Untuk mengurangi perilaku negatif dan mempertahankan reputasi destinasi pariwisata, maka perlu kebijakan yang ketat dan sosialisasi yang tepat sasaran. Anggiat Napitupulu, kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Bali, meminta pemerintah daerah membuat buku pedoman tentang hal-hal yang tidak boleh dilakukan turis di Bali.Â
Hal ini membuktikan pentingnya pendidikan dan sosialisasi untuk memastikan bahwa turis memahami dan menghormati adat dan norma lokal.
Menarik Turis Asing Berkualitas
Untuk menarik lebih banyak turis asing berkualitas yang berkontribusi positif terhadap destinasi pariwisata, strategi pemasaran dan promosi yang lebih fokus pada turis asing berkualitas menjadi prioritas.Â
Pahamnya kebutuhan dan pilihan turis asing, destinasi pariwisata dapat menyesuaikan pendekatan pengunjung untuk menarik turis yang tidak hanya berkontribusi ekonomi, tetapi juga mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup bagi penduduk lokal.
Pengembangan produk pariwisata yang mencakup pengalaman unik, berkelanjutan, dan berkesan sosial adalah cara pertama dalam menarik turis asing berkualitas.Â
Melibatkan pengembangan program yang mempromosikan kearifan lokal, inovasi dalam pengalaman wisata, dan inisiatif yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif pariwisata.Â
Contohnya, program-program yang mempromosikan penggunaan energi terbarukan, pengelolaan limbah yang berkelanjutan, dan pendidikan lingkungan untuk turis.
Pemasaran digital dan media sosial menjadi alat yang sangat efektif untuk menjangkau dan menarik turis asing berkualitas. Dengan memanfaatkan platform-platform ini, destinasi pariwisata dapat menampilkan keunikan dan kekhasannya, serta menyediakan informasi yang mendalam tentang pengalaman yang ditawarkan.Â
Ini termasuk penggunaan hashtag khusus, kolaborasi dengan influencer, dan kampanye yang berfokus pada nilai-nilai berkelanjutan dan kearifan lokal.
Partnership dengan destinasi pariwisata lokal dapat membantu dalam menarik turis asing berkualitas dengan menawarkan pengalaman yang unik dan orisinil.Â