Untuk mengurangi dampak buruk ini, perketatan izin masuk menjadi solusi yang penting. Dengan memastikan bahwa hanya turis asing berkualitas yang memiliki tujuan wisata yang sah dan berkualitas yang diberikan akses ke destinasi, kita semua dapat mengurangi dampak negatif dari perilaku turis asing.Â
Pastinya tak hanya membantu dalam menjaga kualitas hidup bagi penduduk lokal, tetapi juga dalam menjaga reputasi destinasi pariwisata sebagai tempat yang aman dan menyenangkan untuk wisatawan.
Studi Kasus
Studi kasus tentang deportasi turis asing yang melanggar hukum atau adat lokal menunjukkan bagaimana perilaku negatif dapat mempengaruhi persepsi turis asing terhadap destinasi tersebut.Â
Dari memahami beberapa kasus tersebut, kita bisa melihat bagaimana tindakan tegas dari pemerintah dan komunitas lokal dapat membantu dalam menjaga reputasi destinasi pariwisata.
Salah satu kasus yang menarik perhatian adalah deportasi Luiza Kosykh, seorang warga negara Rusia, oleh pemerintah Indonesia. Luiza ditemukan berfoto tanpa busana di pohon suci berusia 700 tahun di Pura Babakan, Tabanan, yang tersebar luas di media sosial.Â
Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Bali, Anggiat Napitupulu, menegaskan bahwa Bali tidak menolak turis asing selama mereka menghormati adat istiadat dan norma yang ada di Bali. Tindakan tegas ini semoga jadi pelajaran bagi turis yang datang ke Bali.
Kasus seperti ini tidak hanya mempengaruhi persepsi lokal mengenai turis asing, tetapi juga mempengaruhi persepsi turis asing terhadap destinasi tersebut. Ketidakpuasan atas perilaku negatif dari sejumlah turis asing bisa menyebabkan dampak buruk pada reputasi destinasi pariwisata.Â
Sebagai contoh, kebijakan yang kurang tepat dalam menarik wisatawan dapat menghadirkan berbagai dampak, termasuk menurunkan kualitas layanan dan produk pariwisata.
Pariwisata berkualitas, yang mencakup perilaku bertanggung jawab dari turis, menjadi solusi untuk mengurangi perilaku negatif dan mempertahankan kepercayaan wisatawan internasional.Â
Pakar strategi pariwisata, Taufan Rahmadi, menekankan pentingnya "responsible traveller", yaitu wisatawan yang bertanggung jawab dalam mematuhi semua aturan, tata tertib, kearifan lokal, dan peraturan pemerintah tempat mereka berkunjung, dari lansiran voaindonesia.com (17/04/2023) .