Pendidikan kritis membantu individu untuk tidak hanya menjadi konsumen informasi yang pasif, tetapi juga menjadi partisipan aktif yang mampu berpikir secara mandiri dan membuat keputusan tepat dalam situasi yang kompleks.
Salah satu manfaat utama dari pendidikan kritis yakni peningkatan kemampuan untuk menganalisis informasi dan berpikir logis. Hal ini memungkinkan individu untuk memilah informasi yang akurat dan yang hoax, serta membuat pendapat yang logis dan berbasis bukti.
Pendidikan kritis juga membentuk individu yang berani mempertanyakan status quo. Nah, ini  berarti bahwa individu tidak hanya menerima keadaan yang ada sebagai sesuatu yang tidak bisa diubah, tetapi mereka didorong untuk memikirkan cara-cara untuk membuat perubahan yang positif dan konstruktif.
Lewat berpikir kritis, individu didorong untuk berinovasi dan berkreasi. Pendidikan kritis membuka pikiran untuk melihat kemungkinan-kemungkinan baru dan menciptakan solusi yang belum pernah ada sebelumnya, bahkan dalam situasi yang senantiasa berubah.
Akhirnya, pendidikan kritis mempersiapkan individu untuk menghadapi tantangan masa depan. Dalam dunia yang tak pasti dan berubah cepat, kemampuan untuk beradaptasi dan menyelesaikan masalah secara kreatif adalah keterampilan yang sangat berharga.
Pendidikan kritis adalah resep untuk membentuk individu yang tidak hanya cerdas dan terampil, tapi juga tangguh dan adaptif. Dari kemampuan untuk berpikir secara kritis, individu dapat berperan pada masyarakat dalam menghadapi tantangan global dengan percaya diri sesuai dengan skillnya.
Tantangan dan Solusi
Indonesia, sebagai negara yang berjuang untuk meningkatkan kualitas dan akses pendidikan, menghadapi beberapa tantangan dalam menerapkan pendidikan pembebasan dan kritis. Pendidikan pembebasan dan kritis merupakan konsep yang sangat penting dalam membentuk karakter bangsa dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah keterbatasan anggaran pendidikan. Pendidikan di Indonesia masih menghadapi keterbatasan anggaran, terutama dalam pendidikan tinggi. Hal ini berdampak pada akses yang masih terbatas dan kualitas pendidikan tinggi yang belum sepenuhnya terjamin.
Selain itu, Indonesia juga menghadapi tantangan kurangnya akses pendidikan. Pendidikan di Indonesia masih belum merata, terutama di wilayah-wilayah dengan tingkat sumber daya manusia yang rendah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya akses terhadap pendidikan dan kurangnya media pembelajaran yang memadai.
Tantangan lainnya adalah keterbatasan kualitas pendidikan. Meskipun telah ada peningkatan, pendidikan di Indonesia masih menghadapi keterbatasan dalam hal kualitas, terutama dalam keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Kurangnya penggunaan teknologi pendidikan yang lebih canggih dan kurangnya pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kreatif di kalangan guru dan siswa menjadi faktor penyebabnya, (Suriani dkk, 2023).