Kepergiannya meninggalkan duka mendalam. Namun, warisannya takkan sirna. Karya-karyanya akan terus dikaji, dipelajari, dan dinikmati, menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran bagi generasi penerus. Joko Pinurbo tak hanya penyair, ia adalah guru, kritikus, dan pemikir yang tak tergantikan.
Dari keunikan karyanya, ada pula kritik yang menyertainya. Sebagian menganggap karyanya terlalu rumit dan sulit dipahami, sementara yang lain mempertanyakan maknanya yang ambigu.Â
Kendati, kritik ini tak mengurangi nilai dan pengaruhnya. Justru, kritik ini menjadi bukti bahwa karyanya mampu menggugah pemikiran dan memancing diskusi, memicu perdebatan dan pertukaran ide.
Joko Pinurbo berpulang, namun jejaknya akan selalu abadi. Karyanya adalah cerminan realitas, kritik sosial yang tajam, dan sekaligus ungkapan rasa cinta terhadap bahasa dan budaya Indonesia.Â
Ia telah mewarnai dunia sastra Indonesia dengan corak yang khas dan tak terlupakan. Selamat jalan, Pak Jokpin. Karyamu akan selalu dikenang dan dihargai. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H