Mohon tunggu...
Heru Wahyudi
Heru Wahyudi Mohon Tunggu... Dosen - Lecture

Musafir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peringatan Hardiknas, Bangun Generasi Pemberdaya

2 Mei 2024   11:31 Diperbarui: 2 Mei 2024   19:13 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa dibekali pendidikan kritis dan kreatif (Foto : https://asset.kompas.com/)

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap tanggal 2 Mei, merupakan hari yang sangat berarti bagi Indonesia.

Tanggal ini tak hanya sekedar peringatan, melainkan juga detik-detik untuk merenung dan mengimplementasikan kemajuan pendidikan di Indonesia. 

Maka, Hardiknas menjadi simbol dalam memperingati lahirnya semangat kebangkitan pendidikan di Indonesia. Harapannya dapat mendorong kemajuan bangsa dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Ki Hajar Dewantara, lahir pada 2 Mei 1889, dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Beliau merupakan sosok yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan Indonesia. Dengan filosofi pendidikannya yang terkenal: "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani". 

Filosofi ini mengajarkan tentang peran pendidik sebagai pemberi contoh, pencipta inisiatif, dan pemberi dorongan kepada peserta didik. 

Ki Hajar Dewantara juga founder Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan yang memberi kesempatan kepada penduduk pribumi untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan bangsawan.

Pendidikan memang pegang peran yang penting dalam memajukan bangsa. Dari pendidikan yang berkualitas, menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul, yang nantinya akan meningkatkan kualitas bangsa dan membawa kemajuan bagi pendidikan itu sendiri. 

Peringatan Hardiknas, kita diingatkan perihal bermaknanya gotong royong dalam mewujudkan cita-cita pendidikan yang membebaskan dan kritis.

Maka, pendidikan yang kritis dan pembebasan merupakan dua aspek penting yang harus terus diperjuangkan. Konsep pendidikan menurut Paulo Freire, yang menekankan pada berpikir kritis dan kesadaran kritis, dapat menjadi inspirasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. 

Pendidikan mestinya menjadi alat untuk mengatasi ketidakadilan sosial, kemiskinan, dan penindasan, serta menjadi proses pembebasan manusia.

Manfaat Pendidikan Pembebasan

Pendidikan pembebasan yakni sebuah konsep yang mengutamakan kebebasan dalam proses belajar mengajar. Konsep ini menekankan pada pendidikan sebagai alat untuk memanusiakan manusia, bukan sekadar menimbun pengetahuan. 

Pasalnya, pendidikan pembebasan muncul sebagai kritik terhadap pendidikan tradisional yang sering disebut sebagai pendidikan gaya bank, di mana siswa hanya dijadikan sebagai objek yang pasif, (P. Freire, 1965). Konsep ini sangat relevan dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia yang menginginkan masyarakat yang merdeka, berdaulat, dan berkeadilan sosial.

Nah, pendidikan pembebasan memiliki tujuan utama untuk membebaskan individu dari belenggu penindasan dan ketidakadilan. Hal ini sejalan dengan pemikiran Paulo Freire yang menekankan pentingnya pendidikan dalam membebaskan pikiran dan jiwa manusia. Dengan pendidikan yang membebaskan, seseorang dapat mengenali dan melawan segala bentuk penindasan yang ada di masyarakat.

Salah satu manfaat penting lainnya yakni meningkatkan kesadaran kritis dan kemampuan berpikir mandiri. Pendidikan yang membebaskan mendorong siswa untuk berpikir secara kritis dan mandiri, tak hanya menerima informasi secara pasif. Jadi, ini membantu siswa untuk menjadi pemikir inovatif dan solutif terhadap masalah-masalah yang ada.

Pendidikan pembebasan juga tujuannya untuk membangun masyarakat yang demokratis dan partisipatif. Dengan pendidikan yang membebaskan, masyarakat diajak untuk aktif berpartisipasi dalam proses demokrasi dan pembangunan bangsa. Hal ini menciptakan masyarakat yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara sosial dan politik.

Terakhir, pendidikan pembebasan mendorong terjadinya perubahan sosial yang positif. Pendidikan yang membebaskan tak hanya mengubah individu, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Alhasil, dari pendidikan yang berkualitas, masyarakat dapat bergerak menuju perubahan sosial yang lebih adil dan berkelanjutan.

Pendidikan pembebasan, yang diilhami oleh pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Paulo Freire, menawarkan banyak manfaat yang dapat membantu mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia, (Wardhana dkk, 2012). 

Lewat pendidikan yang membebaskan, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil, kritis, dan mandiri, yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan penuh percaya diri dan kreativitas.

Manfaat Pendidikan Kritis

Pendidikan kritis adalah pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan reflektif pada individu. Dalam era globalisasi, pendidikan kritis menjadi sangat penting karena mampu membekali individu dengan kemampuan untuk menganalisis dan menilai berbagai informasi yang datang dari seluruh penjuru dunia. 

Pendidikan kritis membantu individu untuk tidak hanya menjadi konsumen informasi yang pasif, tetapi juga menjadi partisipan aktif yang mampu berpikir secara mandiri dan membuat keputusan tepat dalam situasi yang kompleks.

Salah satu manfaat utama dari pendidikan kritis yakni peningkatan kemampuan untuk menganalisis informasi dan berpikir logis. Hal ini memungkinkan individu untuk memilah informasi yang akurat dan yang hoax, serta membuat pendapat yang logis dan berbasis bukti.

Pendidikan kritis juga membentuk individu yang berani mempertanyakan status quo. Nah, ini  berarti bahwa individu tidak hanya menerima keadaan yang ada sebagai sesuatu yang tidak bisa diubah, tetapi mereka didorong untuk memikirkan cara-cara untuk membuat perubahan yang positif dan konstruktif.

Lewat berpikir kritis, individu didorong untuk berinovasi dan berkreasi. Pendidikan kritis membuka pikiran untuk melihat kemungkinan-kemungkinan baru dan menciptakan solusi yang belum pernah ada sebelumnya, bahkan dalam situasi yang senantiasa berubah.

Akhirnya, pendidikan kritis mempersiapkan individu untuk menghadapi tantangan masa depan. Dalam dunia yang tak pasti dan berubah cepat, kemampuan untuk beradaptasi dan menyelesaikan masalah secara kreatif adalah keterampilan yang sangat berharga.

Pendidikan kritis adalah resep untuk membentuk individu yang tidak hanya cerdas dan terampil, tapi juga tangguh dan adaptif. Dari kemampuan untuk berpikir secara kritis, individu dapat berperan pada masyarakat dalam menghadapi tantangan global dengan percaya diri sesuai dengan skillnya.

Tantangan dan Solusi

Indonesia, sebagai negara yang berjuang untuk meningkatkan kualitas dan akses pendidikan, menghadapi beberapa tantangan dalam menerapkan pendidikan pembebasan dan kritis. Pendidikan pembebasan dan kritis merupakan konsep yang sangat penting dalam membentuk karakter bangsa dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah keterbatasan anggaran pendidikan. Pendidikan di Indonesia masih menghadapi keterbatasan anggaran, terutama dalam pendidikan tinggi. Hal ini berdampak pada akses yang masih terbatas dan kualitas pendidikan tinggi yang belum sepenuhnya terjamin.

Selain itu, Indonesia juga menghadapi tantangan kurangnya akses pendidikan. Pendidikan di Indonesia masih belum merata, terutama di wilayah-wilayah dengan tingkat sumber daya manusia yang rendah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya akses terhadap pendidikan dan kurangnya media pembelajaran yang memadai.

Tantangan lainnya adalah keterbatasan kualitas pendidikan. Meskipun telah ada peningkatan, pendidikan di Indonesia masih menghadapi keterbatasan dalam hal kualitas, terutama dalam keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Kurangnya penggunaan teknologi pendidikan yang lebih canggih dan kurangnya pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kreatif di kalangan guru dan siswa menjadi faktor penyebabnya, (Suriani dkk, 2023).

Selanjutnya, keterbatasan kebebasan berpendapat juga merupakan tantangan yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan pembebasan dan kritis. Kebebasan berpendapat di Indonesia masih terbatas, terutama dalam hal kritik terhadap pemerintah dan sistem pendidikan. Tindakan represif terhadap pengkritik  menjadi hal yang menyebabkan keterbatasan ini.

Dalam usaha meningkatkan kualitas dan akses pendidikan di Indonesia, terdapat beberapa solusi yang dapat dilakukan. Pertama, pemerintah dan masyarakat perlu meningkatkan kualitas dan akses pendidikan bagi semua kalangan, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki tingkat sumber daya manusia yang rendah. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan anggaran pendidikan, meningkatkan kualitas tenaga pendidik, dan memperbaiki sistem pendidikan yang belum memadai.

Selain itu, pendidikan di Indonesia perlu membantu siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif di kalangan guru dan siswa. Penggunaan teknologi pendidikan yang lebih canggih dan pengembangan program-program pendidikan yang lebih fleksibel juga dapat membantu dalam membangun budaya berpikir kritis dan kreatif.

Selain solusi tersebut, memberikan ruang bagi individu untuk menyuarakan pendapat dan kritik juga penting. Pemerintah dan masyarakat perlu memberikan ruang bagi individu untuk menyuarakan pendapat dan kritik mereka, terutama dalam hal kritik terhadap pemerintah dan sistem pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuka pintu untuk menyampaikan pendapat maupun kritik dan menghormati kebebasan berpendapat.

Dalam rangka meningkatkan kualitas dan akses pendidikan di Indonesia, perlu dilakukan reformasi pendidikan yang lebih luas. Reformasi pendidikan ini dapat dilakukan dengan memperbaiki kurikulum, menyesuaikan sistem pendidikan dengan berbasis wirausaha sosial disamping tuntutan pasar kerja, meningkatkan kualitas tenaga pendidik, dan memperkenalkan teknologi pendidikan yang lebih canggih. Dengan demikian, pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih baik dan membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Semua solusi ini perlu didukung oleh kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk menciptakan perubahan yang berarti dalam sistem pendidikan di Indonesia.

Pendidikan Pembebasan dan Kritis dalam Membangun Bangsa yang Maju dan Sejahtera

Pendidikan pembebasan dan kritis memiliki peran yang sangat penting dalam membangun bangsa yang maju dan sejahtera. Pendidikan pembebasan dan kritis tidak hanya berarti terlepas dari ikatan penjajah dan kolonialisme, tetapi juga berarti memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri sendiri dan menjadi bangsa yang mandiri dan berdaya guna. Pendidikan pembebasan dan kritis membebaskan individu dan masyarakat, serta mendorong siswa untuk menjadi aktor yang aktif dalam masyarakat.

Paulo Freire, seorang ilmuwan pendidikan, menawarkan konsep pendidikan yang sangat relevan dalam pendidikan pembebasan dan kritis. Konsep ini menekankan pada pembebasan pendidikan di sekolah dan masyarakat, serta pentingnya pendidikan yang kritis dan berani mempertanyakan.

Ki Hajar Dewantara, seorang pendidik Indonesia, juga menawarkan konsep pendidikan yang relevan pada pendidikan pembebasan dan kritis. Ki Hajar Dewantara berfokus pada pentingnya pendidikan yang membebaskan dan membangun individu yang mandiri dan berdaya guna.

Pendidikan Islam juga menawarkan konsep pendidikan yang relevan dalam pendidikan pembebasan dan kritis. Pendidikan Islam menekankan pada pentingnya pendidikan yang membebaskan dan mendorong siswa untuk menjadi aktor yang aktif dalam masyarakat, (A. S. Robikhah, 2018).

Maka, dapat disimpulkan bahwa pendidikan pembebasan dan kritis sangat penting dalam membangun bangsa yang maju dan sejahtera. 

Untuk mewujudkannya, para siswa perlu mengikuti diskusi dan seminar tentang pendidikan, wirausaha sosial, politik dan advokasi dengan menjadi relawan di organisasi yang bergerak di bidang-bidang tersebut.

Mendorong anak-anak untuk belajar kritis dan berani mempertanyakan. Dengan demikian, kita semua dapat menjadi aktor yang aktif dalam masyarakat dan membangun bangsa yang maju dan sejahtera. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun