Mohon tunggu...
Heru Wahyudi
Heru Wahyudi Mohon Tunggu... Dosen - Lecture

Musafir

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Tren Penurunan Daya Beli Masyarakat 2023 dalam Perspektif Kebijakan Publik

13 Agustus 2023   13:50 Diperbarui: 19 Agustus 2023   09:30 3062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Pedagang melayani pembeli di Pasar Tebet | KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO 

Dari hal ini, KPBU menegaskan bahwa kebijakan publik memiliki kapasitas untuk mengatasi tantangan dari ketidakpastian situasi ekonomi global, sambil juga memperkuat sektor publik,  (kpbu.kemenkeu.go.id).

Kita juga perlu mengingat bahwa kebijakan publik mampu memberikan efek terhadap faktor-faktor yang memengaruhi daya beli masyarakat. Salah satu contohnya adalah dampak kebijakan fiskal yang terarah, yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Bahkan Bank Indonesia menegaskan bahwa strategi ekonomi keuangan yang bijak juga berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan daya beli masyarakat.

Untuk mengatasi tantangan menurunnya daya beli masyarakat, pemerintah punya peran penting dalam mengambil langkah-langkah sesuai sasaran. 

Beberapa kebijakan yang berhubungan meliputi upaya dalam menciptakan lapangan kerja yang produktif, menjamin kepastian Tunjangan Hari Raya (THR), merumuskan kebijakan fiskal yang efektif, serta menjalankan strategi ekonomi keuangan yang cerdas.

Pilihan kebijakan yang tepat sasaran, semoga  masalah penurunan daya beli masyarakat dapat diatasi dengan efektif, sambil juga membantu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih dinamis.

Kebijakan Publik yang Dapat Meningkatkan Daya Beli Masyarakat


Peningkatan daya beli masyarakat dapat diperkuat melalui pelaksanaan kebijakan publik yang berfokus pada beberapa aspek strategis. Salah satunya adalah melalui penciptaan lapangan kerja yang produktif dan berkelanjutan.

Dengan mengadopsi pendekatan padat karya, pemerintah tidak hanya mengatasi pengangguran, tetapi juga menggerakkan roda perekonomian dengan lebih dinamis. Seperti yang dikemukakan oleh Khodijah Ishak (2019), rendahnya tingkat pengangguran meredam daya beli masyarakat dan menghambat aktivitas ekonomi secara keseluruhan.

Tak hanya itu, menangani inflasi juga menjadi pilar penting dalam mengokohkan daya beli. Upaya meredam inflasi tidak hanya berdampak pada stabilitas harga, tetapi juga memungkinkan masyarakat memiliki daya beli yang lebih kokoh. Tindakan nyata dalam mengurangi tekanan inflasi perlu diambil, sehingga masyarakat dapat membeli barang dan jasa dengan harga yang lebih terjangkau.

Selain itu, perhatian terhadap kesejahteraan sosial dapat menjadi kunci dalam mengangkat daya beli masyarakat. Melalui program-program sosial yang terencana dengan baik, seperti bantuan sosial dan akses pelayanan kesehatan yang merata, pemerintah dapat secara langsung meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan-kebijakan ini tidak hanya memberikan dukungan finansial, tetapi juga menciptakan landasan yang kuat bagi masyarakat untuk berkontribusi lebih besar dalam perekonomian.

Sebagai contoh inspiratif, kita dapat melihat penerapan kebijakan di berbagai negara. Amerika Serikat, misalnya, telah sukses menjalankan program stimulus ekonomi yang efektif selama masa pandemi COVID-19. Strategi ini membantu masyarakat mempertahankan daya beli mereka dalam situasi sulit, sekaligus memberikan dorongan bagi perekonomian nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun