisi tiga semboyan yaitu ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Semboyan tersebut memiliki arti di depan memberi teladan, di tengah memberi motivasi dan di belakang memberikan dukungan. Kaitannya dengan penerapan pengembilan keputusan sebagai seorang pemimpin adalah keputusan yang diambil memang mencerminkan seorang pemimpin itu sendiri yang lebih mementingkan peserta didiknya daripada dirinya sendiri. Tentunya keputusan tersebut diambil dengan melihat 4 paradigma, 3 prinsip-prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengujian untuk menguji pengambilan keputusan. Keputusan yang telah dibuat juga dapat memberikan semangat atau dukungan untuk melangkah ke depan bagi peserta didik.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun