Mohon tunggu...
Heru Ardiansyah
Heru Ardiansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Uin Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Hoby penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam dan Mengapa Orientalis Ingin Menghancurkannya dari Dalam

21 Desember 2022   22:29 Diperbarui: 21 Desember 2022   22:33 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Orentalisme yang kita ketahui merupakan ilmu timur atau ilmu yang berhubung dengan dunia timur. Dengan makna umum orientalis sering di gunakan oleh orang barat untuk mengkaji ilmu timur. Kemudian orientalisme juga merupakan suatu permasalahan yang muncul seiring perkembangan filosofi, ekonomi, bahkan politik.

Munculnya orientalisme berawal dari adanya perperangan antara dunia barat dan dunia timur, dan pereperangan tersebut di masa pemerintahan Nuruddin Zanki dan Salahuddin Al-Ayyubi. Penyebab terjadinya perang di sebabkan karna adanya pergesekan politik dan agama antara Keristen barat di palestina dan Islam, di mana pergesekan tersebut karna didasari oleh banyaknya perbedaan-perbedaan yang ada di dalam hal ideologi maupun keagamaan.

Nah, perperangan ini terus terjadi sampai kepada generasi selanjutnya dengan berbalik arah kekalahan dan kemenanganya. Sehingga, menyebabkan sarjana barat tidak menerima atas kekalahan tersebut.

Tokoh barat ini ingin menghancurkan islam dari dalam, tidak dari segi perperangan. Namun, tokoh barat ini menghancurkan Islam juga dari segi ideologi dengan kajian-kajianya terhadap topik keislaman. Misi orientalis ini untuk meragukan autentitas al-Qur'an dan hadis untuk menemukan sisi ketidak kotentikanya. Akan tetapi orientalis ini selalu gagal untuk menjadikan umat Islam ragu atas keotentikan al-Qur'an. Kemudian orientalis mencoba beralih untuk mengkaji hadis dengan tujuan maksud yang sama.

Ada beberapa fase yang sangat perlu kita ketahui dalam sejarah perkembanga orientalis seperti: Orientalis di fase pertama, dimana di fase ini timbul pada abad ke 16, dimana orientalisme ini bisa disebut sebagai gerakan anti Islam. Terjadinya perang salib telah memicu Eropa Kristen memberi motivasi anti Islam, karena menganggap agama Islam adalah agama teroris atau perusak.

Sekitar abad ke-17 yaitu di fase kedua merupakan fase terpenting orientalis karna hal ini bersamaan dengan gerakan yang berbarengan dengan modernisasi barat. Dan di masa ini raja-raja serta ratu-ratu di eropa itu telah mendukung pengumpulan data berkaitan dengan ketimuran. Nah, walaupun oranga barat ini sangat memerlukan Islam, tetapi perseteruan masih tetap membara.

Dalam masa ini juga banyak diterbitkan atau di munculkan buku-buku yang berisi mengenai hujatan terhadap Islam ketimbang mendidskripsikan Islam secara faktual.

Kemudian juga ada salah satu tokoh orientalis pada tahun 1679 M. Ia menulis sejarah hidup nabi Muhammad SAW dengan tujuan ingin membuktikan bahwa nabi muhammad penipu serta bisa mengelabui orang, dari sini kita kita memahami bahwa pada fase ini juga merupakan fase anti Islam.

Masuknya pada fase ketiga yang terjadi pada abad ke-19. Di masa ini orientalisme sangat penting bagi umat Islam. Karena dalam fase ini, barat telah menguasai sebagian dari negara Islam baik dari aspek politik, militer, kultural dan ekonomi. Kemudian orientalis ini memberikan kontribusi berupa karya ilmiah dalam bidang studi Islam.

Atas berdirinya kajian-kajiaan keislaman, sehingga kajian orientalis mengalami dinamika yang cukup signifikan di saat itu, yakni dari fase caci maki menjadi kajian yang obyektif serta ilmiah walaupun tidak lepas dari kepentingan dari adanya kesalahan.

Sebenarnya mereka pada abad pertengahan hanya memperoleh informasi yang kurang komprehensif terhadap nabi Muhammad SAW. sehingga karya mereka bersifat negative dan subyektif. Namun sebenarnya pada zaman ini, para orientalis di anggap mempunyai pengetahuan keislaman relatif lebih banyak. Dan di anatara mereka masih banyak yang memiliki sikap negatif dengan pendekatan akademis.

Masuknya fase ke empat, dimana fase ini muncul ketika terjadinya perang dunia ke II yang terjadi di Amerika, dan pada saat itu posisi umat Islam telah menjadi sebuah obyek kajian yang sangat menarik sebagai kajian ilmiah. Dan di saat itu pula kajian Islam bukan sekedar untuk kepentingan akademi, namun juga digunakan untuk kepentingan program kebijakan politik dan ekonomi.

Di fase inilah orientalisme mengalami perubahan dari sentimen keagamaan secara vulgar menjadi sangat lembut. Dan adanya perubahan di fase ini dengan ada buktinya aorang-orang Barat atau non Muslim ini telah merubah sikapnya dan akhlaknya menjadi lemah lembut terhadap umat Muslim. Kemudian mereka telah menerima adanya wahyu yang merupakan gamabaran umum dari profil nabi Muhammad SAW.

Hal inilah yang meneyebabkan sikap ini terlihat jelas subyektif, yang awalnya mereka manuduh dan merendahkan nabi Muhammad SAW, kemudian mereka malah merubah sikap mereka dengan lemah lembut terhadap umat muslim. Dengan ini kita melihat kajian mereka jelas tidak obyek yang tidak bisa dilihat kebenaranya secara ilmiah.

Nah, dari sini kita melihat bahwa orientalisme yang kita kenal pada saat zaman modern ini, merupakan gambaran tradisi ilmiah yang berkaitan dengan Islam, hal ini berdasarkan dari perspektif dan pengalaman barat yang yang disebabkan motif dan misi kristenisasi, namun hal itu tidak kelihataan karna di beri penutup berupa pendekatan intelektual dan akademik.

Perlu kita ketahui bahwa di samping itu mereka juga tidak dapat ditutup-tutupi karna mereka itu menggunakan pendekatan tersendiri dengan lebih mengedepankan kelompok yang kurang terkenal di kepermukaan. Dan kajian orientalis ini juga tidak semua kajianya itu mencakup keseluruhan dalam bidang ilmu Islam.

Dengan kita mengetahui sikap Orientalis terhadap mat Islam, sikap kita juga tidak harus dilakukan melalui cara cara emosional, karna sesungguhnya wajah orientalis tidaklah satu, namun ada beragam-ragam. Dan sikap yang dibutuhkan adalah saling terbuka dan saling memahami, sehingga akan munculnya kesaling pahaman anatara dua entitas tanpa harus melakukan perselisihan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun